Chapter Ten : The Lies

591 70 44
                                    

Disinilah Jisung menatap satu-satunya makhluk yang ia harap segera membuka mata. Sudah sejak semalam Hyunjin masih terbaring di ruang perawatan pasca kecelakaan. Menurut keterangan dari polisi yang datang pagi tadi, Hyunjin tertabrak oleh mobil saat akan menyebrang. Beruntung mobil yang menabraknya sempat menahan laju hingga Hyunjin terpental tak begitu jauh dari lokasi kejadian.

Mulai dari kepala, tangan dan kaki Hyunjin yang menjadi santapan aspal. Menurut keterangan dokter, tangan dan kaki lelaki itu retak hingga harus di gips. Sementara benturan di kepala Hyunjin tak begitu parah, walau nanti lelaki itu harus melakukan CT-scan keseluruhan untuk memastikan keadaannya.

Pintu kamar itu di ketuk lalu terbuka dan memperlihatkan Felix sahabatnya yang datang bersama Minho. Jisung tersenyum pada mereka yang sudah membawakannya pakaian ganti.

"Gimana keadaannya, Ji?" Tanya Felix sembari menyodorkan pakaian Jisung.

"Udah lebih baik, Lix. Cuma belum sadar dari semalam," jawab Jisung.

"Mungkin sebentar lagi. Ya udah kamu bersih-bersih dulu, Ji." Jisung menganggukkan kepalanya lalu beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Sekhawatir itu ya Jisung sama Hyunjin," ucap Minho saat duduk menunggu.

Felix menganggukkan kepalanya lalu berkata, "sampe mikir mereka itu kayak kita kan, kak?" Minho mengangguk sebagai jawaban.

"Bisa jadi sih, dek. Mereka deket banget begitu," ucap Minho kemudian.

Tak lama kemudian Jisung selesai membersihkan diri, ia membereskan baju kotornya sebelum menghampiri Felix dan juga Minho.

"Oh iya Lix, kak, kalian lagi sibuk gak hari ini?" Tanya Jisung.

"Enggak, Ji. Kenapa memangnya?" Felix menatap penuh tanya pada sahabatnya tersebut.

"Aku mau ke rumah Hyunjin sebentar, mau ambil baju dia. Bisa nitip Hyunjin gak, satu jam aja."

Felix dan Minho saling pandang, lalu mengangguk bersamaan. "Ya udah Ji, santai aja ambil bajunya. Gak usah keburu-buru, ok? Kami jagain Hyunjin deh" Jisung tersenyum mendengar ucapan Felix. Ia pun berpamitan pada kedua sahabatnya untuk pergi ke rumah Hyunjin.

Tak lama untuk Jisung sampai di rumah Hyunjin, rumah yang sempat ia tinggali bersama mantan kekasihnya tersebut. Saat masuk ke dalam rumah tersebut, Jisung melihat suasana yang sedikit berbeda. Rumah tersebut terlihat berantakan.

Jisung menghela nafas berat, memang biasanya ia yang akan membersihkan rumah jika masih tinggal bersama Hyunjin. Ah, lagi-lagi kenangan itu mengusik ingatannya.

Tak ingin terjebak, Jisung beralih menuju kamar Hyunjin. Kondisi disana juga masih sama. Tampak berantakan dan tak terurus. Sengaja tak begitu memperhatikan, namun foto yang terpajang di nakas mengusik fokus Jisung. Foto mereka yang tampak bahagia bersama. Ia duduk perlahan di atas ranjang lalu mengambil figura yang tertata apik, berbeda dengan keadaan sekelilingnya.

Jisung tersenyum tipis melihatnya, rasanya tak pantas ia mengingat peristiwa lampau. Dimana ia dan Hyunjin menghabiskan waktu bersama dulu, euphoria bahagianya masih bisa ia rasakan kini.

"Kalau aku turuti keinginan, aku masih ingin sama kamu, Hyun," gumamnya.

Figura tersebut ia kembalikan ke posisinya, Jisung kembali pada tujuannya untuk mengambil pakaian Hyunjin. Segera menuju lemari dan mengambil tas serta pakaian yang diperlukan.

Tengah memilah baju Hyunjin, gawainya berdering. Dengan segera Jisung mengangkat panggilan yang berasal dari Felix.

"Ya, Lix? Ada apa?"

Break Up! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang