8 : Masalah Pertama Selesai

56 15 5
                                    

Playlist: Tsuki no Ookisa - Nogizaka46

Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pair :
KuraSaku & SasufemNaru
Akai Ito
By: ChoiNis


Bab 8: Masalah Pertama Selesai

Naruto menuruni tangga hendak kembali ke gazebo saat sebuah suara berat memanggilnya. "Saki, bisa ikut aku." Sasori berdiri di ujung tangga bawah dengan koran hari ini di tangannya. Naruto melotot melihatnya. 'Jangan bilang skandal itu, kenapa Sasuke tak membungkam media! Benar, sejak awal dia tak pernah bilang akan menangani masalah itu!' Dengan enggan Naruto mengikuti kakak Sakura sekaligus suami Kyubi, yang artinya Adik iparnya menuju ruang kerjanya, beberapa hari di rumah ini membuat Naruto sedikit paham akan letak-letak ruangan penting di sini.

Naruto belum pernah masuk ke ruang kerja pempimpin keluarga, dia sedikit terpukau dengan keeleganan isi ruangan seperti karakter sang empunya. Dengan dekorasi lambang keluarga, lambang Kerajaan Konoha, foto-foto pemimpin keluarga terdahulu beserta keluarga, dan aksesoris senjata entah itu palsu atau asli tapi benar-benar terlihat nyata. Di sisi-sisi ruangan terdapat rak buku yang Naruto terka sebagai dokumen penting karena tak disimpan di perpustakaan rumah. Di sebrang pintu masuk tepat Naruto berdiri terdapat meja dan kursi yang pastinya milik si kepala keluarga, sedangkan di tengah ruangan terdapat meja persegi panjang dengan sofa di kedua sisinya. Dari pada di kursi kebesarannya Sasori memilih duduk di sofa dengan satu kaki dipangku. "Kenapa berdiri saja, duduklah!" Naruto berdehem menghilangkan keterpuakauannya sebelum memilih duduk di sebrang Sasori. "Tuangkan teh untuk Sakura," kata Sasori pada pelayannya. Sebuah botol wine di tuang pada gelas dengan kaki tinggi, Naruto meneguk ludah saat cairan anggur merah itu meluncur dengan mulus ke gelas itu.

"A-aku juga mau!" seru Naruto pandanganya tak lepas dari minuman itu, membuat pelayan berhenti. "Wine itu! Aku juga mau!" Tunjuk Naruto pada gelas kini matanya berbinar pada Sasori.

"Apa? Tidak!" Sasori menggeleng keras. Ada apa dengan adiknya ini, sudah tahu kesehatannya mudah terganggu tapi ingin minum alkohol. "Teh saja!"

"Aku mau itu!"

"Tidak!"

"Pelit!"

"Cerewet! Tidak perlu minum kalau begitu!" Sasori memberi tanda agar pelayannya meninggalkan mereka. "Aku mengajakmu kesini untuk berbicara mengenai ini bukan berdepat karena hal sepele." Earl muda itu melempar koran ke atas meja lalu memijat dahinya yang belakangan ini dibuat pusing oleh adiknya. "Sejak kemarin aku ingin bertanya tentang ini tapi tak ada waktu karena pekerjaanku." Naruto merengut, cepat atau lambat dia harus menghadapi pertanyaan keluarga Sakura mengenai ini. "Apa yang mau kau lakukan tentang ini?" tanya Sasori mengabaikan ekspresi Sakura yang lebih beragam belakangan ini dengan penyebab yang sepele. "Aku sudah memperingatkanmu sejak awal, apa kau tetap mau bertahan?"

Naruto memutar otak mencari jawaban sesuai yang mungkin Sakura berikan dalam situasi ini. 'Jujur sajalah. Karena pertunangan mereka pun ke depannya akan berakhir.' Akhirnya Naruto mengangguk mantap, yakin akan jawaban yang akan di berikannya. "Tolong batalkan pertunangan ini!"

"Eh? Sa-Saki. Bu-bukan maksudku begitu. Kau tidak perlu marah karena aku selalu menjelekan Uchiha itu!" Naruto bingung melihat reaksi Sasori. Tapi menilik dari sifatnya yang sedikit posesif pada sang adik dan kalimat-kalimat sebelumnya. Naruto berhasil menangkap situasi, jika Sasori sebenarnya juga tak menyukai Sasuke yang menjadi tunangan adiknya. Adik iparnya itu berusaha membuka mata Sakura dengan keburukan Sasuke, tapi sepertinya Sakura masih buta. Lalu saat tiba-tiba Naruto mengatakan ingin membatalkan pertunangan ini tentu membuat Sasori kaget dan beranggapan jika adiknya itu marah padanya-karena selalu mengungkit kejelekan Sasuke-dengan mengatakan hal yang selama ini Sasori inginkan. "A-aku tak bermaksud. Sungguh-maksudku-"

Akai ItoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang