Suasana lorong Operating Theatre terasa melelahkan, di sana berjajar para penunggu pasien yang menantikan kepastian keluarga atau kerabatnya lancar dalam tindakan operasi. Lampu sayup dan diiringi dengan suasana lorong diselimuti dingin, menambah ketegangan dari sebuah kepastian.
Awang dengan keadaan basah kuyup menemani bapaknya menunggu kabar dan kepastian operasi Caesar cito untuk menyelamatkan keadaan bayi yang terindikasi lilitan tali pusar dan anemia. Pasalnya dokter beranggapan bahwa bayi kemungkinan tidak selamat karena keadaan kandungan juga cabang bayinya.
Mendengar hal itu pihak keluarga berharap paling tulus untuk bayi dan ibu selamat dalam tindakan.
Beberapa saat kemudian, pintu ruang Operating Theatre terbuka. Pihak perawat dan dokter memanggil suami yang mendampingi. Awang melihat ayahnya begitu tegang dan berjalan menuju ruangan tersebut dengan wajah pucat pasi.
***
Berlarian mengelilingi sekitaran rumah, berteriak kegirangan, suasana rumah menjadi terasa ramai. Awang kini mengejar adiknya yaitu Rara. "Kamu jangan lari-larian ra, nanti jatuh ah!" Tegur Awang yang khawatir pada Rara bergeliat terlalu lincah. Rara masih belajar berjalan dan umurnya masih balita, namun tingkah lakunya sangat gesit.
Rara lalu terdiam dan menatap Awang dengan begitu fokusnya. Membuat dirinya kebingungan, pasalnya ia takut Rara akan menangis kencang setelah ia tegur. Namun tangan Rara tiba-tiba menggenggam tangan Awang dengan lembutnya dan memeluknya.
Lantas dirinya memeluk hangat kembali adiknya. Seakan telah berjanji bahwa dirinya akan terus menjaganya.
Lalu Awang melepaskan pelukannya dan menatap Rara dengan hidung yang berdarah bercucuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Running After You (Revisi)
Ficțiune adolescențiKetika jalan hidup memaksa dirimu untuk memilih salah satu yang kau cintai, dari dua yang berarti untuk dirimu. Maka korbankanlah salah satunya.