Bagian Ketigabelas - Suicide pt.2

9 1 0
                                    

Ruangan Detektif Dirga

Dirga tengah memandangi papan tulis yang tertempel kasus teror kenzie serta kemungkinan tanda-tanda dari pelaku.

"Sebenarnya apa motif pelaku melakukan hal ekstrim seperti ini" ucap Dirga

"Baru kali ini pelaku dengan gesit meloloskan diri dari polisi bahkan tidak sedikitpun memberikan celah, sungguh menarik" lanjutnya terkesima

Kabar Kenzie telah meledak di seluruh universitas.

Tiap sudut sekolah pasti membicarakan tentang kasus Kenzie. Ziel berjalan di lorong sembari mendengarkan desas-desus kasus kenzie.

"Ku dengar dia sampai kritis, bagaimana bisa polisi negara ini tidak menemukan pelaku. Sungguh menyeramkan"

"Dia benar-benar seorang psikopat"

"Aku sungguh merinding, aku tidak bisa membayangkan berada di posisi Kenzie. Lebih baik aku mati daripada harus menderita seperti itu"

Tiba-tiba Ziel memberikan smirk nya.

Malam hari nya ziel datang ke rumah sakit tempat Kenzie di rawat ,dia mengamati sekeliling. Banyak polisi berjaga di depan kamar inap Kenzie.

Ziel lalu beranjak pergi, tapi tiba-tiba ada suara seseorang yang menghentikan langkahnya.

"Tunggu! Berhenti" ucap orang itu

Ziel lalu berhenti dan melirik ke arah belakang tanpa menolehkan kepalanya.

Orang itu berjalan ke hadapannya.

"Kamu siapa?" Tanya laki-laki itu yang merupakan Detektif Dirga.

"Saya teman Kenzie" ucap Ziel
"Lalu mengapa kau kembali" tanya Dirga
"Disana ada banyak polisi yang berjaga, aku hanya merasa tidak enak. Ku rasa ini juga bukan waktu yang tepat untuk berkunjung" ucap Ziel dengan sedih dan khawatir.

"Baiklah kau boleh pulang" ucap Dirga dibalas dengan anggukan Ziel sembari menatap id card milik Dirga lalu beranjak pergi.

Beberapa hari kemudian...

"Apa?!! Bagaimana bisa!!" Ucap Dirga terduduk lemas sembari memegangi keningnya.

Kenzie dinyatakan meninggal dunia. Kabar kematian Kenzie gempar diseluruh Universitas, teman-teman Kenzie datang ke rumah duka melepas kepergian Kenzie.

Orang tua Kenzie sangat terpukul kehilangan anak satu-satunya.

Detektif Dirga dan Letnan turut serta hadir di rumah duka, mereka sangat menyesal karena belum bisa menemukan pelaku bahkan barang bukti sedikitpun belum bisa mereka temukan. Satu-satunya saksi dari kejadian itu sekarang telah tiada.

Acara berkabung hampir selesai tapi tidak ada wajah yang Dirga kenal di sana, teman Kenzie yang datang ke rumah sakit tidak terlihat di acara berkabung itu.

Menyebabkan Dirga memiliki ide untuk penyidikan di universitas Kenzie. Harusnya menjadi hal dasar untuk melakukan penyelidikan menyeluruh tapi keluarga korban meminta agar tidak menyelidiki ke Universitas karena tak ingin menyebabkan gosip tak sedap. Tapi semuanya sudah terlambat 1 nyawa melayang tanpa diketahui siapa pelakunya.

Keesokan hari nya...

Kedatangan mahasiswa baru di kelas Ziel.
Ziel hanya menatap mahasiswa itu karena ternyata mahasiswa baru itu adalah Detektif Dirga.

Dirga menatap Ziel sembari tersenyum.
"Menarik" batin ziel lalu tersenyum seolah-olah membalas senyuman Dirga.

Dirga duduk disebelah ziel.
"Halo kita bertemu lagi" sapa Dirga
Ziel hanya tersenyum membalas perkataan Dirga.

"Omong-omong kemarin kau tidak datang ke pemakaman Kenzie?" Ucap Dirga

"Iya aku pergi ke luar kota dan aku sangat terkejut mendengar hal itu, niatnya nanti sepulang kuliah aku hendak berziarah ke makam kenzie" balas Ziel lalu menatap kembali ke luar jendela seperti tengah memikirkan siasat.

Jam makan siang...

"Aku belum berkenalan denganmu" ucap Dirga

"Ziel" balas ziel

"Ah aku Dirga Galendra ,panggil Dirga saja" ucap Dirga

Ziel hanya diam sembari menatap Dirga.
Dirga terlihat kikuk,

"Oh ya omong-omong kau tau bagaimana awal mula Kenzie diteror?" Tanya Dirga

"Akhirnya ia menunjukan niatnya" batin Ziel

"Ntahlah aku juga kurang tau, aku baru bertemu dengannya awal semester ini.."

"Damn aku menggali kuburku sendiri" ziel tersadar akan ucapannya.

"..kita pernah satu kelompok dan dia mengerjakan bagiannya dengan cukup baik tapi dia emosional mungkin saja ada orang yang dendam kepadanya dan melakukan semua ini" lanjut Ziel berusaha setenang mungkin

Dirga terus memperhatikannya, Ziel memutar otak agar laki-laki dihadapannya ini percaya akan kata-katanya.

"Kenzie pernah membantuku saat aku di bully, meskipun aku tidak dekat dengannya tapi aku masih berhutang budi padanya. Aku benar-benar terkejut mendengar kabar bahwa ia telah tiada" ucap Ziel sedih

"Baiklah sepertinya kau cukup terkejut dengan hal yang menimpa Kenzie" ucap Dirga

"Jika tidak ada yang kau tanyakan, aku pergi dulu" ucap ziel lalu beranjak pergi.

"Tenanglah tidak akan terjadi apa-apa" batin Ziel

"Gadis itu mencurigakan" gumam Dirga

Setiap gerak gerik Ziel diperhatikan oleh Dirga.

"Sial laki-laki ini terus memperhatikanku, apa dia telah curiga kepadaku? Dia kira aku tidak tau dia seorang Detektif. Meskipun di rumah sakit dia hanya memakai setelan formal tapi dia lupa tentang id cardnya" batin ziel

"Sampai kapan dia akan berpura-pura menjadi mahasiswa, untuk sementara waktu aku tidak akan melakukan apa-apa. Aku sudah menyelesaikan semuanya, tidak ada bukti juga. Biarlah dia mengorek-ngorek sampah. Selamat mencari sampah Tuan Detektif" lanjutnya puas

Sampai akhirnya batas waktu kasus Kenzie pun semakin dekat. Tidak ada bukti yang merujuk ke tersangka. Wanita yang dilihat Dirga pun tak pernah ditemukan. Dengan berat hati Pihak Pengadilan mengakhiri kasus ini dengan dugaan "Teror seorang Perundung sehingga menyebabkan korban depresi hingga bunuh diri"

Pihak Polisi dan Detektif pun menyesal karena tidak bisa memecahkan kasus tersebut. Mereka memohon maaf kepada keluarga korban.

~••~

Ziel Pov.

"Ahh akhirnya aku bebas"

"Hm? Kalian penasaran bagaimana bisa sosok Nirmala datang ke kamar Kenzie? Baiklah-baiklah akan aku jelaskan"

"Sosok itu adalah Aku"

"Apa? Kalian tidak percaya? Hahahahaha"

Ziel menempelkan sesuatu ke wajahnya, terlihat seperti topeng.

"Jeng Jeng... Topeng ini terlihat nyata bukan?"

Ziel dengan perlahan mengelupas topengnya dan melemparkannya ke depan sembari tertawa dengan wajah puas.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHA"

Dirga Pov.

"Aku tidak percaya kasus ini harus ditutup tanpa terbukti siapa pelakunya"

"Gadis itu Ziel, aku masih curiga kepadanya tapi tidak ada sedikitpun bukti yang mengarah kepadanya"

"Sial baru kali ini aku kalah dalam pertempuran"

"Bersiaplah ziel aku akan membongkar semua rahasia mu"

"Ini barulah permulaan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang