Bab 4

310 30 2
                                    

Selamat membaca~~~

"Non Bening belum pulang, Tuan." Ucap Bi Surti,membuat Guntur tertegun. Tidak biasanya Bening tidak pulang hingga larut malam.

"Kemana dia Bi?"

"Bibi juga gak tau, Tuan. Tadi Bibi belanja, terus menemukan ini di dapur."

Bi, aku pergi dulu ya. Jangan ditungguin, lama banget mungkin untuk pulang.

Ambigu.

Tidak mungkin Bening melarikan diri darinya, jika pergi pun seharusnya dari jauh-jauh hari. Ada sesuatu yang ia sembunyikan. Bukan sifat Bening untuk memberontak apalagi berhadapan dengannya.

"Bi, apakah pakaian Bening masih di kamarnya?"

"Masih Tuan."

"Apakah ada barangku yang hilang?" tanya Guntur.

"Saya tidak berani memeriksa kamar Tuan." Guntur lalu berjalan menuju kamarnya, melihat adakah barang yang hilang.

Ternyata beberapa kemeja kesayangan dan parfum favoritnya lenyap. Yang sudah pasti, ini pasti perbuatan Bening. Kenapa wanita itu pergi.

Dering ponsel Guntur berbunyi. Adit menelpon, apakah ini berkaitan dengan hilangnya Bening, jika iya Adit tidak akan bisa selamat dari amukan amarah Guntur.

"Ada apa..." Sapa Guntur pelan dan aura kemarahan yang menguar dari dirinya.

"Tiara sadar Guntur, Tiara sudah sadar." Ucap Adit haru. Wanita yang ia cintai sudah sadar.

Adit tidak tahu dimana keberadaan Bening, asumsi Guntur. Sebelum ke rumah sakit, Guntur menghubungi seseorang.

"Bening Admajaya, temukan wanita ini sampai dapat." Guntur memperhatikan sekitar dan menemukan cincin pernikahannya tergeletak di meja.

"Mencoba melarikan diri Bening, kita lihat sampai sejauh mana." Guntur tersenyum pelan, melihat peliharaannya mencoba main-main terhadapnya. "Jika kau sudah ditemukan, jangan harap bisa bebas. Bahkan jika perlu, kau akan kupasung, Bening."

***

Guntur memasuki ruang perawatan Tiara, semalam ketika Tiara bangun, ia harus mengurusi beberapa hal terkait Bening yang pergi secara mendadak. Mau tidak mau, setelah ia sampai Tiara sudah tidur kembali tapi lain halnya hari ini, Tiara sudah bangun. Seakan menunggu kedatangannya.

Guntur mendekat ke arah Tiara, tidak luput Adit yang duduk di samping ranjang Tiara. Sepertinya habis menyuapi Tiara.

"Adit, tolong tinggalkan kami berdua." Ucapan Tiara membuat Guntur mengernyit, ada apa gerangan.

"Ada apa?"

"Aku udah tahu semuanya Kak, dan sekarang aku bakal memberitahukan yang sebenarnya terjadi." Apa maksud dari perkataan Tiara ini, semakin membuat Guntur bingung.

"Bening tidak ada sangkut pautnya dengan meninggalnya kekasih 'tercintamu' itu. Renita bersekongkol dengan Adam untuk mengeruk harta kekayaan kita, Kak. Mereka yang bajingan bukan Bening!" jerit Tiara tak tertahankan. Wajah pucat adiknya beruraian air mata.

"Kakak apakan Bening, Kak. Sampai dia pergi, Kakak apakan diaaa..."

"Kakak tahu, alkohol, rokok, bahkan suntikan yang Kakak temukan di tas milik Bening itu punya siapa, punya aku Kak! Dia yang polos, dia yang baik hati, dia tidak pernah jadi wanita binal seperti yang Kakak katakan. Kakak apakan dia, Kak." Guntur mematung mendengar kebenaran yang Tiara ucapkan. Jadi, Bening tidak ada sangkut pautnya dengan semua ini?

"Bening hanya berada di waktu yang salah. Bodohnya dia bisa mencintaimu, Kak."

"Kenapa, Tiara. Kenapa kau bisa berbuat sejauh ini dalam pergaulan."

SEBENING CINTA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang