Veel: Bagian 1.

78 15 3
                                    

Cahaya matahari menyinari sekolahku pagi ini. Lapangan, ruang guru, kelas-kelas bahkan lorong sekolah semuanya terasa amat panas. Mungkin juga karena struktur sekolahku yang terbuka. Lapangan berada di bagian tengah sekolah dengan ruangan ekstrakurikuler mengelilinginya. Lorong-lorong kelas mengarah ke barat dan lorong menuju ruang guru, kantin dan toilet di arah timur dan gerbang sekolahku berada tepat di selatan.

Kelasku berada di lorong barat tak jauh dari lapangan. Pelajaran olahraga kelasku akan dimulai lima belas menit lagi, teman teman sekelasku juga mengeluh dengan cuaca yang terik pagi ini dan bahkan beberapa dari mereka mencoba bolos dengan membual segala alasan.

Aku Nichole, Nichole Aislinn. Aku siswi kelas 2 SMA di sekolahku. Tubuhku tidak terlalu berisi, rambutku berwarna hitam panjang terikat rapi, dan mataku berwarna hitam gelap. Saat ini aku hanya diam di kursiku menunggu pelajaran dimulai. Aku sebenarnya bukan orang yang suka berolahraga di cuaca terik seperti sekarang. Sama seperti yang lain, aku juga tidak menyukainya, tetapi sekarang aku tidak bisa bolos atau izin. Semua itu karena seorang idiot yang memintaku menemaninya di jam olahraga.

Aku menoleh ke orang di sampingku. 

Namanya Sheila, dia adalah temanku. Tubuhnya ramping, rambutnya coklat terkuncir seadanya, matanya besar berwarna hitam dan selalu tersenyum. Dialah seorang idiot yang menahanku. "Kok lama ya, Nic? Biasanya Pak Will udah dateng." ujar Sheila sambil melihat ke luar jendela.

Itulah yang dia cari. Pak William, biasa kami panggil Pak Will. Pak William adalah seorang guru muda di sekolahku yang mengajar olahraga. Perawakannya bagus, wajahnya tampan dihiasi kacamata, warna kulitnya gelap dengan rambut berwarna coklat terang. Tak heran kalau banyak yang naksir padanya. 

Aku memutar mataku pada Sheila. "Kamu ini bego atau gimana sih, Shei. Kita ini lagi mau belajar olahraga bukan mau gebet guru. Tujuan kamu ke sekolah ngapain sih?"

Sheila hanya tersenyum dan kembali melihat ke luar jendela. Terkadang aku merasa Sheila anak yang aneh. Bukan hanya karena dia menyukai guru. Maksudku, dia sering kali merespon omongan atau pertanyaanku hanya dengan senyuman, entah kapanpun itu. Dia nampak seperti boneka penurut kalau seperti itu. Yah, bisa saja arti senyuman itu hanya senyum jahil.

***

Jam pelajaran olahraga dimulai. Hanya sebagian dari kelas yang hadir. Beberapa orang izin dan beberapa lagi bolos. Pengambilan nilai telah selesai dan aku hanya menjadi penonton saat yang lain sedang bertanding. Beberapa teman sekelasku mengajakku untuk bergabung tetapi aku menolak, aku tidak tertarik dengan pertandingan, pertandingan itu melelahkan. Disisi lain, aku juga ditarik oleh Sheila untuk bertemu Pak Will. Sheila mulai berbincang ria dengan guru idamannya itu. Sesekali aku ikut bergabung dalam pembicaraan mereka, itupun karena Sheila memaksaku.

Perbincangan terus berlangsung sampai suara bel sekolah berbunyi, menandakan waktunya istirahat. Pak Will mulai berpamitan pada kelas kami dan pergi kembali ke ruangannya. Semua teman perempuan kelasku berebut mengganti baju di kamar mandi sekolah.

"Kamar mandi lagi rame. Shei, ayo makan dulu." ajakku pada Sheila yang masih menatap Pak Will pergi di kejauhan. Aku menghela napasku seraya menyenggol bahunya. 

Sheila segera menoleh ke arahku dan menganggukkan kepalanya sembari senyum cerah terpampang di wajahnya. "Ganteng banget kan, Nic?" gumamnya. Aku menghiraukan gumaman anehnya itu seraya kami berdua pergi ke kantin. Aku yang memesan makanan. Aku sendiri memesan semangkuk mie ayam, karena mie ayam kantin Pak Joko selalu jadi andalan, sedangkan Sheila memesan semangkuk bakso.

Saat makanan telah sampai, Aku segera memakan makananku. Hari ini, tak banyak yang kami bicarakan. Aneh, karena biasanya Sheila sering mengoceh tidak jelas sampai dia tersedak, tetapi hari ini sepertinya dia diam. Mungkin karena udara di kantin sekarang lebih berat dari biasanya. Dia bahkan hanya tertunduk tanpa menyentuh makanannya. 

Little DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang