9

624 82 20
                                    

Kata kata yang diucapkan oleh Sieun, bagai pasukan lebah yang terus berdengung di kepala nya, enggan menghilang.

Apa yang harus ia lakukan selanjutnya? tak mungkin kan jika ia melakukan 'itu' pada seungmin.

Ia masih belum percaya, bagaimana bisa pria manis sepolos Seungmin bisa menjadi dominan seperti apa yang dikatakan oleh si Sieun?

Ah dia gak percaya!

Namun, dalam hati Hyunjin juga begitu penasaran, rasa keponya mengalahkan egonya, apakah ia harus mencoba mbuktikan nya.

Apa yang dikatakan oleh Sieun benar atau tidak, iya! ia harus membuktikan nya.

pagi ini, di meja makan Hyunjin nampak sibuk berkutat dengan pikirannya, dan tak menyadari kehadiran seungmin yang tengah menyiapkan sarapan pagi di seberang meja nya.

Seungmin yang menyadari suaminya itu nampak diam, seperti tengah memikirkan sesuatu, lantas berdehem.

"Ekhem, sayang kamu kenapa? kok pagi-pagi ngalamun aja." tanya Seungmin.

Hyunjin begitu mendengar suara sang istri, sontak tersentak pelan dan menoleh kearah seungmin yang tengah menatap nya.

Ia menggeleng pelan dengan seulas senyuman.

"Gak papa kok sayang, gak perlu khawatir ." ujarnya.

Seungmin menghela nafas nya kemudian mengangguk, ia lantas menarik kursi di samping nya dan duduk, memulai sarapan pagi mereka. Tak lupa ia mengambilkan nasi dan lauk pauk ke piring suaminya dulu.

Hyunjin yang masih berpikir, diam-diam menatap kearah istrinya itu.

'Gak mungkin kan, bini gue bisa jadi seme. Cowo semanis dia jadi seme? apa si Sieun gak salah ngomong? tapi gak mungkin juga dia bohong, orang dia mantan Seungmin dulu, jadi tau dong. Tapi, masa iya gue nanti harus jadi uke sih! gak lucu sumpah. Ntar kayak di sinetron dong! Uke ku berganti jadi seme ku.'

Hyunjin meringis, memikirkan semua kemungkinan yang ada, bahkan ia pun terus menggelengkan kepala, merasa ada yang tak beres dalam kepala nya.

Seungmin yang menyadari gelagat sang suami, apalagi Hyunjin yang masih menatap dirinya dengan pandangan yang 'aneh' lantas mengerutkan dahi.

"Sayang, kenapa? ada yang salah? kamu kok ngelihatin akunya kayak gitu?" tanya Seungmin.

Sontak membuat Hyunjin terkaget dan menatap kearahnya, kemudian kembali menggeleng.

"Ah, gapapa. Cuma lagi mikirin kerjaan dikantor." dusta nya.

"yang bener?" ujar seungmin masih tak yakin.

Hyunjin mengangguk berulang kali.

"iya bener sayangku, cintaku." yakinnya, membuat seungmin mau tak mau percaya.

Kemudian, mereka kembali melanjutkan sarapan pagi mereka dengan tenang.
.
.
.

Di ruang kerja nya pun, Hyunjin merasa kepalanya hampir pecah.

Mengapa tidak? yang satu dia masih kepikiran tentang seungmin, yang satunya lagi kerjaannya yang makin numpuk.

Ini si Jeongin tega bener ngasih kerjaan setumpuk kayak gunung begini, membuat tubuhnya makin letih saja.

Ia menghela nafas berat, bahkan menaruh kepalanya diatas meja berisi dokumen-dokumen itu. Berat.....

*Tok.. Tok.. Tok..*

Begitu mendengar suara ketukan pintu, Hyunjin segera menegakkan tubuhnya dan berseru lantang.

"Masuk aja!!" serunya dengan nada yang cukup tinggi. Capek.

Baarmoeder (SeungJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang