Bel pulang pun berbunyi, seluruh murid kelas XII IPS 1 berhamburan keluar dari kelas. Kecuali Arkasa yang lagi-lagi harus tetap berada di sekolah. Hari ini adalah hari terakhirnya melaksanakan hukumannya. Meskipun begitu, pria itu tetap saja tidak mau melaksanakan hukumannya. Arkasa memilih untuk naik ke rooftop sekolah, tempat tongkrongan murid-murid nakal SMA Trimulia.
Arkasa duduk di pojokan, menyandarkan diri di tembok seraya menikmati sepuntung rokok yang terjepit di jarinya. Tiba-tiba Ia mendengar isak tangis seorang wanita. Arkasa membuang rokoknya ke bawah dan menginjaknya. Ia berdiri dari sana, berjalan mendekati sumber suara. Ia mendapati Allena tengah berdiri di ujung rooftop
"Gue kirain kuntilanak nagis, ternyata lo"
"Hiks.." Allena tak memandang ke arah Arkasa sedikitpun
"Udah lah, kena marah gitu doang kok nangis"
Allena tetap tidak menghiraukan perkataan Arkasa. Ia terus menangis, setetes demi setetes air matanya mengalir membasahi pipinya
"Jangan-jangan lo mau bunuh diri ya? gue baru aja naik, masa udah liat orang mati?" ucap Arkasa seraya melipat kedua tangannya
Melihat tidak ada respon dan jawaban dari Allena. Dirinya merasa kesal, Ia merasa dirinya diabaikan. Arkasa melangkahkan kakinya mendekati Allena. Ia berdiri tepat di hadapan Allena
"Woi! lo denger gue ngomong nggak sih? gue nggak mau jadi tersangka kalau lo mati" tambah Arkasa
Allena membeku, dirinya tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya air matanya yang jatuh yang bisa menggambarkan perasaannya saat ini. Perlahan-lahan Allena menjatuhkan kepalanya ke dada Arkasa yang sekarang berada tepat di hadapannya. Saat ini Ia tidak bisa lagi menahan semua yang Ia rasakan. Dirinya tidak sadar apa yang Ia lakukan saat ini. Ia hanya ingin menumpahkan semua kesedihan yang tertampung dalam hatinya
Arkasa terkejut, tubuh Arkasa seperti papan kaku ketika kepala Allena tersandar di dadanya. Detak jantungnya yang semula normal kini berpacu lebih cepat dari biasanya. Bahkan Allena sendiri bisa mendengar jelas suara jantung Arkasa yang berdetak kencang
"Kasih tau gue! kenapa semua pria nggak pernah tulus? bahkan seorang Ayah sekalipun? kalau cinta pertama kita nyakitin kita? gimana kita bisa percaya sama cinta yang lainnya?" Allena berteriak dengan suara gemetar karena menangis sesenggukan
"Lo cowok, lo pasti tau alasannya!" tambahnya
Kali ini Arkasa benar-benar membeku. Ia memejamkan matanya. Kenangan buruk itu lagi-lagi berkelana di ingatannya. Sudah sejak lama Ia melupakan masalalu nya yang menyakitkan. Hari ini, bayangan itu datang lagi. Masa buruk ketika Ayah dan Ibunya menyakiti dirinya lagi-lagi terasa begitu pekat hingga munusuk di dadanya. Arkasa tersentak, Ia membuka kedua matanya. Tanpa disadari tangisan Allena membuat Arkasa ikut meneteskan air mata. Ia segera menyeka air matanya yang jatuh, Arkasa tidak mau menangis di depan orang lain dan dianggap lemah
"Ternyata cewek kayak lo nyimpan banyak duka ya. Walaupun gue nggak tau masalah lo, gue harap lo nggak jadi orang yang lemah apapun yang terjadi"
Allena menjatuhkan dirinya ke bawah dan berlutut sambil menangis sesenggukan Tangan kanan Arkasa meraih tangan Allena, tangan kirinya merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan sebuah sapu tangan. Ia meletakkan sapu tangan itu di atas telapak tangan Allena. Sebrengsek-brengseknya Arkasa, Ia tidak suka melihat seorang wanita menangis apalagi alasannya karena keluarga
"Hapus air mata lo" Arkasa berjalan meninggalkan rooftop
Allena menatap Arkasa, Ia menghapus air matanya dengan sapu tangan yang ada di tangannya.
****
Allena kini tengah berdiri tepat di depan pintu rumahnya. Ia menatap ke depan dengan pandangan kosong. Wajahnya menggambarkan ketakutan yang amat besar. Ia menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Kakinya mulai melangkah memasuki rumah, saat ini Ia mencoba untuk menghadapi masalahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Man After Dad
Teen Fiction[ JANGAN LUPA FOLLOW YA] Kisah ini tentang Allena Elvaretha Adythea, seorang gadis SMA yang memiliki kepribadian sederhana, mandiri dan tangguh bahkan semua citra baik melekat pada dirinya. Seketika hidupnya berubah total ketika dirinya semakin tahu...