Suasana sekolah sudah terlihat sepi saat Allena selesai mengerjakan hukumannya. Hanya tersisa Sabrina yang sedang duduk bersama Aryan, Davin dan Glen di bangku taman sekolah. Aryan dan Glen yang jomblo hanya bisa melihat kemesraan Davin dan Sabrina setiap pulang sekolah, walaupun mereka belum resmi jadian.
"Sab, yuk balik" ajak Allena
"Vin aku pulang dulu ya" kata Sabrina pada Davin.
"Kapan ya gue punya cewek? Sab, lu mau gak jadi pacar gue" ledek Aryan
"Boleh, Kalau Davin izinin"
"Mau gue tonjok lo Ar? ya jangan lah, ini kan punya gue" balas Davin seraya memeluk Sabrina
"Yah masa gue ngajak Allena pacaran, yang ada gue dihajar sama yang di sebelah gue." Aryan melirikan matanya ke arah Glen sambil tertawa
Allena beruntung bisa berteman dekat dengan 3 cowok ini. Kadang mereka memang nakal dan menyebalkan. Tapi mereka orang-orang yang baik, hanya saja jika mereka bersama Arkasa, pasti menjadi brutal. Belum lagi dipancing emosinya oleh Jemmy, pasti akan terjadi peperangan besar.
"Btw Len, lo kok gak mau pacaran sih? padahal banyak cowok yang suka sama lo" tanya Aryan dengan nada kepo
"Karna gue masih nyari cowok yang tepat. Lalu yang bisa sayang sama gue kayak bokap gue, bisa nggak lo?" jawab Allena dengan wajah bangga
"Waduh, skip deh. Lo emang cantik, tapi tipe gue yang kayak bule gitu"
"Gue juga nggak mau kali sama lo" Allena mendorong wajah Aryan
"Allena aja nggak mau sama lo, gimana yang bule-bule mau sama lo" ejek Davin
"Udah ah, Pulang yuk Sab. Gue nggak mau terlalu banyak ngomong sama Aryan nanti jadi bego Haha" Allena merangkul Sabrina dan mengajaknya pergi
Glendy Devagio, cowok cool yang tidak banyak bicara itu sudah lama naksir dengan Allena. Namun Ia tidak pernah mau mengaku, hanya Aryan dan Davin yang tau perasaannya itu. Allena dan Glen punya kesamaan, mereka sama-sama anggota OSIS SMA Trimulia.
****
Jam dinding di kamar Allena sudah menunjukan pukul 8 pagi. Cahaya matahari pagi pun sudah mulai mamenuhi seisi kamar Allena, namun gadis yang terbaring di atas kasur dengan balutan selimut itu belum juga bangun dari tidurnya. Tiba-tiba terdengar Suara nada dering mengalun dari handphone Allena yang sudah berdering beberapa kali di atas mejanya.
"Hallo? kenapa Sab?" tanya Allena sembari mengucek mata
"Gue 10 menit lagi sampai di rumah lo nih, temenin gue belanja ya. Buruan mandi" Sabrina mematikan telponnya.
"Nih anak doyan banget sih mendadak" Allena berdecak kesal
Dengan mata yang setengah terbuka, Ia segera mandi dan bersiap-siap. Setelah 10 menit berlalu, Allena mengambil tasnya lalu keluar dari kamar. Ia menghampiri Ibu dan Kakaknya yang tengah duduk di bangku meja makan sembari menikmati sarapan.
"Pagi Ma" Allena melihat sekeliling. "Papa mana?" tanya Allena
"Papa kamu ke kantor sayang"
"Ke kantor? ini kan tanggal merah Ma?"
"Katanya ada urusan mendadak, jadi bosnya suruh datang. Kamu mau kemana?"
"Aku mau temenin Sabrina ke butik Ma" jawab Allena
"Anak sama Bapak sama aja, libur aja masih mau pergi" Sambung Joan
Allena mengerutkan jidatnya, menatap Kakaknya dengan heran. Ia merasa kesal mendengar perkataan Kakaknya yang jelas tidak Ia ketahui alasan dari celetukannya itu. Tiba-tiba suara klakson mobil Sabrina terdengar, dengan segera Allena mengecup pipi Ibunya dan berlari keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Man After Dad
Teen Fiction[ JANGAN LUPA FOLLOW YA] Kisah ini tentang Allena Elvaretha Adythea, seorang gadis SMA yang memiliki kepribadian sederhana, mandiri dan tangguh bahkan semua citra baik melekat pada dirinya. Seketika hidupnya berubah total ketika dirinya semakin tahu...