♡ 9

21.3K 907 15
                                    

Suara musik yang memekkakan telinga beserta lampu sorot memancarkan cahaya warna warni. Dentum-dentuman suara musik diikuti oleh teriakan riang orang-orang sambil berjoget ria. 

Hari ini hari Minggu. Sesuai apa yang dikatakan Embun. Hari ini mereka berada di tempat yang pasti kalian tau.

Tidak munafik, sebelum menikah, Mira juga pernah memasuki tempat itu. Bukan hanya sekali dua kali.

Tapi semenjak menikah, ia benar-benar menstop semuanya. Dia ingin menjaga nama baik Raka. Eh, malah lelaki itu yang sering bolak-balik ke club.

"Lepasin semua bor!" seru Embun. Perempuan itu berjoget mengikuti musik.

"Lang! aaa," Embun menuangkan minuman berakohol.

"Miraa, nih," kini gilirannya.

Mira pun menerimanya. 

"AAAA GUE SENANG BANGET!" teriak Mira. Sudah lama ia tidak merasa sebebas ini. 

Gadis ini juga tak kala heboh berjoget. Sambil sesekali meneguk minuman itu dan umpatan yang terus keluar yang ia tujukan kepada semua orang yang telah mengusik hidupnya.

"KALAU GUE UDAH CERE NI YA, GUE MAU PINDAH ANJIR DARI KOTA INI. GUE MAU LUPAIN SEMUANYA," ujar Mira kepada Galang dan Embun.

"KALAU GUE UDAH KAYA GUE MAU RESIGN DARI KANTOR GUE ANJIR. KAYA KAGAK STRESS IYA," sahut Embun.

"KALAU GUE APAAN YA ANJING. NGGA TAU DAH, KAYA UDAH, GANTENG UDAH," ujar Galang.

"YE BANGKE LO!"

Kurang lebih sudah 3 jam mereka berada disini. Mira tidak tau ini sudah jam berapa. Yang ia lakukan hanyalah mengeluarkan semua yang ia pendam selama ini. Tertawa bahagia dan efek akohol yang membuatnya setengah sadar.

Pandangannya sudah kabur. Mira yang asik berjoget memilih untuk duduk. "Anjing Embun udah goblok. Lo udah berapa botol tau," Mira mengingatkan.

"Kemana lo?"

"Gue pusing anjir," jawabnya kepada Galang.

"Lemah banget. Efek 2 tahun tobat ya?" ejek Galang.

"Bomat," Mira berjalan ke kursi. Jalannya yang tergopoh ditambah pandangan yang kabur.

"Gila tu orang dua kuat banget," Ia melihat Galang dan Embun yang masih asik berjoget, sementara dirinya sudah terduduk.

Mira memejamkan matanya. Rasa pusing bercampur mual mulai terasa. Ah benar kata Galang, ini efek 2 tahun sudah tidak pernah memasuki club. Dulu dirinya termasuk orang yang kuat dalam hal minum tetapi sekarang,,,

"Sendirian aja?"

Mira menoleh. Lelaki tua tersenyum genit ke arahnya, "Ngga."

"Aku temenin mau ya?" lelaki itu memegang bahu Mira,

Mira yang tertunduk sambil memegang kepalanya mendongkak, "Ngga mau. Udah deh sana," usirnya,

"Galak banget. Berapa sih kamu?" 

Kurang ajar.

"Bapak jangan kurang ajar ya," Mira yang lemas berusaha melawan.

"50 juta? saya bayar deh," lelaki itu kini memegang tangan Mira.

"Apaan sih!"

Galang yang melihat Mira langsung datang mendekat. Dia menarik Mira menjauh.

"Eh aki-aki, jangan kurang ajar deh," ujar Galang lalu mengajak Mira ke tempat Embun berada.

Embun melihat kedatangan Mira tergelak, "Hastag hampir dibungkus nih ya," ejeknya.

"Hahahaha, coba ngga gue tolongin ya lo Mir, dah dibungkus lo. Mana posisi dah sempoyongan," Galang meneguk segelas lagi.

Akhir dari kisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang