I Think I'm In Love 02
2. Kehilangan Lagi
.
.
.
.Seminggu yang lalu aku habis merasakan sakit yang dahsyat, kehilangan sosok pria yang gagah dan penyayang. Meskipun kejadian itu membuatku bersedih tapi tidak kujadikan penghalang buat tetap belajar dengan giat. Memang dalam keadaan sedih tapi bukan kujadikan alasan, berusaha menguatkan diri dan tetap fokus meraih apa yang Ayah impikan.
[KAMPUS]
Shana: Liona, gimana kabar ibu?
Liona: semenjak kejadian itu ibu lebih mengurung diri, aku khawatir keadaan ibu sekarang
Naya: semoga ibu kamu baik-baik saja... Kamu juga yah, jangan terlalu bersedih, harus ikhlas
Liona: iyya Makasih yah
Shana: mau ke kantin nggak? Aku laper nih
Naya: ihh kau ma gitu, barusan tadi kau habisin roti aku
Shana: salah siapa, ngapain diletakin di atas meja aku... Yah aku makan lah
Liona: aku lagi nggak mood makan, kalian duluan aja
Semenjak kejadian itu, perekonomian keluarga semakin parah. Usaha Ayah bangkrut dan sudah diambil alih membuat kami tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak habis pikir ternyata selama ini Ayah mempunyai berbagai sangkutan hutang yang besar sampai usahanya sebagai jaminan. Ayah sangat pintar menyembunyikan semua masalah keluarga tanpa memperlihatkan betapa dia berusaha keras demi keluarga.
Shana: Ya udah, aku beliin minuman aja yah
Liona: nggak usah, aku nggak haus kok
Shana: tenang aja, aku dapet uang jajan lebih dari bapak
Liona: harusnya kamu tabung, ihh kau ini
Shana: emang perna liat aku nabung?
Naya&Liona: nggak
Shana: tuh tau...
Liona: sana kalian ih, katanya mau ke kantin
~
[RUMAH]
Liona: bu, liona pulang
Ibu: ......
Liona: bu? Ibu? Kok nggak ada suara?
Aku melepas sepatu dan menaruhnya di rak sepatu dekat pintu. Setelah itu aku menuju kedalam dan mencari ibu yang dari tadi tidak menjawabku, biasanya ibu akan keluar dan menjawabku. Biasanya jam segini ibu pasti menonton tv, jadi aku menuju ruang keluarga. Tapi aku tidak menemukan ibu, aku lansung menuju kamarnya dan tidak menemukan ibu. Seketika jiwa ini panik dan berusaha mencari lagi di dapur. Setelah sampai, badan ini panas dan mata seperti habis terbakar.
Liona: Ibuuuuu...
Ibu hanya terbaring lemas didalam kamar mandi dengan penuh darah, dengan cepat aku mengangkat dan mencoba membangunkan nya. Hati ini kacau melihat kejadian ini, tangan gemetar dan badan ini dingin. Seketika pikiran aneh ini muncul, cukup ayah yang meninggalkan ku ibu jangan.
[RUMAH SAKIT]
Liona: Dokter.... Dokter, tolong ibu saya.... Tolong selamatkan ibu saya dokter (dengan gemetar dan tangisan)
Dokter: tenangkan dirimu dulu... Suster cepat bawa pasien ke tempat rawat... Bagaimana bisa ibu kamu terluka?
Liona: aku kurang tau dokter, karna pas aku pulang kampus aku melihat ibu terbaring di kamar mandi... Banyak darah
Dokter: sepertinya ibu kamu terjatuh di kamar mandi, ibu kamu banyak mengeluarkan darah...
Liona: apa dokter bisa menyelamatkan ibu aku kan?
Dokter: tenang dulu, ibu kamu kehilangan banyak darah... Dan rumah sakit sekarang stok darahnya kurang
Liona: jadi harus bagaimana dokter... Tolong selamatkan ibu.... Atau ambil saja darah aku dokter
Dokter: tenangkan diri dulu, kami akan mengecek sampel darah kamu... Jadi silahkan ikutin suster ini, dan sempelnya akan di bawa ke Lab untuk mencocokkan darah kalian
Liona: baik dokter
Mungkin menunggu sekitar 2 jam menunggu hasil lab, dan susterpun keluar membawa berkas yang mungkin itu hasil labnya. Aku langsung berdiri dan mendekat ke dokter tadi.
Liona: dokter, apa hasilnya sudah keluar?
Dokter: hasilnya sudah keluar, dan bersyukur hasilnya cocok... Kita harus segera melakukan operasi
Suster: Dokter.... Lihat
Dokter: ada apa? Ini serangan jantung... Cepat longgarkan pakaiannya... Bagaimana detak jantung?
Suster: 140 dok....... Dok?
Dokter: kenapa lagi sekarang?
Suster: lihat! (Tiba-tiba detak jantung melemah)
Dokter: tetap fokus (sambil melakukan CPR)
Melihat kejadian ini langsung membuat penglihatanku memudar, kenapa kejadian ini terulang lagi. Aku hanya bisa berdiri dengan kaki yang gemetaran melihat dokter yang berusaha dengan maksimal menyelamatkan ibu. Tapi sepertinya takdir berkata lain, dan untuk kali ini aku harus merelakan orang tersayang lagi. Sosok wanita yang sangat sayang kepadaku, orang yang pertama yang memahamiku.
Kenapa kedua orang yang aku sayang rela meinggalkan ku sekarang? Aku harus bagaimana? Aku sudah tidak memiliki orang didekatku lagi, bahkan orang yang paling aku percayai juga pergi. Perasaan kacau, sedih, marah terulang lagi.
~
[Seminnggu kemudian, Makam]
"Bu, ayah.... Liona datang menjenguk, liona kangen kalian. Dirumah liona hanya sendirian, makan pun sendiri"
"Kalian bisa nggak datang menemani liona lagi? Sangat sepi tanpa sosok kalian"
"Li...liona kangen kalian hiks hiks"
"Sepertinya rumah akan Liona jual, dan Liona pengen kontrak untuk sementara... Biaya kuliah semakin banyak, Liona bingung sekarang"
"Liona tau, pasti Ibu sama Ayah ingin memarahiku karna menjual rumah, tapi Liona sekarang bingung mau apa lagi, selagi ngontrak nanti liona akan kerja juga"
"Liona pulang dulu... Liona sayang Ibu dan Ayah"
Saat beranjak dari makam, sebetulnya belum ingin pergi dari tempat ini, tapi jika berlamaan rasa rindu ini semakin besar dan menyiksa. Jadi kupaksakan diri untuk melangkahkan kaki menjauh dan berusah tegar untuk masa depan. Saat aku ingin keluar dari pintu pagar Makam, sosok pria yang bersetelan jas hitam keluar dari mobil mewah dan mendekatkiku, awalnya aku tidak berpikir dia akan mendekat kepadaku tapi semakin dia mendekat semakin aku yakin dia mendekat kepadaku.
Pak Pradipta: Liona?
Liona: iya? Anda siapa? Kok tau nama ku?
Pak Pradipta: kamu tidak kenal om? Ini teman dekat Ayah kamu
Liona: Om Pradipta!? Kenapa om bisa kesini?
Pak Pradipta: Om lagi pengen ketemu teman deketnya om... Ayah kamu
Liona: oh gitu Om, yah udah silahkan
Pak Pradipta: sekalian om mau minta izin bawa kamu tinggal bersama om
Liona: he? Maksud Om?
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
I Think I'm in Love [TAMAT]
RomantikMengisahkan kisah cinta yang awalnya rasa benci yang membara dan akirnya membawa mereka di pernikah yang membuat harinya penuh kebahagiaan. Rasa sayang yang amat dalam membuat kisah mereka sedikit rumit dan penuh tantangan, tapi perjodohan pun terja...