Pagi ini Atlas bangun lebih awal di banding kedua temannya.
Kemudian Pria itu melirik jam dinding yg menunjukan pukul 04:38 AM.
Atlas membangunkan Riko dan Nathan, kemudian mengajak Riko untuk sholat subuh berjamaah.Tadinya Riko mengajak Atlas untuk bersholat subuh Jamaah di masjid dekat asrama, namun Atlas menolak. Ia memilih untuk sholat di mushola asrama, dan Riko pun mengiyakan nya.
Di perjalanan menuju mushola asrama, Atlas tak sengaja berpapasan dengan Ferra yg kemudian di susul Nadia di belakangnya.
Riko mencoba menyapa Nadia, "Cantikku jam segini udah bangun."
Nadia memutarkan bola matanya malas, kemudian menjawab, "Sakit lo. Pagi pagi udah bikin mual aja."
Riko hanya tertawa, karena menurutnya ekspresi Nadia saat marah sangatlah menggemaskan.
Ferra memberanikan diri untuk menatap netra Atlas, juga sekalian menyapanya. "Kamu mau sholat subuh ya?"
Atlas tak menjawab. Pria berkaos grey itu tak mengeluarkan suara sedikitpun dari mulutnya, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Riko yg masih sibuk menggoda Nadia.
Setelah selesai mandi, Atlas mengajak Nathan untuk sarapan bubur ayam bersamanya di bawah, sambil menikmati udara segar kota Bandung di pagi hari.
"Bu, pesen 3 ya. Yg satu di bungkus." Ucap Atlas yg di angguki singkat oleh pemilik kedai bubur ayam.
"Tlas. Kelar sarapan anter gua ke greja ya." Pinta Nathan.
Atlas menoleh, "Jam berapa?"
"Jam 9an paling." Jawab Nathan yg diangguki singkat oleh Atlas.
Selesai sarapan, Atlas kembai ke asrama mengantarkan titipan Riko. Kemudian pergi mengantar Nathan ke greja, mengingat hari ini adalah hari minggu, hari kebaktian bagi umat kristiani.
***
Di halaman rumah, Caitlin sedang duduk manis di sebuah Gazebo cantik, sambil bervidio call dengan ketiga sahabat nya menggunakan Laptop. Ia membahas banyak sekali hal random, mulai dari Novel, film yg tayang di bioskop hingga pusat perbelanjaan yg sedang mengadakan diskon besar besaran.
"Guys. Minggu depan siapa yg free?" Ujar Maurin di sebrang sana.
Tiara menjawab, "Gua free."
"Gua juga free." Imbuh Safira.
"Kalo lo gimana Cait?" Tanya Tiara dari sebrang sana.
Caitlin mengangguk, ia menjawab. "Yes. Urang free. Lagian ayeuna kan keur euweh tugas jadi bisa healing sepuasna."
Ketiga sahabat nya tertawa serempak, kemudian Tiara memberikan sebuah rencana. "Guys, gimana kalo kita ke kebun teh yg deket rumah nenek gue."
Ketiga nya pun setuju dengan ajakan Tiara. Namun di saat sedang asik mengobrol, Ayumi memanggil Caitlin untuk dimintai tolong.
"Neng. Bantuan mamah heula dieu sakedap geulis." Jerit Ayumi dari halaman belakang rumah.
Caitlin menyahut, kemudian berpamitan kepada ketiga sahabatnya. "Udah dulu. Nyokap gue manggil."
Tiara, Safira dan Maurin mengiyakan nya, kemudian Caitlin menutup panggilan dan bergegas ke arah sumber suara.
"Kenapa mah?" Caitlin menghampiri Ayumi di dapur.
Ayumi menoleh. "Tolong beliin gula, Vanili sama bubuk coklat ya neng di warung nya ceu Tuti."
Caitlin mengangguk. Ia menerima selembar uang yg di berikan Ayumi, kemudian bergegas pergi menuruti titah ibunya.
YOU ARE READING
B E R T A U T .
Teen FictionIni cerita tentang Caitlin Yuliza, yg jatuh cinta pada seorang Mahasiswa yg ber KKN di sekolahnya. Di umur yg genap 17 tahun, gadis itu jatuh cinta untuk yg pertama kali nya pada Atlas Darmawangsa, Mahasiswa dari campus Pancasila, Jakarta. "Kayak...