Chapter Nine : Hello, Mr. Cheese.

591 71 38
                                    

Pagi ini terlihat cerah, suasana kamar yang ia huni seorang diri bahkan telah di kunjungi bias mentari. Namun cerahnya hari berbanding terbalik dengan keadaan dirinya. Sudah hampir tiga kali ia bolak-balik ke kamar mandi karena rasa mual yang terus menghampiri. Pantulan dirinya dari cermin bahkan terlihat pucat.

Ia pernah mendengar jika orang yang tengah berbadan dua memang rentan mengalami mual di pagi hari. Hanya saja ia tak menyangka jika hal itu juga terjadi pada dirinya. Padahal di awal kehamilannya, Jisung tak pernah mengalaminya. Dan jika ia tak salah mengingat, bulan ini akan memasuki bulan keempat.

"Ah ternyata sudah hampir empat bulan aku putus sama Hyunjin... haish! Ngapain kamu hitungin sih, Ji! Bego banget!" Jisung mengetuk kepalanya pelan.

Kakinya mulai membawa diri keluar dari kamar mandi, ia ingin merebahkan diri sebab hari ini ia masuk kuliah di siang hari. Baru saja ia memejamkan mata, suara ketukan di pintu kamarnya memecah keheningan. Mau tak mau Jisung beranjak dari posisinya dan membukakan pintu kamar.

Ada Hyunjin yang telah rapi di depan kamarnya. Jisung yang bingung dengan kehadiran lelaki itu memilih keluar kamar daripada mengizinkannya masuk.

"Ada apa, Hyun?"

"Siap-siap, aku tunggu disini. Kita mau ke WO pagi ini. Mumpung free." Ah, Jisung baru ingat tentang tugas itu. Tugas yang seharusnya dikerjakan oleh yang akan menikah.

"Oh, ya udah, tunggu sebentar. Aku mau siap-siap," Jisung kembali masuk ke dalam kamarnya tanpa mengizinkan Hyunjin masuk. Tapi lelaki itu lebih dulu masuk sebelum Jisung melarangnya. Sekali ini saja ia tak ingin berdebat dengan mantan kekasihnya itu.

Jisung mengabaikan Hyunjin yang seenaknya berbaring di atas ranjangnya, ia lebih memilih mengambil handuk dan membawanya ke kamar mandi.

Sementara menunggu Jisung mandi, Hyunjin mengamati seisi kamar sang mantan kekasih. Membuka isi lemari Jisung dan memperhatikan baju-baju yang ada disana. Susunannya masih rapi seperti biasanya.

Beralih dari lemari pakaian, Hyunjin menuju meja belajar Jisung. Ada beberapa foto yang di pajang disana. Foto Jisung dengan bundanya dan fotonya seorang diri. Atau mungkin tidak? Sebab Hyunjin ingat, ada dirinya di dalam foto tersebut.

"Sebegitu bencinya kamu sama aku, Ji?" Gumamnya.

Tangan Hyunjin beralih ke laci meja belajar Jisung. Namun, baru saja ia menarik laci tersebut, pintu kamar mandi terbuka tiba-tiba. Jisung keluar dari sana dengan terburu-buru. Lelaki itu tampak terengah-engah sembari menatap Hyunjin.

"Ji, kamu belum selesai mandi?"

"Jangan usik barangku. Diem dan jangan sentuh apapun," ujarnya dengan suara tegas.

Jisung berjalan menghampiri Hyunjin untuk mengunci laci mejanya. Namun, tubuhnya terasa lemas hingga menyebabkan ia hampir jatuh ke lantai. Beruntung Hyunjin langsung menangkap tubuhnya.

"Astaga Ji! Ayo sini duduk dulu." Hyunjin membawa Jisung untuk duduk di kursi belajar. Jisung yang merasakan pusing di kepalanya kini memijat kepalanya. Sementara itu Hyunjin segera mengambil air untuk Jisung.

"Ini Ji, minum dulu," ujar Hyunjin sembari menyodorkan gelas berisi air untuk Jisung. Dengan segera Jisung mengambil gelas tersebut dan meminum airnya.

"Pusing banget, Ji? Apa mau aku antar ke dokter?" Jisung menggelengkan kepalanya.

"Gak usah Hyun. Aku punya obatnya." Jisung mengambil obat sakit kepala di laci mejanya lalu meminumnya segera. Tak lupa ia menutup semua laci yang terbuka, termasuk laci yang Hyunjin buka. Dimana disanalah tempat ia menyimpan hasil pemeriksaan kehamilannya.





Break Up! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang