Aaron berjalan menyusuri lorong gelap , ia melangkah dengan hati hati, karena kebanyakan yang ada disana adalah puing puing bekas kerajaan elf , dinding instana yang dulunya ia lihat kokoh dan megah sekarang terlihat rapuh , dan keropos di makan rayap,jelas menunjukan bahwa memang tidak ada tanda kehidupan di daerah tersebut.
Tanaman sulur hijau kebanyakan merambat di tiang penyangga dan ada juga yang sudah menutupi jendela kastil tersebut.Aaron melihat benda berkilau yang terpantul cahayanya karena sinar matahari menerobos dari jendela yang berlubang,ia mendekatkan dirinya ke arah benda itu.
"Liontin? " Ia kemudian membuka benda bulat itu yang sudah berkarat,terdapat sebuah foto yang tidak terlalu jelas ,mungkin foto itu adalah foto pemiliknya. Aaron menyapukan jempolnya untuk membersihkan foto itu dari debu, ia mengusap bagian lain dari liontin itu.
"Janaka Wiratam? " Nama itu tidak asing di kepalanya, kemudian ia tersentak ketika ia mengingat siapa orang tersebut.
"Kenapa barangnya bisa ada disini? " Ia menatap foto yang tidak terlalu jelas, lalu menutup liontin tersebut,mengeggam dengan erat benda tersebut.
"Tidak ku sangka aku menemukan benda ini di tempat yang ga seharusnya ada daerah kekuasaan elf"
Aaron kemudian berjalan kembali ,semakin ke dalam ,berjalan ke arah aula kerajaan, ia menatap lukisan besar yang ia yakini adalah pemimpin elf dulu, Aaron menaiki tangga yang menghubungkan aula dengan kamar keluarga kerajaan ,tangga itu sedikit rapuh, Aaron hampir saja ter perosok ketika ia tidak sengaja menginjak tangga yang ternyata sudah tidak kuat menahan beban tubuhnya, ia berpegang pada gagang tangga yang terbuat dari besi .
"Aargh ... Sial.. tidak ada hal yang mudah untuk mencari bukti hmmmh " Aaron kini menengok tangga yang sudah hancur itu kemudian berjalan kembali menyusuri lorong kamar kediaman bangsawan elf, satu persatu kamar itu ia masuki, ia tidak menemukan sesuatu yang menurutnya menarik dan menunjukan sebuah bukti.
"Tidakkah ada bukti yang lebih kuat? " Ia menggumam ,pasalnya dari 30 kamar ia tidak menemukan sesuatu , yang menunjukan informasi lebih tentang Karina,ia hanya tahu dari buku tahunan murid Elizabeth school tempat dimana dulu adalah sekolah untuk para makhluk anthromorps yang Sekarang hanya di jadikan oleh pemerintah Akai sebagai perpustakaan daerah.
"Kenapa aland memilih ga memelihara tempat semegah ini ,padahal Elizabeth school dia alih fungsikan. Atau setidaknya dijadikan museum? " Gumamnya lagi ketika menatap langit langit di kelilingi desain interior emas .
"Kamar terakhir???gue fikir keluarga kerajaan elf hanya punya total 30 keluarga? Sebentar ? 30 ? " Ia kemudian tidak menemukan daftar nama dan foto dari sosok yang bernama Chaterine Axelton.
"Bukankah ? Di buku tahunan dia termasuk ke dalam keluarganya elf?? "
Aaron menatap pintu berlapis emas tersebut, ia tersadar bahwa dari semua kamar yang ia telusuri hanya satu kamar yang berlapis emas yang memasuki lorong paling dalam.
.
.
.
.
.
.Sosok pria dengan baju kebesarannya kini tengah menatap pemandangan luar , ia tidak tersenyum ,padahal pemandangan di luar sana adalah pemandangan terbaik yang bisa ia lihat.
"Tuan aland? Apa yang anda fikirkan sehingga anda terlihat tidak menikmati nya" Ucap laki laki paruh baya ,namun badanya terlihat masih tegap,baju hitam putih membalut tubuhnya.
"Alex, bagaimana saya bisa bahagia ? Sementara banyak sekali kebenaran yang harus di sembunyikan dengan rapat, menurut mu ? Apakah kebohongan akan bertahan lama? " Aland meminum wine nya ,ia menatap rembulan yang kini berbentuk sabit.
"Dunia anthromorps yang sekarang lebih tenang daripada yang dulu,para ras ular menghilang sejak 3 tahun yang lalu" ucap aland lagi.
"Mereka ternyata pergi ke dunia manusia , membaur dengan kehidupan manusia disana,sama seperti kita dulu saat bersama ayah, Benedict Felton " ucapnya tersenyum miris.
"Kesalahan terbesar ku adalah kembali ke Akai 3 hari sebelum insiden itu, ayah pernah berpesan padaku , kedamaian tidak akan terwujud jika dendam masih tumbuh"
"Dari yang kulihat Sekarang ,shadow world terlalu damai sekarang, aku hanya takut jika kedamaian ini hanyalah seperti mimpi yang sekejap luluh lantah karena dendam yang masih ada. "
"Saya tidak mengerti , apa yang telah direncanakan dewa , kenapa mereka membuat skenario ini menjadi rumit"
"Tuan aland, kita tidak boleh berlarut dalam sebuah penyesalan , kita harus selalu bersiap, bersiap melindungi mereka , generasi penerus dan rakyat kita hidup adalah anugerah dan kematian sudah pasti." Aland membalikan tubuhnya ke arah Alex.
"Paman,aku selalu siap untuk itu, tapi bagaimana dengan winter? Takdirnya lebih berat, aku ga bisa melihat winter menderita"
"Chaterine juga menghilang ,bagaimana winter akan baik baik saja? " Alex menghela nafasnya.
"Dari semua penduduk Akai, dia tidak menghapus ingatan kita. Saya percaya bahwa dia akan kembali " ucap aland menatap bulan yang kini terhalang awan .
"Soulmate nya winter? " Aland mengangguk dengan pertanyaan Alex.
"Buku yang Aaron temukan adalah buku yang di tulis oleh anggota clan mamba yang pernah tinggal disini "
"Lalu kenapa anda memberikan nya kepada winter? " Aland tersenyum
"Memang berbahaya jika manusia dan Hybrid bersatu , tapi tidakkah kita berfikir bahwa Chaterine lebih menunjukan jati dirinya sebagai elf meski dia jauh dari urutan keluarga yang rumit"
"Ini kesalahan terbesar Benedict Felton,dia melakukan banyak percobaan di dunia manusia" geram Alex
"Meninggalkan tugasnya sebagai pemimpin kerajaan, kufikir dia benar benar mempunyai anak manusia" aland terkekeh , menatap foto ayahnya yang terpajang di ruangannya.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY Hybrid Boss | LONG SHOT AU
FanficIni adalah narasi dari AU aku di Twitter flowersugar0