"Eh sorry mas gak sengaja, gue kira kagak ada orang tadi," papar Irene dengan ekspresi setengah takut.
"Gak apa, santai aja," balas pria itu singkat.
"Bentar keknya mas ini yang kemarin nolongin....."
Belum sempat Irene melanjutkan perkataan itu, kating tersebut langsung memotong dengan jawaban singkatnya.
"Iya, yang kemarin di taman."
"Oh i-iya mas makasih, btw namanya siapa ya? Kemarin kita gak sempet kenalan," tanya Irene ragu-ragu.
"Afan."
"Oh mas Afan, salam kenal mas saya Irene."
"Iya, lagi cari apa kamu?"
"Cari jurnal nih buat iku lomba essay."
"Mau aku bantu gak? Dulu aku pernah juara 1 lomba essay soalnya, itu kalau kamu bersedia buat kubantu."
"Ehmm kalau gak keberatan gak apa-apa, ini aku juga baru pertama kali mau nyoba ikut lomba sih."
"Oke, nanti kamu kira-kira selesai kelas jam berapa?"
"Jam 3 sore kayaknya."
"Yaudah ntar sama aku aja pulangnya, terus nanti langsung ke perpus kota buat nyari jurnal."
"Oke mas Afan."
Irene yang tak percaya dengan apa yang terjadi barusan, ia langsung mematung. Ia tak menyangka bahwa mas-mas yang pernah menolongnya ternyata cukup pintar dan mau membantunya untuk lomba essay.
"Wushhh gilakk jantung gue, ganteng banget njai. Ini kenapa tiba-tiba ada bumbu kagum gitu yak. Oh mungkin karena tuh mas-mas ganteng+pinter kalik, tapi baik bener yak. Ah udah deh gatau yang penting ada yang ngebantuin nyusun essay." Batin Irene sambil merapikan beberapa jurnal di rak buku.
***
Sesuai dengan apa yang sudah Irene dan Afan rencanakan pada saat pertemuan kedua mereka di perpustakaan kampus. Akhirnya sepulang dari kampus, mereka berdua menuju ke perpustakaan kota untuk mengerjakan essay. Tentunya Irene sudah meminta pamit pada kedua orang tuanya, ia juga sudah pamit pada 2 sahabat karibnya. Namun, Irene tidak memberi tau bahwa ia akan pergi bersama kating yang mereka bicarakan ketika di kantin tadi.
"Eh aku manggil kamu apa ya enaknya? Kakak? Mas? Atau apa?" tanya Irene di tengah perjalanan menuju ke perpustakaan kota.
"Mas aja boleh."
"Oke deh."
Pukul 23.59 nanti malam, merupakan deadline lomba essay, tapi tidak masalah karena masih banyak waktu untuk mengerjakannya. Apalagi kating yang mengaku pernah ikut lomba dan menjadi juara membantu Irene dengan cuma-cuma.
"Mas nanti judul essaynya apa nih enaknya? Aku udah nemu beberapa judul sih yang pas sama tema."
"Coba deh sebutin judul yang sudah kamu dapatin."
Irene pun menyebutkan judul-judul tersebut satu-persatu. Jika dihitung ada sekitar 6 judul yang sudah Irene pikirkan. Afan mulai berpikir judul apa yang paling pas dengan tema kali ini. Setelah berfikir sekitar 5 menit, akhirnya Afan menentukan judul yang dipakai adalah "Pengaruh wabah covid-19 terhadap mutu pendidikan dan moral generasi penerus bangsa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung Hitam [On Going]
Roman d'amour[Penuh Dengan Plot Twist] "Aku layaknya bunga dandelion yang tertiup angin musim semi, tatkala harus mencari rumah baru untuk tinggal." *** Menceritakan tentang perjalanan kehidupan Irene yang penuh dengan lika-liku. Bahagia yang ia bayangkan hanyal...