>3<

716 123 20
                                    

.
.
.
.
.

Bakugou tengah berjalan ke arah gerbang ketika dia melihat seseorang berdiri di dekatnya. Begitu melihat dirinya, orang itu melambaikan tangan dan berlari mendekat.

"Hari pertama sepertinya jurusan kepahlawanan sudah sangat sibuk," ujar Midoriya begitu mendatangi Bakugou.

Bakugou mendengus. "Tentu saja. Kalau sudah bubar dari tadi kenapa tidak pulang, huh? "

"Aku sudah lama tidak pulang bersama dengan Kacchan, hehe. "

Melihat Midoriya tertawa senang, Bakugou baru ingat jika di UA tidak akan ada anak dari sekolah mereka sebelumnya yang akan mengganggu Midoriya seperti dulu. Surai hijau itu tidak takut untuk merusak suasana karena para anak-anak yang bersama Bakugou sudah berbeda sekolah.

"Nee, tau tidak? Aku sudah dapat teman! "

Tingkahnya seperti anak kecil yang kegirangan, tapi sekali lagi Bakugou memakluminya. Hanya dirinya teman yang Midoriya punya sejak kecil.

"Heh, ternyata ada juga yang mau berteman dengan kutu buku sepertimu. " ujar Bakugou iseng.

"Eh? Tentu saja ada. Habisnya, Kacchan juga temanku, kan? " Midoriya menatap bingung.

Bakugou berdecak, kadang Midoriya memang susah untuk diajak bercanda. "Ya, untunglah kau mendapat orang tambahan untuk datang di pemakamanmu nanti. " ujarnya cuek.

"Jangan bicara seperti itu, menyeramkan! "

"Sudah, ayo pulang. " Bakugou mulai melangkah meninggalkan gerbang besar UA. Midoriya menjajari langkah Bakugou selagi terus berceloteh.

"Namanya Shinsou. Quirknya adalah pencuci pikiran, keren kan?? "

"Apanya, sama sekali tidak ada apa-apanya dengan quirkku. "

"Heish, kau itu memang sulit untuk mengakui bakat orang lain. Kupikir seharusnya dia juga bisa masuk ke jurusan kepahlawanan. "

"Kalau memang iya, sejak awal harusnya dia sudah diterima. Jangan melebih-lebihkan. "

Midoriya manyun sebal. "Jangan jahat begitu. "

Langkah mereka tiba di persimpangan di mana rumah mereka sekarang akan berbeda arah. Bakugou berhenti di sana.

"Lalu, kau tahu, tadi–"

"Oi, Deku. "

"–eh, ya? "

"Mau sampai kapan kau mengoceh?"

Midoriya melihat sekitar, dia baru sadar jika sudah hampir sampai di rumahnya. Dia terlalu asik bercerita.

"Ah! Sudah sampai sini ternyata. Ahaha, maaf aku banyak bicara. Kalau begitu sampai besok, Kacchan!" Midoriya berlari pergi ke arah kiri selagi melambaikan tangan.

Bakugou mendengus. Dia sebenarnya senang melihat Midoriya nampak lebih baik setelah akhirnya mereka lulus dari smp. Semoga saja UA akan membuat kehidupan surai hijau itu jauh lebih baik.

.
.
.
.
.

Shinsou dengan cepat berteman baik dengan Midoriya. Sejak mereka bertemu di hari pertama bersekolah, dia merasa Midoriya adalah anak yang baik. Dia juga merasa sepertinya surai hijau itu sangat senang ketika dia mau menjadi temannya, tapi Shinsou berpikir mungkin karena Midoriya memang senang berteman.

Midoriya juga ramah dengan semua anak di kelas mereka, dia berteman dengan semuanya. Tapi Shinsou yang paling sering dia ajak bicara.

Shinsou juga terkejut ketika tahu Midoriya sangat pintar, mendengar penjelasan jika dia memang sudah mengandalkan beasiswa sejak sd surai ungu itu kemudian mengerti dan segera terbiasa.

Darkness - BnHA Fanfict (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang