Chapter 2.3 - This Life's Previous Incarnation (3)

3 0 0
                                    


Jika dia adalah Hong Xiaoyu, dia pasti akan merasa hanya dnegan mendengar namanya saja 'nyanyian Wu' adalah sesuatu yang sangat elegan dan berbudaya. 

Tapi, dia jelas tahu lebih banyak. Contohnya, nyanyian Song sebagian besar bernada seksual, berbagai lagu dan puisi dalam bahasa yang elegan dan biasanya digunakan untuk kesenangan di tempat tidur. Jadi, bahkan jika mereka muncul di saat yang sama dengan puisi klasik, mereka... singkatnya, mereka pasti tidak akan pernah muncul di buku sekolah. 

Shi Yi batuk singkat dan mengganti subjek pembicaraan. "Eksperimen yang kau lakukan, apakah butuh kerja keras dan benar-benar melelahkan?"

"Tidak buruk," Beritahu Zhousheng Chen. "Bergantung pada situasinya. Dimanapun aku berada, ada sedikit gadis yang bekerja di sana."

"Mengapa demikian?"

"Jadi memang benar-benar kerja keras."

Jika Shi Yi bertanya lebih jauh, percakapannya akan menjadi percakapan antara orang awam dan seorang ahli, dan dia dengan sangat cerdas tidak melanjutkan menanyakan topik ini.

Ketika mereka mulai memakan makan tengah malam mereka, tidak terlalu banyak komunikasi lisan mereka, tetapi rasanya tidak terlalu canggung. 

"Untuk tetap diam selama makan, dan tetap tanpa kata selama tidur."  adalah apa yang telah lama dia latih sejak dia masih muda. 

Mendengarnya seperti ini tampak seolah dia adalah orang yang memiliki tata krama dan berbudaya, tetapi di mata banyak ornag di keluarganya, hal ini sangatlah aneh. Sebagai contoh, selama tahun baru atau festival lain, orang-orang dewasa akan mengatur agar anak anak mereka duduk dengan sesamanya di meja bundar di sisi lain, tetapi di antara tawa keras, dia hanya akan duduk memakan makanannya dan dupnya tanpa kata. Lalu, dia akan menyisihkan mangkok dan sumpitnya di tempat semestinya dan duduk diam di sana menunggu semua orang untuk menyelesaikan makanannya sebelum meninggalkan meja  makan. 

Pad awalnya, prang-orang akan memujinya karena berperilaku baik dan matang, tetapi pada akhirnya dia akan tetap mendapat julukan 'si aneh' oleh sepupu-sepupunya, dan secara rahasia dia sudah dianggap sebagai seorang gadis yang arogan. 

Saat itu, dia masih belum belajar untuk menjadi halus dan bijaksana.

Setelahnya, setelah dia semakin menua, dia akhirnya secara bertahap mulai beradapasi dengan situasi lingkungan. Contohnya, di kafetaria sekolah, dia harus menyesuaikan dengan gadis lain dan saling bercakap sambil makan, atau setelah mulai bekerja selama pertemuan makan malam, dia harus mulai untuk bercakap-cakap dengan orang-orang. 

Setelah beberapa tahu berlalu, ini adalah pertama kalinya dia bertemu dnegan orang yang memiliki kesamaan kebiasaan dengannya. 

Dan, hal yang paling membahagiakan adlaah ornag tersebut adalah Zhousheng Chen. 

Selama semua waktu makan, tambahan sikap yang dilakukannya hanyalah mengambil sumpit kayudi kotak kue dan pastri dan secara pribadi mengambil sebagian pasta daging kepiting mabuk untuknya sebelum mengambil sumpitnya sendiri untuk melanjutkan makan. Shi Yi tersenyum padanya, tiba-tiba merasa kalau kejadian ini sangatlah akrab. Kebanyakan ingatannya sudah terpecah belah dan tidak jelas, tetapi semua sikap dan tingkah lakunya memberi perasaan ke Shi Yi kalau dia pernah mengalami kejadian ini. 

Zhousheng Chen mengantarkannya kembal ke kompleks komunitasnya tetapi dia tidak meminta sopirnya utnuk mengantarkan masuk, Malahan dia keluar dari mobil dan berjalan bersamanya ke apartemennya dan berkata kepadanya, "Untuk tiga bulan ini, aku akan selalu pulan bolak balik antara Zhenjiang dan Shanghai."

"Zhenjiang?"

"Ya, Zhenjiang. Apakah sangat aneh?"

"Tidak. Rumah asal ayahku adlaah Zhenjiang." Shi Yi tertawa kecil. "Walau tidak sering berkunjung ke sana, mendengar namanya terasa dekat di hati." 

One Lifes, One Incarnation, Beautiful BonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang