5

601 82 5
                                    

Saat mereka menuju ke ruang tengah dengan Hyunjin yang di pampa Seungmin, benar saja! nampak sosok Sieun yang tengah duduk selenderan di sofa ruang tengah sembari memainkan ponselnya. Mengisi kebosanan mungkin.

Hyunjin dan Seungmin kemudian menghampirinya, Sieun yang sepertinya sadar kehadiran keduanya lantas membenarkan posisi duduknya.

"Lah lu udah bangun Mble?" Tanya Sieun dengan nada menyebalkannya.

Benar-benar membuat Hyunjin ingin menabok wanita itu menggunakan teflon yang biasanya digunakan Seungmin untuk menggoreng telur. Tuhan kenapa kau ciptakan spesies perempuan modelan gini? Sumpek bumi jadinya.

"Lu bisa lihat sendiri? gue udah bisa jalan terus berdiri dihadapan lo ini hah? dan kenapa lo disini?" celetuk Hyunjin, membuat Seungmin lantas menepuk pelan lengan suaminya itu.

"Sayang! Dia yang nolongin kamu juga!" tegur Seungmin pada Suaminya itu.

Sieun memutar kedua bola matanya, dan lantas menatap jengah kearah Pemuda bermarga Hwang itu.

"Iyalah memble! kalau gue gak disini, siapa yang nolong Seungmin bawa lu sampai sini hah?! Setan? Yang ada lo bukannya dibawa balik kerumah, udah di culik ke asalnya noh, di Neraka." celetuk Sieun.

'Ini ya si manusia memble! Kalau gue gak inget dia suami mantan gue, dan gak ada Seungmin disini. Udah gue jadiin uke kedua gue lo!' Sieun mencoba bersabar, dalam hatimencoba maklum dengan sifat menyebalkan suami si mantan.

"Oh iya, aku tinggal dulu sebentar ya. Lupa mau buatin minum buat Sieun." Seru Seungmin seraya beranjak menuju ke pantry dapurnya berada.

"Aduh ngerepotin banget Min." Ujar Sieun tak enak hati.

Seungmin menggeleng, dan kembali ke tujuannya, dapur.

"Halah! sok jaim banget lo, bilang aja lo seneng merasa diperhatiin sama bini gue kan?" ledek Hyunjin seperti tau apa maksud Wanita Dominant tersebut.

Sieun terkekeh ia naik turunkan alisnya menggoda Hyunjin.

"Tau aja lu mble." jawabnya dengan nada mengejek, tangan usil nya bahkan menoel dagu Hyunjin.

Tuhan apa dia kau ciptakan dari serpihan setan?

"Sialan lu mak lampir!" balas Hyunjin.

Beberapa detik, keduanya nampak saling diam-diaman, tak ada yang ingin memulai percakapan lebih dulu. Seolah tak ada topik pembicaraan kembali.

"Oh iya Jin." Sieun yang pertama memecah keheningan antara keduanya langsung membuka suara.

Hyunjin berdehem kemudian menoleh kearahnya, dan memberi gestur seolah mengatakan 'ada apa?'

" Gue mau bilang sesuatu." Sieun secara tiba-tiba mendekat ke telinga Hyunjin dan mulai berbisik.

"Hasil pemeriksaan yang gue kasih ke Seungmin tadi palsu, gue aslinya gak mau bohong, cuma gue ga tega lihat dia sedih. Jadi, soal hasil tes lu.... Ini gua bawain sendiri. Nih gua kasiin sekarang ya." lanjutnya.

Dia mengeluarkan sebuah amplop yang mirip seperti yang di berikan Seungmin tadi, yang langsung di ulurkan pada Hyunjin.

Hyunjin menatap amplop cokelat itu dengan tatapan yang sulit tuk diartikan. Ini hasil pemeriksaan dirinya?!

Dengan tangan gemetar, diterimanya amplop tersebut, lalu segera ia dekap dalam pangkuannya.

"Gue kasih tau nih ya, jangan sampai Seungmin tau soal masalah ini, lu ngerti kan.... Konsekuensi nya kalo sampai dia tahu?" Ujar Dokter Wanita itu, yang membuat Hyunjin menganggukkan kepala ngerih.

Baarmoeder (SeungJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang