Chapter Eight : Unexpected Thing

508 69 20
                                    

Masih sama, Jisung masihlah dijauhi oleh teman seangkatannya. Kali ini seorang dosen memberi tugas kelompok. Sudah dapat ia tebak jika tak seorang pun yang mau mengerjakan tugas tersebut bersamanya. Ya, tidak seorang pun kecuali si ketua tingkat yang datang menemui dosen setelah dosen tersebut marah pada mereka.

Pun setelah Seungmin kembali, lelaki itu memutuskan mengambil posisi duduk di samping Jisung. Ada rasa tak enak hati ketika melihat teman-teman lain berbisik melihat kebersamaan mereka.

"Makasih udah mau sekelompok sama aku," ucap Jisung pelan.

"Iya. Rumahmu dimana?"

"Oh, aku ngekost, gak jauh dari sini. Pulang nanti mau langsung ngerjain tugasnya?" Seungmin menganggukkan kepalanya.

"Oke, nanti sekalian aja," ujar Jisung lalu kembali fokus pada dosen yang tengah mengajar di penghujung waktu.

Seusai kuliah Jisung dan Seungmin berjalan bersama keluar dari kelas. Keduanya tak lepas dari tatapan-tatapan mengejek sebab Jisung yang masih terkenal sebagai mahasiswa dengan predikat buruk. Mengetahui itu, Jisung menahan langkahnya agar berjauhan dari Seungmin, lelaki itu tak boleh terlibat hukuman dari perbuatannya.

Seungmin cukup cepat menyadari Jisung tak lagi di sampingnya. Ia menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Tanpa ragu Seungmin menghampiri Jisung lalu menarik tangan teman sekelasnya tersebut. Menggiring Jisung agar segera menuju parkiran.

"Seungmin.."

"Nurut aja." Jisung pun diam dan menuruti ucapan Seungmin. Langkah kakinya terpaksa ia percepat agar tak ketinggalan dari temannya itu.

Hingga tiba di dalam mobil Seungmin, Jisung memilih diam. Tak ingin merusak suasana hati Seungmin yang mungkin saja kesal karena omongan penghuni kampus.

"Seungmin maaf-"

"Bukan salah kamu," Seungmin memotong ucapan Jisung lalu menoleh padanya.

"Tapi kamu.. S-Seungmin.." Jisung memundurkan tubuhnya saat Seungmin mendadak mendekatinya. Air ludah yang di mulutnya terasa sulit untuk ditelan. Kedua maniknya memilih terpejam saat merasa deru nafas Seungmin yang kian dekat.

Click!

Jisung membuka matanya saat merasakan sabuk pengaman mengunci tubuhnya. Ia menoleh pada Seungmin yang tengah menahan tawa.

"Kamu pikir aku mau menciummu?" Wajah Jisung mendadak merah padam, ia menunduk lalu menggelengkan kepalanya cepat.

"E-Enggak Seungmin. Tadi itu reflek." Seungmin akhirnya tertawa lalu mulai menyalakan mesin mobilnya. Ia menoleh sekali lagi ke arah Jisung dan memperhatikan wajah temannya itu lamat.

"K-kenapa natap aku begitu?"

"Aku cuma mau buktikan sesuatu." Jisung mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Maksud kamu?"

"Kamu cantik." Jisung tampak sedikit salah tingkah mendengarnya, pasalnya selain Hyunjin ia tak pernah mendengar pujian itu lagi.

"Seung.." Jisung yang hendak menoleh pada Seungmin mendadak diam mendengar deru nafas Seungmin di dekat telinganya.

"Tapi murahan," Jisung terpaku mendengar ucapan lelaki itu, tangannya mengepal mendengarnya. Seungmin tak jauh berbeda dengan orang-orang yang membulynya.

"Terserah kamu mau bilang apa. Sekarang aku bakal kerjakan tugas itu sendiri. Silahkan kamu gabung dengan kelompok kamu sebelumnya." Jisung membuka sabuk pengaman yang mengunci tubuhnya. Namun saat akan membuka pintu mobil, Seungmin justru mengunci mobil tersebut.

Break Up! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang