>7<

593 110 11
                                    

.
.
.
.
.

Bakugou terdiam.

Apa barusan Midoriya... lupa siapa dia?

Amnesia...? Bagaimana bisa, apa sebenarnya quirk yang menyerang surai hijau itu?

"Deku... kau... "

Saat Bakugou hendak mengeluarkan kata-kata ketidakpercayaannya, Midoriya kembali kesakitan. Dia menutupi telinganya dan mengerang, keringat mengucur di pelipisnya.

Bakugou sudah tengah menyambar ponsel di atas meja, tapi saat dia hendak memanggil ayahnya, Midoriya sudah kembali tenang. Namun kali ini Bakugou tetap menelpon ayahnya untuk datang.

Midoriya bernapas kelelahan, dia melihat ke atas pada Bakugou yang baru saja selesai mengucapkan sepatah dua patah kalimat sebelum mematikan ponsel.

"Kacchan... "

Bakugou menatap pada Midoriya setelah meletakkan ponselnya. Ingatannya sudah kembali?

"Ayah akan segera datang, jangan khawatir. "

"Aku... apa yang terjadi...? "

Surai hijau itu tidak mengingat soal amnesia sekilasnya barusan, Bakugou hanya mengatakan jika barusan dia terjatuh kesakitan.

Masaru datang tak lama kemudian, dia segera masuk dan mengendong Midoriya keluar untuk masuk ke mobil dengan Bakugou yang mengikutinya tanpa banyak bicara.

.
.
.
.
.

Saat dokter tengah memeriksa Midoriya di ruang rawat, Bakugou menceritakan soal hal sekilas tadi. Masaru memandang pada ruangan Midoriya dan kembali melihat pada Bakugou.

"Apa kepalanya terbentur saat jatuh?"

"Tidak, dia tidak mengenai meja atau kursi. " Bakugou mengingat-ingat. "Tapi katanya dia sempat jatuh saat jam olahraga. Tidak terlalu keras, dia baik-baik saja setelah jatuh. "

Dokter keluar setelah selesai memeriksa. Dia mendatangi Masaru dan Bakugou.

"Sekali lagi tidak ditemukan keanehan di kepalanya, lukanya tidak memburuk. " Dokter menghela napas pelan, cemas karena tidak menemukan penyebab pastinya.

"Dia sempat terbentur di sekolah, tapi tidak parah. Apa itu berpengaruh? "

"Tidak, saya tidak melihat ada luka baru di kepalanya. Benturan itu pasti bukan penyebabnya. Quirk yang masih belum terdeteksi itu yang kemungkinan besar membuatnya merasa kesakitan. "

"Dia sempat lupa ingatan sejenak tadi. " kali ini Bakugou yang bicara. "Tapi setelah kembali kesakitan dia kembali ingat, tapi dia tidak ingat soal masalah dia lupa padaku tadi. "

Dokter terlihat terkejut. "Benarkah? Apa itu sering terjadi? "

"Tidak, baru kali ini. "

Melihat raut cemas dokter, Masaru ikut merasa was-was. "Ada apa Dok?"

"Ah, tidak. Kami akan melakukan penelitian soal hal itu. Pihak kepolisian juga tengah mencari quirk yang bisa menghapus pengaruh padanya. "

Dokter pergi tak lama kemudian, meminta suster untuk tinggal sebentar mencatat kondisi terkini Midoriya sebelum menyusul.

"Kau sudah merasa baikan? " tanya Masaru setelah perawat meninggalkan ruangan.

Midoriya mengangguk pelan. "Ya, maaf sudah merepotkan, Paman..."

"Tidak kok, Paman lega kau baik-baik saja. "

"Kacchan, apa tadi terjadi sesuatu saat aku jatuh? Rasanya... seperti ada yang salah. " tanya Midoriya pada Bakugou yang berdiri di samping ayahnya.

Darkness - BnHA Fanfict (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang