Pria berambut cepak dengan pipi tegas itu sedang menatap cermin ,kemudian bayang bayang masa lalu, kematian orang yang ia cintai ,menggeram sesaat lalu menghela nafas ketika membaca burung elang itu mengetuk jendela kamarnya.
"Mmm.. bukankah itu elang milik Cynder? Kk,masih heran seorang ular bisa berteman dengan burung elang" gumamnya pelan lalu menghampiri burung itu.
"Ah surat ya?" Ketika Arthur melihat ada kertas kecil yang tergulung di paruh elang itu.
"Agak aneh dia mengirim ku surat padahal dia bisa saja telfon " ucapnya setelah mengambil surat itu dari paruh burung elang yang sekarang terbang entah kemana.
.
.
.
.
.
Kelompok Cynder akhirnya bisa bernafas lega sejak mereka terpojok oleh hewan roh yang terus menerus menyerang mereka.Mereka kini bersembunyi di Gua yang cukup dalam, sangat aman karena hewan roh tidak akan mampu menjangkau beberapa area salah satunya gua yang terdapat di pinggiran kota Nordin.
"Bertahan lah" Ucap Xander menatap wajah Dante yang memucat, Dante hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Lukanya melebar " ucap ivander ketika ia menatap bekas luka yang disebabkan oleh belati milik Benedict.
Ivander berusaha menekan luka itu dengan tangan nya,Cynder mengepalkan tanganya,kukunya memutih ,rasanya benar benar seperti satu persatu orang yang dia sayangi pergi.
PUK
Tepukan itu mendarat di bahu Cynder,ia menoleh ,mendapati William tersenyum menenangkan.
"Semua akan baik baik saja,percaya padaku" ucap william. Cynder menghela nafasnya panjang.
"Apa yang harus kulakukan? Diluar kondisi kacau,hewan roh terus bermunculan.dan kita tidak tahu apa yang di perbuat Benedict."
"Istirahat lah, kita membutuhkan waktu setidaknya 1 malam untuk pulih " ucap Aiden .
"Aku melihat winter mengenakan Lazuardi milik Alice" ucap Sergio membuat orang orang menengok ke arahnya.
"Lazuardi bukankah terbuat dari 5 batu Ruby? " Ucap William tak kalah tertariknya.
Sergio mengangguk, kemudian tersenyum.
"Dia akan aman selama dia mengenakan itu." Ucap Sergio lagi.
"Jangan melupakan fakta bahwa pendahulu kita Duke Levian hampir saja kehilangan akal sehatnya ketika membawa batu batu itu" ucap Cynder
"Menurut mu apakah winter kuat ? Dengan itu ? Jika batu itu bersama nya sedangkan dia di bawah kendali benedict? Orang itu pasti akan memanfaatkan winter sebagai tameng bukan?"
"Uhukk,!! " Dante mengeluarkan darah segar dari mulutnya, Cynder gemetar melihat adiknya yang terkulai .
"Apa yang kamu lakuin!!! " Cynder menarik kerah baju ivander menatap tajam .
Orang orang berusaha memisahkan Cynder dengan ivander .
"Cyn-der" Dante memanggil dengan tangan nya yang di ulurkan.
Cynder mendorong ivander, lalu terduduk memegang tangan Dante , ia bisa merasakan tangan adiknya itu dingin sedingin salju yang turun.
"Hei.. aku disini , hmm ?? Apa kamu kedinginan? " Cynder bergetar , tanganya ia gosokan ke tangan Dante, Dante tersenyum tipis,rambutnya yang berwarna hitam mulai memutih.Cynder menggeleng ,Xander mengusap pipi Dante yang terkena darah dengan bergetar.
"Hehe, Cynder.... aku senang bisa berada disisi kakak ku sebelum aku pergi"
"Heei.. kamu ngomong apa? Gak Lo ga boleh ngomong gini, ivander apa yg Lo lakuin cepet sembuhin Dante !,"
"Racunnya menyebar dengan cepat" ivander menunduk , Cynder menatap tajam
"Lantas kamu berdiri disini ?! Tidak melakukan sesuatu!!?"
"Tssst... Sudah Cynder, aku ga bisa bertahan lama, sebelum pergi aku bisa mentransfer ood eye ku padamu "
"Gak! Kamu ga boleh ngelakuin itu" Cynder semakin memegang erat tangan dante,tidak ingin kehilangan sosok orang terdekat nya lagi Cynder tidak ingin .
"Xander, Lo jaga Cynder ,jangan sampai dia balik ke jalan yang salah" Xander mengangguk , mendengar kan Dante yang terbata.
"Cynder,gue bakal disisi Lo kok dengan ood eye,Lo jadi punya ood eye ganda hehe,keren"
Cynder mengeluarkan air matanya ketika ia merasakan sentuhan tangan kiri Dante di dahinya,ia bisa merasakan energi yang di kirim oleh Dante,
"Dante , Lo ga bisa gini.. gue ga bisa!!!" Teriak Cynder histeris ketika tangan kiri itu terkulai lemas, iris matanya tampak memutih seiring rambutnya yang juga memutih . Cynder mengguncang tubuh Dante agar Dante terbangun,namun nihil pria itu tetap bergeming.
Orang yang menyaksikan perginya Dante juga sama merasa pilu dan sesak, William menepuk punggung Cynder agar tenang, Cynder memeluk adiknya itu dengan erat.
"Benedict ! Aku bersumpah akan membunuhmu! Tujuanku tidak akan pernah berubah! " Cynder mengaktifkan Ood eye campuran miliknya dengan milik Dante. Ood eye dengan warna ungu dan merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY Hybrid Boss | LONG SHOT AU
Hayran KurguIni adalah narasi dari AU aku di Twitter flowersugar0