>6<

649 112 12
                                    

.
.
.
.
.

"Tidak terlihat ada yang aneh dari kepalanya. Sisa luka yang lalu memang masih ada karena dia masih dalam masa pemulihan, namun sejauh yang kami tahu, hal itu seharusnya tidak akan berdampak demikian pada penderita.

Lukanya terlihat semakin lebih baik, tapi apa yang dia alami terlihat seperti masih ada sebuah luka parah yang membuka, sedangkan kami sama sekali tidak menemukan hal semacam itu setelah pemeriksaan berkali-kali.

Kami akan periksa lebih jauh lagi mengenai kondisinya, mungkin saja itu akibat sebuah efek quirk yang masih ada dalam tubuhnya. Untuk sekarang sebaiknya buat dia tidak terlalu kelelahan dan berhati-hati untuk tidak kembali melukai kepalanya. "

Ucapan dokter itu terngiang kembali dalam pikiran Bakugou saat dia kemarin ikut mendengarkan penjelasan bersama ayahnya.

Setelah segera dilarikan ke rumah sakit, dokter yang telah mengetahui soal kondisi Midoriya segera memeriksanya. Tak lama setelah perawatan, Midoriya tertidur karena efek pereda nyeri yang suster berikan padanya.

Midoriya dibawa pulang ke rumah keluarga Bakugou setelah mulai terlelap karena dokter mengatakan dia tidak perlu untuk rawat inap. Dirawat di rumah saja sudah cukup untuk sekarang ini.

Surai hijau itu dibaringkan pada sebuah kamar yang sudah disiapkan untuknya sejak dia mulai tinggal di rumah keluarga itu. Kamarnya bersebelahan dengan milik Bakugou.

Membiarkan Midoriya beristirahat, Bakugou dan ayahnya meninggalkan kamar tersebut dan menutup pintu.

Mitsuki baru saja selesai dari dapur dan berjalan keluar menemui suami dan anaknya itu. "Bagaimana kondisinya? "

"Dia seharusnya baik-baik saja, tapi sepertinya efek quirk yang belum diketahui memengaruhi tubuhnya. " jawab Masaru.

Mitsuki menghela napas pelan. "Begitu... Ah, Katsuki, ganti baju dan kita akan bersiap makan malam. Kau pasti lelah, sekarang sudah mau gelap."

"Ya. " Bakugou masuk ke kamarnya untuk berganti baju, mengunci pintu.

.
.
.
.
.

Midoriya membuka mata, setelah mengumpulkan kesadaran, dia menyadari jika dirinya berada di kamar rumah Bakugou dan sekarang sudah sangat gelap.

Manik hijaunya menatap langit-langit kamar yang redup dengan bantuan cahaya bulan temaram dari luar jendela.

Dia langsung ingat jika dia tertidur tak lama setelah berada di rumah sakit. Sekarang kepalanya sudah terasa lebih baik.

"Jam berapa sekarang... " dia bangkit duduk dan melihat tasnya ada di atas meja kecil samping tempat tidur.

Sedikit merangkak mendekat, dia menjulurkan tangan untuk mengambil ponselnya di dalam tas. Setelah berhasil menarik keluar benda elektronik itu, Midoriya menyalakan layar dan waktu menunjukkan pukul tengah malam.

Sudah sangat larut. Besok dia perlu bersiap untuk berangkat sekolah, lagipula tidak ada tugas yang harus dikerjakan untuk besok, dia bisa lanjut tidur.

Tapi setelah merasa kerongkongannya kering, Midoriya memutuskan untuk keluar mengambil minum sebelum dia akan kembali tidur.

Menurunkan kaki dari balik selimut untuk menjejak lantai yang dingin, Midoriya berdiri dan berjalan perlahan ke arah pintu. Dia membukanya perlahan agar tidak membangunkan Bakugou yang ada di sebelah kamarnya.

Dengan langkah pelan dia pergi ke dapur dan segera mengambil sebuah cangkir untuk mengisinya dengan air hangat dari termos putih keperakan yang ada di sana.

Darkness - BnHA Fanfict (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang