Bagian Kedelapan - Don't Compare us

67 12 8
                                    

—Sepulang sekolah
Ziella berjalan kaki untuk pulang ke Rumah nya

Dilihatnya seorang Ibu memarahi putra nya karena mendapatkan nilai yang buruk

"Nilai apa ini?! Ibu membiayai sekolahmu bukan untuk main-main. Lihat temanmu Rendi Nilai Matematika nya 100, lalu apa ini? 40?! Belajar apa saja kamu disekolah" ucap ibu itu sembari memarahi anaknya

Anak nya hanya bisa menangis, lalu ibu itu menyeret putranya untuk masuk ke dalam rumah. Ziella hanya menatap anak itu dan lanjut berjalan untuk pulang

"Aku pulang" ucap ziella sesampainya dirumah

Sunyi, gelap dan berantakan itulah kondisi rumah ziella sekarang. Tanpa menyalakan lampu ziella berjalan menuju kamarnya

Ziella memasuki kamarnya yang penuh dengan barang-barang yang menyeramkan seperti Boneka yang sudah dirakit menjadi menyeramkan, Buku-buku tentang pembunuhan, Tembok-tembok yang bertuliskan kata-kata aneh berwarna merah ntah itu cat atau darah dan lain sebagainya

Ziella berjalan mendekati Meja Komputernya. Disana terdapat banyak sekali perangkat komputer lalu ada mading yang tertempel strategi-strategi yang selama ini ziel lakukan

Tiba-tiba hujan turun dengan deras , samar-samar ziel mendengar suara rintihan. Ziella pun mengecek ke jendelanya. Ziella lalu turun dan mengambil payung

"Berdirilah" ucap ziella kepada anak laki-laki yang tadi dimarahi ibu nya, benar saja anak itu dilarang masuk ke rumah meski pun turun hujan lebat

"Hiks hiks hiks" tangis anak itu
"Ikutlah denganku" ucap ziel sembari menjulurkan tangannya, anak itu pun meraih tangan ziella dan mengikutinya

Sesampainya di rumah ziel, anak itu takut dengan kondisi rumah ziel yang berantakan

"Jangan takut, kemarilah" ucap ziel, anak itu pun mendekat

"Kau ingin nilaimu bagus kan? Kau tidak ingin ibu mu memarahimu dan membanding-bandingkan mu lagi kan?" Ucap ziel

Anak itu hanya mengangguk sembari menangis

Ziella tersenyum lalu menepuk bahu anak itu, anak itu pun jatuh pingsan

"Tidurlah dan biarkan dirimu yang lain menguasaimu" ucap ziel

Beberapa saat kemudian anak itu pun terbangun. Anak itu hanya terdiam

"Segera lah pulang" ucap ziel, anak itu hanya mengangguk dan pergi, ziella pun tersenyum

Beberapa Hari Kemudian ziella pulang dari sekolah, dilihatnya rumah anak itu diberi tanda garis polisi dan banyak polisi serta orang-orang yang berkerumun. Ziella hanya tersenyum tak mempedulikan mereka

"Kau sudah melakukan hal yang baik" ucap ziel sembari tersenyum

Disisi lain

"Ditemukan mayat seorang wanita berusia 30-40 tahun didalam rumah. Kondisi Mayat sangat memprihatinkan, ditemukan banyak sekali sayatan di sekujur tubuh korban. Hanya ada 1 saksi mata dan juga diduga sebagai Pelaku pembunuhan yaitu Anak dari Korban tersebut berinisal L berusia 14 tahun bukti berupa pisau yang masih digenggam anak tersebut, Polisi masih menyelidiki kasus ini....." Suara berita di televisi

*Flashback*

Ziella tak sengaja bertemu dengan anak itu, Dia tengah menyiksa seekor anak anjing terlantar, ziella hanya menatap anak itu. Beberapa waktu kemudian ziella bertemu lagi dengan anak itu dan dilihatnya sisi lain dari anak itu, lemah dan penakut. Ziella menyadari bahwa anak itu memiliki kepribadian ganda

Saat di rumah ziel ,ziella membangkitkan kepribadian ganda anak itu, sisi kejam dan psikopat anak itu lalu menghilangkan sisi lemah dan penakutnya

*Flashback off*

"Hoam... Aku sangat tidak suka melihat orang tua membanding-bandingkan anak-anak mereka. Mereka sendiri yang tidak bisa mendidik tapi menyalahkan anak-anak mereka yang tidak tau apa-apa" ucap ziel sembari menguap

Tiba-tiba terlintas samar-samar memori ziel

"Akh.. ampun jangan pukul lagi hiks.." tangis ziel

Duak Duak

"Anak kurang ajar" teriak seorang wanita sembari memukuli ziel

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang