Nathan keluar dari kamar mandi ruang rawat dengan setelan santai yang melekat di tubuh atletisnya. Sebuah handuk kecil putih menggantung apik di lehernya, sesekali tangannya mengusak rambutnya yang masih agak basah menggunakan handuk kecil yang ada di lehernya itu. Ia baru selesai mandi, ngomong-ngomong."Wow, bayinya Aunty udah seger nih~" Rose berceletuk, menjurus pada melontar godaan jahil pada Nathan. Yang digoda sebatas tersenyum jenaka dengan mata yang mengerling sesaat.
Cukup meladeni sang aunty, kini manik hazel gelapnya mengedar pandangan demi mencari eksistensi yang dirasa hilang.
"Aunty, Ayah mana? perasaan tadi sebelum Nathan masuk kamar mandi Ayah masih ada" tentu saja Nathan bertanya demikian saat tak menemukan keberadaan Joshua. Padahal jelas sekali, sebelum masuk kamar mandi ia melihat sosok ayahnya itu khusyuk menikmati coffee cup dan roti selai kemasan. Entah perasaanya atau bagaimana, akhir-akhir ini sang ayah begitu sibuk mengurusi pekerjaannya.
Rose tidak langsung menjawab, wanita itu memilih meregangkan tubuhnya lebih dulu. "Ayah kamu dapet telepon buat diminta ke kantor pas pagi-pagi gini, as always untuk yang kesekian kalinya. Akhir-akhir ini Ayah kamu sibuk banget, Nathan harus ngertiin ya" balasan atas pertanyaan yang diselipkan nasihat halus menjadi respon darinya.
Anggukan paham Nathan berikan, "Iya, Aunty......"
"Oh iya, sebelum pergi Ayah kamu tadi nitip sesuatu ke Aunty. Katanya buat kamu, diliat gih" ucap Rose sembari menunjuk ke meja ruang rawat.
Mendengar itu, Nathan pun segera menujukan atensinya pada meja. Di atas meja terdapat banyak barang-barang yang berserakan, namun dari banyaknya benda pandangannya justru terkunci pada sebuah kotak kecil berwarna biru langit. Dirasa itu lah dimaksudkan oleh Rose, lantas Nathan mendekati meja dan mengambil kotak kecil tersebut.
"Yang kotak biru ini, Aunty?"
"Iya, yang itu"
Nathan pun langsung membuka kotaknya, dan matanya reflek mengerjap pelan saat melihat isi kotak tersebut. Didalam kotak, terdapat sebatang dark chocolate kesukaan Nathan beserta selembar kertas yang dilipat rapi. Diantara dua benda yang ada, Nathan lebih tertarik pada lipatan kertas, maka dari itu dark chocolate-nya ia singkirkan dan memilih untuk membuka lipatan kertas terlebih dulu.
Siapa yang tau jika lipatan kertas itu berisi surat dari Joshua?
Nathan membaca setiap kata yang tertutup, sesekali ia akan tersenyum tipis ketika ada yang dirasanya lucu.
"Ih senyum-senyum sendiri, apaan sih isinya?" Rose berceletuk, lalu mendekati Nathan yang masih memegangi kertas untuk ikut membaca surat tersebut.
Karena Rose mendekat, buru-buru Nathan menyudahi kegiatan membacanya dan langsung melipat kembali kertas tersebut.
"Lho lho, kok dilipat? Aunty penasaran~" rengek Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
patibrata.
FanfictionPatibrata ; dalam bahasa Sansekerta berarti sehidup semati. © 2021