Bab 1

657 37 1
                                    

"Kedua orangtua kita meninggal karena kecelakaan pesawat ini. Bening. Sekarang tidak ada lagi yang melindungimu. Kau berada di kekuasaanku, sekarang. Minggu depan kita akan menikah, bersiaplah." Bening hanya terdiam dan menatap kepergian Guntur.

Ia memanglah pantas untuk dibenci, membuat koma adiknya, membunuh pacarnya, dan kini kedua orangtuanya meninggal bersamaan dengan orangtua Bening. Ia memang pembawa bencana bagi lelaki itu.

Guntur, lelaki itu adalah cinta dalam hidup Bening. Bersama Guntur, Bening merasakan bagaimana jatuh cinta pertama kalinya. Dulu, ia sangat disayang oleh Guntur. Semua kehendaknya dipenuhi, Guntur memberikan rasa sayang yang lain, sangat berbeda. Tapi kisah cinta kali pertama Bening tidak berakhir indah, bertepuk sebelah tangan, setelah ia beranjak dewasa sikap Guntur berubah, tentu saja. Ia bukan gadis kecil imut lagi ia sudah berubah menjadi anak remaja. Apalagi, setelah Guntur memiliki pacar, hubungan mereka sangatlah serius. Lelaki itu berubah total, bahkan Tante Rika mengeluh dengan kelakuan anaknya.

Orangtua Bening dan Orangtua Guntur sangat dekat, bahkan Tante Rika dan Mama Bening berencana menjodohkan keduanya tapi Bening menolaknya, dan sepertinya Guntur pun begitu. Setelah kejadian mengenaskan itu, Guntur merasa Bening adalah dalang dibalik semua ini, maka dari itu ia mencari cara untuk membalas dendam Bening secara leluasa.

Sedangkan Bening menangis dalam diam, meratapi rumah yang ia tempati selama dua puluh satu tahun. Memeluk baju kedua orangtuanya. Kehidupannya sudah berubah, ia akan berjuang lebih dari ini. Bukan hanya rasa bersalah, tapi juga rasa sakit yang akan ia terima mulai saat ini.

"Sekarang kau berada dalam kendaliku, Bening." Guntur tersenyum sinis melihat Bening yang menjadi istrinya dalam beberapa jam lalu. Gadis ini, yang membuat hidupnya berantakan. Sebentar lagi, gadis pendiam ini akan mendapatkan balasan akan cinta egois yang menggerogotinya. Mungkin beberapa orang akan memandang Bening sebagai gadis polos lugu nan naif. Tapi percayalah, gadis ini menggunakan berbagai macam cara untuk menjeratnya masuk ke dalam pelukannya. Menjadi pendiam saat bersamanya, padahal ia adalah perempuan binal haus belaian. Menjijikan, bahkan dalam satu ruangan pun sebenarnya Guntur tidak sudi, tapi bukankah kesabaran membuahkan hasil yang manis? Ia akan lebih bersabar.

Bening adalah sahabat adiknya, dan juga anak dari sahabat almarhum kedua orangtuanya. Hubungan mereka sebenarnya dekat, Guntur mulai merasa jijik kepada gadis ini sejak Bening ketahuan merokok. Bahkan perempuan binal ini mempengaruhi adiknya untuk memaksanya menerima cinta Bening, perbuatan yang bodoh. Lihatlah ia sekarang, berlagak seperti anak perawan. Yang bahkan Guntur sendiri yakin, jika Bening penganut seks bebas.

"Kenapa Bening, kenapa diam. Bukankah ini yang kau tunggu-tunggu? Perempuan binal?" Bening diam, mengeratkan genggaman tangannya, menahan air mata. lebih baik ia diam, ini adalah satu cara mengurangi rasa bersalahnya. Akibat dirinya, keluarga Guntur berantakan. Ia akan terima apapun yang Guntur lakukan. Bahkan nyawa sekalipun.

Guntur mendekat, mengejutkan Bening yang terdiam di atas ranjang. Tadi, ia berencana untuk tidur. Tapi, tiba-tiba pintu kamar dibuka dengan kuat, seperti di dobrak. Mereka tidak tidur 'kan dalam satu kamar yang sama? Bening tahu diri. Tidak mungkin Guntur ingin berdekatan dengannya.

Guntur mengeluarkan berkas. Sudah Bening duga, Guntur ingin melumpuhkan semua yang Bening punya. Harta warisan salah satunya.

"Tanda tangan ini, karena sepertinya perkebunan tehmu menjanjikan. Dan tanda tangan ini juga untuk tanah yang kau punya beberapa hektar tapi kau gunakan untuk penangkaran hewan tidak berguna! Lebih baik tempat yang penuh dengan bebatuan itu kutambang." Mungkin Bening akan menyetujui jika hanya perkebunan teh, rumah, dan beberapa perusahaan kecil milik orangtuanya. Tapi, tidak untuk tempat penangkaran orangutan yang sedang Bening usahakan untuk menjadi wilayah konservasi itu sulit untuk menyetujuinya. Keluarga Bening sangat mencintai alam, ibunya adalah peneliti yang sudah pensiun dini akibat kecelakaan yang menyebabkan gegar otak. Peneliti herpetologi yang sangat mencintai lingkungan, ibunya jugalah yang mempengaruhi perusahaan ayahnya untuk mengkampanyekan perlindungan hutan dan satwa. Berkat itu, Bening menjadi pecinta binatang dan alam. Beberapa kali ikut serta dalam kampanye yang diadakan oleh organisasi lingkungan seperti Greenpeace dan WWF.

