halaman satu

277 31 14
                                    

Angst || Rate 17+ || Typo || boyslove
Nonsense || 2022 fanfic

Hurt || Bromance || AU || FaYok || Bahasa

~

Aku telah menghabiskan 60 minggu bersama Fano. Masa sih dia ga peka sama kode yang aku kasih selama ini?

Aku yang menghabiskan 60 minggu bersama Fano, Sahabatku.

Lelaki dengan aroma menthol pada tubuh serta rambut, si pecandu nikotin hisap rasa menthol pula, dan penyuka kopi tanpa gula itu diam-diam mencuri perhatianku hanya dengan bersamanya setiap hari dalam hidupku akhir-akhir ini. Ia meresahkan hanya dengan pakai kaos lengan pendek dan celana selutut atau yang ku khawatirkan ketika sakit karena Fano akan sangat manja seperti bayi besar.

Kalau ada manusia dengan tingkat peka sangat rendah, mungkin Fano berada dalam tingkat rebah, alias benar-benar tidak pekaaaaa.

Ia benar-benar tidak peka pada sekitar apalagi perasaanku yang aku sembunyikan dan hanya diungkap lewat kode bahasa yang aku sangat yakin Fano hanya menganggap ucapanku hanya bual, sebab untuk aku ucapkan secara gamblang bisa membuatku malu sampai ke tulang.

Waktu itu, jam 4 sore. Kami semua lagi main ke kosan Wayan.
"Yok, kamu ga pernah kepikiran buat pacaran?" tanya si pemilik kamar kost.

Aku yang tadinya lagi kesusahan buka tutup botol akhirnya nengok. Wayan duduk sambil nyender ke tembok kamar yang berwarna ijo miskin.

"Sampai sekarang sih enggak. Males ih pacaran tuh. Aku males chatan tiap hari," jawabku terus gigitin pingir tutup botol biar terbuka meski nihil, yang ada gusiku jadi luka karena kepentok.

"Ya, ga usah chatan tiap hari." Wayan mengambil botol jus buah dari tanganku lalu membukanya dengan mudah. Aku kaget.

Botol jus berpindah ke tanganku. "Tapi pasti ada minilam ngabarin gitu, males aku."

"No, kalau kamu pacaran tipe yang chatan apa engga?" Wayan bertanya pada Fano dengan setengah berteriak yang lagi mabar sama Faros dan Alvin.

Aku deg-degan nungguin jawaban Fano. Aku yakin dia dengerin percakapan aku dengan Wayan soalnya kamar kost Wayan ga seluas rumah Sischa Khol.

"Ya, chatan," kata Fano enteng.

Dahlah aku mau nangis aja.

Dahlah aku mau nangis aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📝6 Maret 2022

©kejunote
Hay, gays.
Ya ampun, udah lama banget aku ga nulis.

Seperti cerita yang aku buat lainnya, dimohon untuk tidak mengangkut-pautkan kehidupan asli Fano, Iyok, dan tokoh lain dalam cerita ini. Ini hanya karangan fiksi saja.

Iyok's Diary Imagine, pov | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang