7

548 82 3
                                    

Lee Samator hotel bintang lima milik Lee Samator Groub yang memang bergerak di perhotelan dan kuliner.

Selain hotel mewah yang classy dengan fasilitas menakjubkan yang cocok untuk menjadi sarana liburan kaum borjuis, Lee Samator juga memiliki restoran, bakeri bahkan juga Mall.

Hampir tiap hotel Lee Samator berdekatan dengan Mall, Bakery, atau restoran mereka, bahkan di tiap cabang hotel selalu ada ruang untuk restoran mereka yang terkenal dengan menu western dan oriental nya.

Dan ada cabang terbesar Lee Samator yang menyatukan antara hotel mall, bakery dan restoran mereka di kota tempat Hyunjin tinggal, bukan kota besar tapi kota memang tapi inilah kota wisata sekaligus kota kelahiran duo Lee bersaudara sepasang sepupu yang mendirikan Lee Samator.

Lee Felix sang pemegang Hotel dan bakery serta Lee Minho sang pemegang Mall dan Restoran.  Keduanya adalah teman Hyunjin itu sebabnya sangat mudah untuk reservasi dalam hitungan detik di restoran hotel yang bahkan presiden pun perlu waktu reservasi sehari sebelum hari H untuk bisa menikmati hidangan di sini.

Dan disinilah dia, di ruang VIP restoran, dengan setelan kerjanya.  Sengaja agar Seungmin tak curiga saat ia bilang ingin rapat dengan Client. Awalnya bahkan dia hendak memesan ruang VVIP untuk semakin mendukung aktingnya jika tidak ingat ruangan itu sedang Full.

Sieun sendiri lengkap dengan seragam dokternya. Berjalan dengan gontai menghampiri Hyunjin di ruang VIP itu.

"Ada apa lu manggil gua malam malam begini Hah? Cepet lu bilang ada perlu apa Uke. Gua laper, Gua belum makan malam. Dan Gua kangen Changbin!" Serunya kesal.

Hyunjin mengernyit tak suka di bilang Uke. Tapi dia tidak berani berdebat dengan Sieun saat kondisi nya sedang seperti ini. Bisa bisa gadis itu melakukan hal yang tidak tidak karena kesal.

"Begini..... Sieun. Apa menurut lu, gua harus jujur ke Seungmin secepatnya?" Serunya dengan wajah murung.

"Kalau lu siap sama segala resikonya. Mending secepatnya itu lebih baik daripada dia tau lebih dulu dan lu gak bisa ngadepin situasi dadakan itu, bakal ada ledakan masalah, situasi kalian bakal runyam. Lebih baik persiapkan diri dari sekarang, kasi tau secepatnya agar lu siap buat ngehadapi reaksinya nanti. Mending lu yg ngomong dulu daripada dia tau sendiri, dia bakal merasa di bodohin." Seru Sieun berusaha sebijak mungkin.

Karena dia tahu Hwang bodoh di depan nya ini sangat butuh pencerahan. Hyunjin sedang kalut.

"Tapi gua takut dia nolak kenyataan ini. Gua takut dia ceraiin gua. Dan lagi...." Seru Hyunjin terpotong dia tak tau bagaimana mengatakan nya.

"Hemm?" Sieun menunggu lanjutan kata kata Hyunjin.

"Gua gak sanggup bilang, kalau gua punya rahim. Gua gak bisa
nurunin ego gua dan gua gak mau tukar posisi, gua malu bilangnya." Seru Hyunjin terus terang.

"Ya kalau begitu sembunyiin terus itu fakta sampe mampus. Bilang mesin USG eror atau tiap kalian nyoba program bayi tabung atau sejenisnya bilang kalau hasilnya gagal. Lebih baik adopsi atau sebagainya." Serobot Sieun.

"Tapi Seungmin benar benar pengen anak. Dia senang banget pas pemeriksaan nunjukin hasil dirinya subur dan berkemungkinan memiliki anak. Gua gak tega bilang kalau dia gak punya rahim.

Tapi gua ego bilang ke dia kalau yang punya rahim itu sebenarnya gua . Tapi gua pengen dia bahagia Eun. Apalagi dia pengen gendong anak secepatnya. Kasi gua pencerahan!"  Mohon Hyunjin.

"Lakuin apapun. Adopsi atau metode ibu pengganti. Asal jangan tawarin operasi tanam rahim ke orang yang gak memiliki kelebihan kromosom X. Itu bisa berakibat sangat fatal." Saran Sieun.

Baarmoeder (SeungJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang