Orang yang ingkar janji, harus dapat hukuman, 'kan?
🍁🍁🍁
Pertama kali Bintang mencurigai Cakra adalah ketika Cakra mengejarnya setelah kejadian pembunuhan itu. Namun, setelah Cakra memberikan alibinya dan mempercayai Bintang juga, ia tak punya alasan untuk menuduhnya lagi.
Lalu setelahnya Bintang tak pernah berpikir macam-macam lagi soal Cakra. Bagi Bintang Cakra justru adalah penyelamatnya, bukan hanya mencegahnya dijadikan tersangka oleh polisi, tapi juga menemaninya sebagai seorang teman baik- seseorang yang sejak dulu didambakan keberadaannya oleh Bintang.
Bersama Cakra, Bintang merasa hidup. Ia yang semula terkurung dalam ruang kelam antara dirinya dan kesepian, berkat Cakra dia bisa merasakan hangatnya uluran tangan seorang teman atau merasakan bagaimana leganya bisa tertawa terbahak-bahak.
Setidaknya ... Sebelum Bintang tahu seberapa busuknya orang yang dianggapnya teman itu.
Cakra yang bilang akan berada di depan Bintang untuk melindunginya, nyatanya ada di belakang Bintang untuk menjadikannya sebagai tameng. Hanya tinggal menunggu waktu dimana Cakra akan menggunakannya, mungkin dengan cara mendorong atau malah ... menusuknya dari belakang.
Kemarin, ketika mereka berkumpul untuk menginterogasi semua orang, Bintang sadar ada yang aneh dari Cakra. Di saat dia dan semua orang memasang wajah serius bercampur cemas, hanya Cakra yang terlihat begitu santai seolah dia sudah menyiapkan diri jauh-jauh hari. Bahkan ketika Riani, Bagas, dan Nita sempat adu cekcok, Cakra tak terlihat tegang sama sekali. Seolah dia ... sudah memperkirakan semuanya.
Saat itu Bintang berusaha tak berpikir macam-macam, dia tahu Cakra orang yang tenang dan mungkin saja dia sedang mengendalikan diri agar tak terbawa suasana mencekam waktu itu. Namun, Bintang kembali dibuat salah fokus ketika mereka sudah selesai membereskan masalah Riani dan Bagas, tiba-tiba Cakra memberikan mereka permen karet.
Di situlah Bintang mendadak teringat sesuatu. Bungkus permen itu sama persis seperti bungkus permen yang Bintang temukan pertama kali. Ia pun teringat ucapan Cakra saat dia memberikan bungkus permen itu sebagai bukti yang ditemukannya.
"Bin, lo yakin yang kek gini bisa di jadiin bukti?"
Bintang menjawab tak yakin. "Mungkin?"
"Buang aja, itumah sampah."
Namun, ketika kemarin Bintang pura-pura bertanya padanya apakah permen itu dijual di kantin, Cakra menjawab jika itu adalah permen mahal yang dibelinya di toko permen. Saat itu Bintang langsung merasa merinding, kecurigaan-kecurigaan pada Cakra mendadak berseliweran, tapi dia sebisa mungkin untuk tenang tanpa menunjukkan kegelisahannya.
Alhasil esoknya-atau tadi pagi, sebelum ke kelas dia pergi ke kantin dulu untuk memastikan apa permen karet itu pernah dijual di sana atau tidak.
"Ibu belum pernah jual permen karet, pak kepala sekolah pernah larang jual permen karet karena murid-murid suka buang bekasnya sembarangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Search : Pembunuhan Di Sekolah ✓
Teen FictionPenemuan mayat seorang siswi di sekolah menjadi awal mula pencarian ini. Kecurigaan terus bergulir. Siapa pelaku sebenarnya?