>2<

794 133 21
                                    

.
.
.
.
.

Bakugou mendapati kursi Midoriya kosong saat dia berangkat ke sekolah esok paginya. Dia mengernyit tipis, pasalnya surai hijau itu selalu datang lebih dulu darinya.

Namun dia tak terlalu memikirkannya beberapa saat kemudian, mengira jika mungkin Midoriya terlambat. Bakugou duduk di kursinya dan menunggu bel masuk dengan bosan.

KRINGG!!

Bel sudah berbunyi. Kursi di belakangnya tetap kosong. Seketika Bakugou menduga suatu hal.

.
.
.

Mitsuki mendapat pesan masuk ketika dia tengah sibuk membersihkan rumah setelah anak dan suaminya pergi. Merogoh saku bajunya dan mengeluar ponsel, dia membuka pesan itu. Mengernyit ketika mengetahui pesan berasal dari Bakugou.

'Deku tidak masuk. ' –Katsuki

Dahinya berhenti mengernyit. Itu hanya pesan yang singkat, tapi Mitsuki tahu jelas apa maksudnya. Sudah cukup lama dia tidak menerima pesan semacam itu.

Tak berlama-lama, Mitsuki segera meletakkan alat kebersihannya dan bersiap keluar.

Di kelas, Bakugou menyimpan ponselnya setelah mengirim pesan pada ibunya tepat sebelum guru masuk.

Satu kemungkinan besar yang terjadi pada Midoriya.

Guru mengambil buku absensi di mejanya setelah murid-murid memberi salam pagi. Membuka lembaran baru untuk bulan ini, guru itu mulai memanggil siswa siswinya satu persatu sesuai urutan.

Hingga saat Midoriya dipanggil, guru melepas pandangannya dari kertas absensi ketika tidak ada respon. Melihat kursi anak itu kosong.

"Ada yang tahu kenapa Midoriya absen hari ini? " tanyanya selagi membenarkan posisi kacamatanya.

Seisi kelas hening. Selain karena Midoriya yang dijauhi, surai hijau itu juga tidak pernah mengabari orang lain saat dia tidak masuk. Namun selalu ada satu orang yang akan menjawab pertanyaan guru itu.

Bakugou mengangkat tangannya. "Dia sakit," jawabnya.

Saat itu terjadi semua orang selalu menatap pada Bakugou. Mereka tahu surai pirang itu satu-satunya anak yang sering berbicara dengan Midoriya, rumahnya bahkan juga dekat. Tapi sampai sekarang mereka terus bertanya-tanya mengapa orang yang galak dan keras kepala sepertinya mau berteman dengan Midoriya yang notabenenya sudah terkenal sebagai anak buangan oleh hampir seisi sekolah.

"Begitu. " Guru menuliskan keterangan di lembar absensi, mulai melanjutkan memanggil anak lain.

Bakugou menurunkan tangannya. Dia hanya asal bicara saja sebenarnya. Setiap Midoriya absen dia tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia akan selalu membuat alasan jika Midoriya sedang sakit. Kalau tidak anak-anak kelas akan mengira yang tidak-tidak.

Karena kemarin sama sekali tidak ada hujan dan cuaca tidak terlalu dingin, dia tahu Midoriya bukan sedang sakit semacam demam.

Surai blonde itu melengos pelan. "Dumb nerd, " pikirnya.

.
.
.
.
.

Mitsuki sampai di depan ruang apartmen Midoriya. Setelah memasukkan kunci sandi yang dia tahu dari Midoriya sendiri sejak lama, wanita itu membuka pintu perlahan.

Yang pertama dia periksa adalah rak sepatu. Dia selalu memastikan apakah Inko ada di rumah atau tidak. Kalau ada di rumah, Mitsuki akan keluar dan menunggu sampai Inko pergi di taman terdekat.

Kali ini Inko sudah pergi. Mitsuki menghela napas lega dan menutup pintu setelah masuk. Dia melepas sepatunya sebelum melangkah ke lantai kayu.

"Midoriya, kau di rumah?" panggilnya.

Darkness - BnHA Fanfict (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang