7

557 105 1
                                    

Halo semuanya!

Selamat siang!

Ini dia part 7 nya, masih belum lanjutin alicante I know, but tetap sukai cerita ini oke? 😂

HAPPY READING!

AWAS TYPO!

oOoOoOoOo

Jakarta, 2016...

Ramadhan kali ini teman sekelas Kinanti saat SMA kembali mengadakan acara buka bersama. Hampir setahun berlalu setelah kepergian ibu Feby, anehnya Kinanti merasa hubungannya dengan laki-laki itu terasa lebih dekat. Feby jadi lebih sering menelponnya, meskipun hanya sebentar menanyakan kabar dan kesibukan.

Sementara dengan Fadil, rasanya memang hanya sebatas teman sekelas. Kinanti masih sempat beberapa kali bertemu dengan laki-laki itu saat musim liburan, tentu saja ada Eka dan Rafi diantara mereka. Selebihnya hanya sekedar melihat postingan laki-laki itu di instagram.

Kemudian Bayu, Kinanti masih tidak enak hati jika mengingat mantannya itu. Dia akhirnya memutuskan Bayu di bulan kedua berpacaran. Karena tidak bisa merasakan apa-apa pada laki-laki itu. Padahal Bayu sudah sangat baik padanya.

"Bukber di luar lagi, lo?"

Kinanti menggumam sekilas kemudian duduk di samping adik laki-laki nya itu. Dennis Kanagara adalah satu-satunya adik yang dimiliki Kinanti. Selisih usia mereka 3 tahun, saat ini adiknya sedang berada di kelas 12. Mereka seperti kakak-adik lainnya, sering bertengkar ketika kecil, dan makin menjadi setelah dewasa, meskipun begitu Kinanti tetap sayang.

"Ntar titip McD ya."

Tapi nggak sesayang itu juga sampe mau beliin dia McD, Pake duit jajan gue sendiri pula.

"Duitnya mana?"

"Pake duit lo dulu aja, ntar gue ganti."

Kinanti mencibir. Mana pernah dalam sejarah Dennis mengganti uangnya. "Beli sendiri aja, jajan gue pas-pasan ini. Mana bukber diluar mulu."

Belakangan ini memang Kinanti lebih banyak menghabiskan uangnya untuk keperluan kuliah, laporan yang menumpuk, fotocopy diktat dan lain-lain. Ditambah lagi tahun ini dia ikut bukber dengan teman SMA, teman SMP, kuliah, bahkan ada rencana di grup LINE SD nya untuk buka bersama juga.

"Lo bawa motor?"

Kinanti menggeleng. Dia memang tidak membawa motor karena akan dijemput oleh Feby. "Dijemput temen gue. Makanya lo beli sendiri aja sana, males singgah-singgah."

"Yaelah pelit amat." Dennis mengalihkan pandangannya game Let's Get Rich di ponselnya. "Pacar lo ya?"

"Temen gue."

Dennis mencibir. "Mana ada temenan murni cewek-cowok."

"Ada. Ini gue buktinya."

Dennis menggeleng tidak setuju. "Kalo bukan lo yang suka, berarti dia."

Kinanti tiba-tiba teringat Fadil. Dia mendorong bahu Dennis cukup kuat hingga adiknya itu tersungkur dari sofa. "Nggak usah sok tau deh lo!"

"Ampas!" Dennis melotot pada kakaknya itu. "Biasa aja sih, kok ngegas ke gue?!"

"Makanya jangan ngomong sembarangan," sungut Kinanti. Dia melihat jam tangan nya dan kembali berdecak. "Mana si kampret lama banget jemput nya!"

"Puasa woy! Marah-marah aja lo."

"Elo tuh bikin gue darah tinggi mulu!"

"Nggak dapet jatah lo ya dari pacar?"

"Astaga Dennis, mulut lo tuh ya." Kinanti mengelus dada, dan akhirnya meninggalkan ruang keluarga. Lebih baik dia menunggu Feby di teras. Bisa batal puasanya kalau lebih lama seruangan dengan adiknya itu.

"Woy, McD gue jangan lupa!"

Istighfar, Kinan. Setan emang kerjaan nya godain manusia.

oOoOoOoOoOo

Kinanti dan Feby tiba di lokasi buka bersama itu hanya beberapa menit sebelum waktu berbuka puasa. Meskipun begitu, teman-temannya yang saat itu hadir sekitar 15 orang masih sempat menyorakinya karena datang bersama Feby.

"Masih langgeng aja nih," goda Rafi.

Kinanti hanya menggelengkan kepalanya.

"Siapa yang langgeng?" tanya Feby kebingungan.

"Elo berdua lah, dari SMA kan pacaran."

Feby tertawa. "Kapan kita jadian, Nan?" tanya Feby.

Kinanti menggeleng. "Lebih tahu mereka loh dari pada kita," jawab Kinanti. "Padahal kan lo belum nembak gue."

Teman-teman mereka semakin heboh setelah mendengar ucapan Kinanti. Mereka pun menggoda Feby karena tidak berani mengajak Kinanti berpacaran.

"Ntar kalo gue nembak beneran, lo malah nolak lagi."

Kinanti segera menoleh pada Feby. Kaget. "Jangan macam-macam lo ya."

"Tuh kan panik." Feby tertawa melihat wajah Kinanti.

Kinanti mengalihkan pandangan dan tidak sengaja tatapannya tertuju pada Fadil yang sedang tertawa karena candaan Zaldi. Laki itu duduk beberapa kursi dari hadapan Kinanti. Kemudian Fadil berhenti tertawa dan mata mereka bertemu.

Kinanti merasakan kembali debaran itu muncul.

Ah, sial. Gue masih suka dia ternyata.

Fadil menatapnya bingung, sehingga Kinanti terpaksa mengalihkan padangan dan pura-pura fokus mendengarkan cerita Rafi tentang keikutsertaan nya di organisasi kampus selama setahun kemarin.

Mereka akhirnya membubarkan diri ketika jam menunjukkan pukul 10 malam. Diantara mereka masih ada yang belum libur kuliah, Kinanti salah satunya. Dia masih harus ujian semester dua mata kuliah lagi selama dua hari ke depan.

Feby baru akan melajukan sepeda motornya saat Fadil tiba-tiba memanggil mereka. Laki-laki itu langsung menyodorkan jaket jeansnya pada Kinanti, membuat Kinanti bingung.

"Pake tuh jaket. Udah malam," ujar Fadil. "Kebiasaan banget lo kalo pergi nggak pake jaket."

"Lupa," jawab Kinanti.

"Yaudah pake buruan. Hati hati dijalan ya Feb." Setelah mengatakan itu, Fadil langsung menuju motornya sendiri.

"Dih, si kambing. Dianya sendiri malah nggak pake," gerutu Kinanti pelan, namun tetap memakai jaket jeans milik Fadil tersebut.

Beberapa menit setelah meninggalkan tempat berbuka puasa itu, Kinanti hanya diam dan Feby juga tidak mengajaknya bicara seperti saat akan pergi tadi.

"By," panggil Kinanti akhirnya.

"Apa?" tanya Feby agak mengeraskan suaranya supaya tidak kalah oleh angin.

"Emang nggak mungkin ya cewek sama cowok murni temenan?"

"Apa?"

"Cewek sama cowok temenan doang, bisa nggak?" Kinanti mengeraskan suara dari sebelumnya.

"Hah?!"

Plak!

Kinanti memukul helm Feby saking gemasnya. Dan dia mendengar laki-laki itu tertawa. Akhirnya ketika berhenti di lampu merah, Kinanti mengulang pertanyaannya.

"Kenapa gitu?"

"Adek gue bilang, pasti salah satunya ada yang suka. Kalo bukan cewek ya cowoknya yang ada perasaan."

Feby hanya diam dan kembali melajukan motornya setelah lampu lalu lintas berubah warna.

"Gue sih nggak suka sama lo. Lo nggak suka gue kan, By?" tanya Kinanti. Ketika Feby tidak memberikan jawaban, Kinanti memanggilnya. "By?"

"Kenapa emang kalo gue suka sama lo?"

Kinanti tertawa. "Soalnya gue nggak suka sama lo, jadi jangan ya," ujar Kinanti, ada nada serius dalam suaranya. "Karena gue udah tau, suka sendirian tuh sakit."

oOoOoOoOo

Pekanbaru, 25.11.21

14.29

Tetap sehat semuanya, musim hujan udah dateng, jngan lupa jas hujan sedia selalu, sampai ketemu di part selanjutnya 💕

SELINDUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang