( 𝟶,𝟻 )

1.9K 253 11
                                    


Jam dinding yang berdenting panjang menandakan waktu telah memasuki tengah malam. Dan diwaktu itu juga, Nathan masih terjaga bersama insomnia yang dideritanya.

Puluhan kali ia coba untuk memejamkan mata──berusaha memasuki alam mimpi untuk beristirahat seusai kesibukan hari, namun hasilnya sama sekali tidak memuaskan. Begitu pula dengan berpindah-pindah posisi rebahan, mulai dari terlentang, menyamping, tengkurap, hingga melenting. Bukannya terlelap nyenyak, yang ada badannya pegal-pegal karena kerap kali berpindah posisi. Nathan jadi serba salah, seperti lagunya Raisa Andriana. bercanda~

Lampu kamar yang dibiarkan menyala terang benderang menemani keheningan Nathan di tengah malam, manik hazel gelapnya memandang kosong langit-langit kamar dengan pikiran melanglang buana. Sekedar memberitahu──Nathan benci kegelapan, sebab itulah lampu kamarnya selalu menyala baik saat siang maupun malam.

Helaan nafas pendek keluar dari mulutnya, rasanya sangat tidak nyaman harus terjaga disaat orang lain terlelap dengan damai.

"Ck! kok nggak bisa tidur sih!? apa harus minum obat tidur dulu? yakali....." dumelnya sebal.

Ia bangkit dari posisi rebahannya, kini memilih duduk bersandar pada headboard kasur sembari memejamkan matanya yang bandel diajak kompromi.

"Nichole udah tidur belum ya?"

"Ah, periksa aja deh"

Lantas putra sulung Andreas itu beranjak dari kasurnya dan melangkahkan kaki menuju pintu berwarna putih yang menjadi penghubung antara kamarnya dengan kamar sang adik. Ngomong-ngomong, pintu tersebut sengaja didesain khusus oleh ayahnya agar mudah mendatangi satu sama lain tanpa keluar kamar terlebih dahulu. Applause untuk Ayah!!

Kenop pintu yang tidak pernah dikunci itu Nathan buka secara perlahan hingga menimbulkan suara deritan pelan, dan───

"Lho, adek? belum tidur?" tanyanya ketika melihat adik kembarnya masih terjaga.

Nichole yang sedang melamun pastinya terperanjat kaget dan langsung terduduk dari posisi rebahannya karena kedatangan kakak kembarnya yang terkesan tiba-tiba.

"Anj— eh, Nathan? belum tidur juga?"

Anggukan pelan Nathan lakukan, "Nggak bisa, insom kambuh" ucapnya. Nichole mengangguk paham, kemudian sedikit menggeser tubuhnya ke sisi kasur demi memberi ruang untuk sang kakak.

Nathan menaiki kasur Nichole, kemudian duduk di samping adiknya dengan posisi bersila seraya menopang dagu. "Kenapa belum tidur? ada yang dipikirin?" tanyanya menatap dalam iris sang adik.

Gelengan ringan menjadi respon Nichole, "Eung...... nggak ada, emang belum mau tidur aja" jawabnya.

"Dah, sekarang tidur. Udah malem ini, besok masih sekolah" titah Nathan.

"Nope. Kalau lo nggak tidur, gue juga nggak tidur. We're twins, harus solid lah brader"

"Dih! bisaan banget"

Bungsu keluarga Andreas itu terkekeh kecil, "Yaudah sih, sama-sama nggak bisa tidur ini. Eh! deep talk skuy, siapa tau bikin ngantuk gitu" ajaknya tiba-tiba.

"Deep talk? tumben" ledek Nathan menggoda adik kembarnya.

"Ayolah~ supaya ngantuk nih" rengek Nichole memaksa.

"Iya iya, ngomongin apa nih? deep talk kan harus ada aura aura sendunya"

"......nggak tau, Nathan ada topik?"

Pundak yang mengendik adalah jawaban dari Nathan, keduanya lantas terdiam. Hening mengisi perannya, sunyi dan senyap mendominasi suasana kamar Nichole. Deru nafas teratur milik satu sama lain terdengar jelas, begitu juga dengan deru pelan mesin pendingin ruangan yang dalam mode fan. Kondisi tersebut bertahan cukup lama, hingga akhirnya───

patibrata.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang