FK | 1

61.1K 4.4K 436
                                    

🍂🍂🍂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍂🍂🍂

Seorang laki-laki berusia 24 tahun sedang mempersiapkan dirinya untuk wisuda kedua kalinya hari ini. Dia adalah Faiz Kazeem, yang memilih melanjutkan Program Studi Magister Managemen telah menyelesaikan tugasnya dengan baik di salah satu universitas terbaik di Indonesia yaitu, Institut Teknologi Bandung.

Sesuai dengan kota yang ia tinggal dari kecil sampai sekarang, Bandung tetap menjadi kota dengan sejuta kenangan selama ini. Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Faiz dan Namira, si kembar yang selalu bersama hanya saja mereka memilih program studi yang berbeda. Yang nantinya nama Faiz mendapatkan gelar 'M.M' dan Namira mendapatkan gelar 'M.Pd.'

Tanpa mengurangi rasa sayang dan bangga kepada anak-anaknya, Hanum dan suaminya memilih untuk menemani si kembar bersama-sama dengan Rey dan Kiana juga. Keluarga lengkap mereka yang damai dan rukun terkadang membuat beberapa orang iri, bahkan mencoba mengganggu hubungan keluarga mereka. Namun kuatnya tali kekeluargaan merekalah yang tidak bisa diganggu oleh orang lain.

"Abang, sudah belum?" tanya Hanum dari depan pintu kamar Faiz.

"Belum Bunda, sebentar lagi, masuk saja." Jawab Faiz dari dalam kamar.

Hanum pun membuka pintunya, menampakkan putranya yang sedang memakai beltdi depan kaca dengan rambut yang rampih dan postur tubuh yang tinggi, sangat tampan, sama seperti suaminya.

Faiz melihat bundanya hanya mengintip dari kaca, lalu menoleh dan mengajaknya masuk ke dalam. "Kenapa Bunda?"

"Gapapa hanya mau lihat anak Bunda yang tampan ini."

Faiz tersipu malu, lalu ia duduk dipinggir kasur dan Hanum memakaikan dasinya.

Wanita dengan gamis panjangnya yang menyentuh lantai dan kain yang menutupi setengah wajahnya membuat Faiz kagum setiap harinya, dan berdoa agar dirinya kelak mendapatkan istri seperti bundanya.

"Sudah." Hanum mengusap kemeja Faiz agar lebih rapih, lalu mencium kening putranya dengan lembut.

Faiz membalas dengan pelukan yang sangat erat. Saat kecil dirinya pernah berpikir kalau bundanya adalah wanita yang sama dengan wanita lain, yang hanya mau harta ayahnya semata, namun buktinya sampai sekarang bundanya tetap menjadi rumah kedua untuk keluarganya pulang setelah Allah.

"Terimakasih Bunda." Katanya sedikit berbisik.

Hanum menepuk pelan punggung Faiz. "Iya Abang, Bunda sesek ini."

Faiz terkekeh pelan dan melepaskan pelukannya, ia mengambil jasnya yang ada diatas meja, lalu keluar dari kamarnya bersama sang ibunda tercinta.

FAIZ KAZEEM [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang