>1<

1K 149 11
                                    

.
.
.
.
.

Setelah sepuluh menit dia duduk di kursinya dan hanya diam membaca buku tanpa memedulikan betapa riuhnya suasana kelas sebelum bel berbunyi itu, seseorang menendang mejanya pelan.

Manik hijaunya memandang pada orang itu.

"Pagi. " sapa orang itu singkat.

Midoriya tersenyum tipis. "Pagi, Kacchan."

Bakugou duduk di kursi mejanya yang ada di depan Midoriya. Setelah meletakkan tasnya, dia menghadap ke meja belakang.

"Kenapa tanganmu? "

Midoriya melihat pada perban di tangannya. Tangan kanannya bergerak menutupi meski jelas masih bisa terlihat. "Uhm... hanya tergores."

"Ibumu melakukan sesuatu lagi? " Bakugou mengabaikan usaha bohong surai hijau itu.

Memang Bakugou sulit untuk dibohongi. Midoriya tersenyum getir. "Semacam itu. "

Bakugou adalah teman dekatnya. Mereka telah mengenal dan bersama sejak bangku taman kanak-kanak. Karenanya surai blonde itu sangat paham soal kondisi keluarganya.

"Sudah kau obati dengan benar? "

"Uhm, ya. Aku selalu menggunakan kotak obat yang kusimpan."

Manik merah Bakugou memperhatikan balutan perban itu, ketika yakin itu memang sudah diobati sendiri dengan baik, dia kembali menatap pada Midoriya.

"Nenek tua memintaku untuk mengundangmu datang nanti. "

"Mitsuki obaa-san? Ada acara apa? "

Bakugou mendengus. "Hanya acara makan malam biasa saja. Kau tahu sendiri nenek tua itu memang gemar membuat acara seenaknya sejak dulu."

Midoriya tersenyum, mengingat sikap ibu Bakugou yang penuh semangat itu. "Baiklah, aku akan coba untuk datang. "

"Ayahku akan menjemput kalau kau kesulitan. "

Bakugou paham jika Inko tidak akan dengan mudah mengizinkan Midoriya pergi dari rumah.

"Tidak apa, okaa-san akhir-akhir ini tertidur saat aku pulang. Kurasa aku bisa pergi setelah meninggalkan catatan. "

"Ya sudah, jam tujuh. Kalau mau kau boleh datang jam enam untuk ikut memasak. "

Midoriya mengangguk. Bel masuk berbunyi dan anak-anak pun segera duduk di kursi masing-masing. Bakugou juga memutar tubuh untuk kembali menghadap ke depan.

Guru masuk dan pelajaran pagi pun segera dimulai.

.
.
.
.
.

Anak-anak bubar berhamburan keluar kelas. Setelah menjalani sekolah yang melelahkan mereka semua mencari udara segar selagi berjalan dan saling mengobrol dengan teman searah jalan pulang.

Bakugou tengah bicara sejenak dengan Midoriya ketika teman-temannya memanggil dari depan pintu.

"Bakugou, ayo cepat! " panggil salah seorang dari tiga anak itu.

Dengan kesal surai blonde itu menoleh. "Sebentar! Tidak lihat aku sedang bicara, hah?! "

Ketiga anak itu segera tutup mulut dan memilih menunggu di luar pintu. Bakugou mendengus sebal, dia kembali melihat pada Midoriya.

"Seperti yang kubilang tadi, jam enam kau sudah boleh datang. "

Midoriya mengangguk. "Wakatta, aku akan menghubungimu nanti soal jam berapa aku akan datang. "

"Ingat, kalau ibumu sulit diajak bicara katakan padaku dan ayahku akan datang menjemput. "

Midoriya mengangguk lagi. "Jangan khawatir, Kacchan. Teman-temanmu terlihat sudah sangat menunggu. " manik hijaunya melihat ke arah pintu di mana ketiga anak tadi masih sesekali melongok ke dalam.

Darkness - BnHA Fanfict (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang