Kembali ke Status Awal

2 2 0
                                    

Hari demi hari, detik demi detik, bulan demi bulan terus silih berganti.

Bulan Juni, sekolah kami mengadakan liburan semester sekitar 4 minggu. Tepat pada hari itu juga, ponsel Rio rusak dan membuat nya tak bisa menghubungi ku. Aku mendapat kabar bahwa ponsel nya rusak dari teman ku yang merupakan saudara dari Rio.

Aku tetap berusaha sabar meski tanpa kabar.
Overthinking menghantui ku tiap malam. Berpikir yang tidak tidak bagaimana keadaan tentang Rio selama ini.
Sebisa mungkin aku mengendalikan pikiran ku supaya tak berisikan hal hal negatif.

Hingga liburan semester 4 minggu itu berlalu tanpa sepucuk kabar dari nya. Aku tak biasa dengan yang seperti ini.

2 minggu setelah itu sewaktu masuk sekolah, tetap saja tidak ada kabar dari Rio. Ponsel nya yang rusak membuat ku mengambil keputusan untuk putus dengan nya.

Dengan berani, aku melangkah ke luar kelas untuk melihat Rio yang sedari tadi berada di kelas temannya dan belum juga kembali ke kelas nya.

Dan lima menit setelah itu, tampak lah ia keluar dari kelas dan aku bergegas menghampiri nya dan membisikkan seuntai kalimat di telinga nya dengan pelan supaya tak terdengar orang lain

"Kita putus ya" ucap ku sampai kan pada Rio meski aku tak ingin putus dari nya dengan cepat.

Ia tak membalas apa yang aku katakan. Menoleh ke arah ku saja tidak. Ia berpaling begitu saja menuju kelas nya dengan raut muka yang menurutku sedih.

Sedangkan aku? Bagaimana dengan ku? Aku tiba tiba menitikkan air mataku secara tidak sengaja. Berpikir bahwa yang aku lakukan adalah salah. Tapi aku tak bisa untuk memutar waktu untuk menarik kembali perkataan ku.

7 bulan itu, aku habiskan dengan Rio dimana ia adalah pacarku. Tapi sekarang tidak lagi.
Jomblo, adalah status yang sekarang melekat pada diriku.

Zarra's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang