>10<

613 79 1
                                    

.
.
.
.
.

"Tou-san, kau baik-baik saja? " tanya Midoriya saat dia melihat Hisashi nampak tidak setenang biasanya.

Pria bersurai putih itu menatap Midoriya sejenak sebelum mengulas senyum kecil. "Ya, tou-san baik-baik saja. "

"Apa tamu tadi mengusikmu? "

"Sedikit. "

"Siapa dia? "

"Hanya orang asing biasa, sesekali memang ada orang seperti itu. "

"Benarkah? Kurasa Tou-san harus hati-hati, siapa tahu mereka berniat menipu. "

"Haha, benar juga. Bagaimana dengan pelajaran hari ini? Ada yang masih belum paham? "

Midoriya tengah menggoreskan pensilnya ke atas kertas, menyelesaikan rumus panjang dan rumit.

"Tidak, aku sudah paham kok. " jawabnya selagi menuliskan angka demi angka dengan lancar.

Hisashi tersenyum puas dan menutup bukunya. "Kalau begitu hari ini cukup segini. Setelah cukup belajar kau segeralah tidur, ini sudah cukup larut." kepalanya sedikit terangkat menatap pada jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Ya, sebentar lagi. "

"Kenapa kau selalu meminta belajar malam? Bukannya lebih nyaman kalau pagi-pagi? "

"Himiko-san dan Twice-san sangat berisik, saat malam baru situasi akhirnya tenang, haha. "

"Lho, kenapa tidak katakan dari awal? Tou-san bisa minta mereka untuk tenang kalau kau mau belajar pagi. "

"Tidak apa, aku merasa belajar malam bisa membantuku tidur lebih nyenyak. "

Hisashi menghela napas pelan, ya sudah kalau remaja itu memang sudah betah. Dia membereskan beberapa buku yang dia bawa dan beranjak berdiri. "Kalau begitu tou-san pergi ya, jangan kemalaman. "

"Ha'i. "

Hisashi pergi dari kamar Midoriya dan menutup pintu. Kakinya berjalan menyusuri tepi ruang tengah yang bercat cukup gelap sampai kemudian dia berpapasan dengan pria paruh baya berkacamata.

"Sesi peran ayah baik sudah selesai? " tanyanya dengan nada bercanda.

"Ada apa dengan kunjunganmu kali ini, Giran? " Hisashi mengabaikan perkataan pria itu tadi.

Giran mendengus, dia tahu Hisashi gemar mengabaikan perkataannya yang dianggap tidak perlu. Dia ikut berjalan di samping pria itu. "Yakin tidak mau bergabung dengan Shigaraki? "

"Aku belum bisa mempercayainya. "

"Kenapa? Aku yakin Villain League akan menjadi besar dengan cepat. Apalagi dia di bawah bimbingan AFO langsung. "

"Ya, pria itu. AFO, kau tahu sendiri bagaimana sifatnya. Dia bisa saja merencanakan sesuatu di balik usaha perekrutan tadi. "

"Yah, memang segala sesuatu belum tentu aman. Tapi jika kau menerimanya, bukankah kau bisa memiliki koneksi dengan villain paling berbahaya itu? "

Hisashi sangat sadar jika Giran begitu berupaya agar dia menerima tawaran Shigaraki. "Aku perlu lebih banyak waktu untuk memikirkannya, jangan tanyakan hal itu lagi padaku kecuali aku sendiri yang akan mengatakan persetujuannya nanti. "

"Baiklah baiklah, aku akan diam. "

.
.
.
.
.

Esoknya, orang-orang pergi untuk suatu hal di luar rumah. Midoriya yang seperti biasa ditinggalkan sendiri, memilih untuk membereskan beberapa ruangan.

Darkness - BnHA Fanfict (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang