Plak... !
Sebuah tamparan melayang ke wajah Arkasa. Sontak Ia terkejut Allena berani menampar dirinya. Arkasa membelalakan kedua matanya seraya menatap Allena dengan wajah penuh amarah. Allena adalah orang pertama yang menampar dirinya, karena tidak pernah ada seorang pun yang berani menampar dirinya apalagi seorang wanita
"Lo yang minta gue nampar kan?" tanya Allena
"Sial, lo cari masalah sama gue?"
"Al? lo nampar Arkas?" Sabrina menghampiri mereka berdua
"Allena nampar lo pasti ada alasan, lo ngapain Kas?" tanya Glendy
"Ha? nggak kok, tadi ada nyamuk di pipi dia" jawab Allena sembari menepuk pipi Arkasa berkali-kali
"Apaan nyamuk? jelas-jelas lo--"
"Udah-udah, yok lanjut game kita" Aryan merangkul Arkasa dan mengajaknya pergi
Mereka semua lanjut bermain game, sedangkan Allena melanjutkan proposalnya. Ia tidak berhenti memikirkan Ayahnya.
"Al, lo kenapa sih diam doang?" tanya Sabrina yang menghampiri
"Nggak kok, gue lagi capek aja"
"Kenapa sih? cerita dong sama gue, gue pasti dengerin kok"
"Sebenarnya--"
Allena yang akan menceritakan masalahnya dihentikan oleh Arkasa yang berteriak meminta minuman kepada Sabrina. Allena menghelahkan nafasnya, Ia berpikir untuk tidak memberi tahu Sabrina sebelum Ia mendapatkan bukti yang kuat.
"Eh, gue mau pulang dulu ya, capek banget" ucap Allena sembari mengemas barangnya
"Hmm, ya udah deh. Yuk gue anterin keluar"
"Nggak usah Sab, lo ambilin si iblis itu minum aja"
"Ya ampun masih dendam aja lo sama dia, yaudah deh. Bye"
Allena berjalan melewati Arkasa, cowok yang baru saja Ia tampar itu terus menatapnya sinis. Allena tidak peduli sama sekali, Ia terus berjalan dan keluar dari rumah Sabrina.
"Lihat aja, lo bakal tunduk minta maaf sama gue" batin Arkasa
****
Kring... Kring... Kring...
Jam menunjukan pukul 11 siang, bel istirahat SMA Trimulia pun berbunyi. Arkasa, Davin, Aryan dan Glen tengah asik bersenda gurau di kantin. Tiba-tiba Sandra dan gengnya datang menghampiri Arkasa. Ia berdiri di depan Arkasa sembari menggenggam handphone. Gadis itu tidak senggan meminta nomor telpon seorang Arkasa, cowok idaman siswi SMA Trimulia itu.
"Arkas, gue boleh minta nomor telpon lo nggak?" tanya Sandra
"Gue juga dong" sambung Gabby
"Stt! diam lo" Zara mendorong wajah Gabby
Seorang Arkasa tidak akan memberikan apapun begitu saja kepada seseorang. Apalagi seorang wanita yang baru saja Ia kenal. Arkasa paling tidak suka dengan wanita yang mengejar-ngejar dirinya hanya karena tergila-gila dengan tampangnya.
"Lo mau nomor gue?" tanya Arkasa
"Iya"
"Boleh, tapi lo habisin dulu 10 cabe ini dalam hitungan 30 detik"
Arkasa mengambil cabe yang ada di dalam mangkuk yang terletak di atas meja.
Ketertarikan Sandra pada Arkasa membuat dirinya setuju dengan syarat Arkasa. Satu per satu cabe Ia masukan ke dalam mulutnya. Wajahnya mulai memerah, matanya mulai bergelinang air.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Man After Dad
Teen Fiction[ JANGAN LUPA FOLLOW YA] Kisah ini tentang Allena Elvaretha Adythea, seorang gadis SMA yang memiliki kepribadian sederhana, mandiri dan tangguh bahkan semua citra baik melekat pada dirinya. Seketika hidupnya berubah total ketika dirinya semakin tahu...