"Aku akan memberikan kepadamu Kak, tapi jangan untuk dijual lagi. Aku mohon, ambillah semua. Aku ikhlas tapi kalau penangkaran orangutan jangan Kak." Mohon Bening. Ia tidak akan tega. Ada begitu banyak orangutan disana. Mau dikemanakan mereka jika tempat tinggalnya saja dirusak.

"Apakah aku peduli, sepertinya tidak. Tanda tangan segera, Bening. Jangan membuat kesabaranku habis." Tangan Guntur menjepit rahang Bening, menekannya kuat sehingga membuat Bening mengaduh kesakitan. Dengan tangan yang bergetar, Bening menandatangani berkas yang diberikan oleh Guntur.

Guntur tersenyum senang, ia sudah melumpuhkan Bening. Gadis ini tidak akan bisa berkutik, tidak bisa melawan.

"Bagus, perkebunan teh dan seluruh aset milik keluargamu ada di tanganku. Sekarang, jangan pernah mengurusi hidupku lagi. Mengerti? Oh dan jangan lupa, rumah ini tidak ada pembantu, dan sepertinya memanfaatkan sumber daya yang ada tidak masalah. Kau mengerti maksudku kan?"

Bening mengangguk tanda setuju, meskipun selama ini ia tidak pernah menyentuh dapur, membersihkan kamar dan pekerjaan rumah lainnya. Sebagai anak tunggal satu-satunya ia sangat dimanja. Ada begitu banyak ART yang akan melayaninya. Meskipun begitu ia menghormati ART yang ada di rumahnya, berkat ajaran mamanya tersayang.

Guntur meninggalkan Bening, meninggalkan aroma yang sangat ia rindukan. Lelaki itu begitu dekat tapi sulit digapai. Entah apa yang telah ia perbuat pada masa lalu. Kenapa ia berada pada situasi sekarang. Bahkan untuk bertemu dengan Tiara, sahabat dan juga adik dari Guntur saja ia tidak bisa. Guntur berkata, ia tidak bisa mempertemukan Bening dan Tiara, itu sama saja membunuh Tiara. Padahal Bening sangat ingin mengetahui bagaimana keadaan Tiara pasca kecelakaan naas itu. Apakah ia berhasil menyelamatkan Tiara atau tidak. Bening selalu berdoa semoga Tiara dalam keadaan yang baik-baik saja.

Pagi menjelang, Bening sudah bersiap-siap untuk membersihkan rumah, mulai dari mencuci piring secara hati-hati. Membersihkan debu dengan vacuum, lanjut dengan mengepel lantai. Untuk ukuran rumah megah dan mewah seperti rumah Guntur sangat tidak manusiawi memerintahkan Bening sendirian membersihkannya, perlu kurang lebih 3-4 orang seharusnya tapi apa daya ia dalam tahapan 'hukuman' jadi lebih baik menurut daripada disiksa lebih lagi.

Tidak hanya berubah menjadi ART dadakan Guntur, ponsel pintar Bening juga ditarik. Ia hanya diberi ponsel butut yang bisa menelpon dan menerima sms saja. Tidak ada lagi media sosial yang sering ia gunakan, tidak ada lagi aplikasi novel pelipur duka bagi Bening.

Ponsel butut Bening berdering, Guntur memanggil. Apalagi yang diinginkan lelaki ini.

"H-halo..." Ucap Bening pelan.

"Bersihkan kolam renang, dan kuras serta sikat lantai dasar kolam itu. Sudah sangat kotor sekali itu. Oh iya, makanan belum sempat beli, jadi kau tahan saja laparmu sampai siang." Bening menelan air ludahnya, mengiyakan apa yang dititahkan Guntur kepadanya. Tapi ia sangat lapar sekarang, makanan di rumah ini tidak ada. Bahkan untuk mie instan, ia hanya takut asam lambungnya kambuh. Semalam ia tidak makan dengan benar, takut dan cemas membuatnya tidak ingin makan. Sekarang, perutnya sangat pedih akibat lapar.

Bening melangka ke arah dapur, mungkin lebih baik ia minum air. Berharap bisa meredakan rasa laparnya.


___

Bersambung. 

Yesss, akhirnya penantian bersemedi di kaki gunung bisa memperoleh hasilnya juga. Tenang guys, ini gak prank ya. Ini ceritanya udah selesai kok, akan di up seminggu sekali. 

Kalau ada tanda baca yang salah atau ada yang typo mohon bantuannya, makasih yaaaa. 

Salam hangat dari Minmin.

-24 November 2021-

-AlderaminChepe- 

SEBENING CINTA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang