Chapter Five : Last Thing For You.

537 77 14
                                    

Tok! tok!

"Ji! Kamu di dalam, kan.." Pintu kamarnya terbuka bersamaan dengan suara itu. Jisung yang terkejut langsung melepas pelukannya dari Bangchan. Ia hapus air matanya sebelum menoleh pada tamu yang terdiam melihat mereka.

"Oh Lix, hai.. kamu ngagetin banget." Ujar Jisung menutupi gugup serta rasa malunya, malu sebab tadi memeluk tetangga kost yang belum lama ia kenal.

Felix tersenyum canggung lalu menoleh pada Bangchan yang tampak canggung pula, "siapa.."

"Oh dia tetangga aku, Lix. Bangchan namanya," ujar Jisung seraya menoleh ke arah Bangchan untuk mengenalkan diri.

"Bangchan. Lo?"

"Felix, sahabatnya Jisung."

"Ya udah Chan, tadi mau numpang mandi, kan?" Bangchan mengangguk terpaksa lalu memutar tubuhnya untuk ke kamar mandi. Sedang Jisung di tarik oleh Felix untuk menjauh, atau lebih tepatnya keluar dari kamar itu.

"Lix, tadi itu.."

"Itu urusan nanti, Ji. Kamu gimana? Kak Minho bilang kamu di bully di kampus, Ji. Rumor itu gak bener, kan?" Jisung terdiam sejenak, dari semua rasa malunya saat video dan foto itu tersebar, ia lebih malu dan takut berhadapan dengan orang-orang terdekatnya.

"Ji, jawab please. Itu gak bener kan, Ji?" Felix menangkup kedua pipi Jisung untuk ia lihat raut wajah sahabatnya itu. Tapi yang terlihat hanyalah wajah yang tampak terluka.

Tak perlu menunggu jawaban dari Jisung, Felix tau jawabannya. Ia peluk sahabatnya itu untuk kembali tenangkan Jisung yang mulai kembali pada keterpurukannya. "Maafin aku, Lix. Itu memang aku, tapi aku gak ngelakuin itu untuk ngejual diri aku." Felix kian mengeratkan pelukannya.

"Siapa, Ji? Dengan siapa kamu ngelakuin itu? Hyunjin?" Jisung menghentikan tangisnya, tebakan sang sahabat tak meleset sedikitpun.

"Iya, kan?" Jisung menganggukkan kepalanya pelan. Lagi-lagi ia kembali merasa bersalah sebab sama sekali tak pernah mengatakan hubungannya dengan Hyunjin bahkan pada sahabatnya sekalipun.

"Iya, Lix. Dengan Hyunjin aku ngelakuin itu." Felix melepas pelukannya dan kembali menatap wajah Jisung.

"Kalian cuma bersahabat, kenapa sampai berbuat sejauh itu, Ji? Atau sebenarnya kalian.." Jisung menggelengkan kepalanya cepat, membantah apapun yang Felix pikirkan tentang ia dan Hyunjin.

"Kami cuma sahabat Lix, yang saling membutuhkan. Kamu pasti tau maksud aku." Felix menghela nafas berat lalu menarik Jisung untuk mengobrol di dalam kamar kost sahabatnya itu.

Jisung selesai merapikan diri dengan kembali memakai bajunya, kini dua bersahabat itu duduk berdekatan di dekat ranjang. Felix menepuk punggung Jisung yang tampak masih terpukul atas hal yang menimpa dirinya.

"Kamu udah bilang sama Hyunjin untuk ngakuin video itu, Ji?" Jisung menggelengkan kepala lalu menoleh pada sahabatnya.

"Aku gak mau karir Hyunjin rusak karena dia harus mengaku kalau itu dia, Lix."

"Tapi kamu gimana, Ji? Kamu hancur duluan sebelum kamu memulai karirmu." Seketika Jisung terdiam dan menundukkan kepalanya dalam, ia menggigit pelan bibir bawahnya lalu kembali mengangkat kepalanya.

"Selalu ada jalan untuk aku, Lix," ujar Jisung lalu kembali menatap wajah sang sahabat dengan senyuman.

"Aku gak tau lagi mau bilang apa, Ji. Tapi aku bakal ada sama kamu terus." Ucapannya cukup membuat Jisung memeluk sahabatnya itu. Ya, cukup Felix yang ada untuknya.






*****






Rasanya Jisung tak ingin beranjak sama sekali dari ranjangnya. Hari yang ia jalani terasa berat sebab kasus yang ia alami. Orang-orang semakin membenci dan membully dirinya saat di kampus. Belum lagi kemarin ia mendapat surat panggilan dari petinggi kampusnya.

Break Up! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang