halaman empat

113 25 4
                                    

“Mas Fano kalau Iyok cerita matanya fokus banget sampe bisa bikin ketawa. Giliran yang lain ngomong, dia malah nguap,” ucap salah satu temen kami di kantor.

“Abisnya kalau Iyok yang cerita tuh seru, kayak cuma dia yang punya,” kata Fano yang malah bikin hidungku kembang-kempis saking senang.

Kepada saudara Fano, tolong kalau tidak punya perasaan pada saya untuk tidak terlalu baik karena saya mudah sekali salah paham.

“Yok,” panggil Fano sambil dia nunduk.

Aku liat pantulan diriku di matanya yang sewarna arang.

“Nih.” Dia kasih aku beng-beng.

“Buatku?”

Fano ngangguk, "kamu ‘kan suka mendadak pusing, jadi aku kasih ini buat obat. Jangan sakit, ya.”

Sebentar,

Bentar,

Jantungku deg-degan banget, aku takut kalau jantungan. Duh, amit-amit deh. Jangan sakit tuh kata Fano, pokoknya aku harus sehat sesuai kata-kata dia.

“Iya, Fano. Aku pasti ga sakit-sakit deh.”

Dan Fano cuma ketawa sambil usap kepalaku. “Kamu ditembak sama adek kelas kita, ya?”

Aku yang tadinya mau buka bungkus beng-beng pun noleh ke Fano. “Iya.”

“Terus kamu jawab apa?”

“Aku tolak.” Semangat buat makan beng-beng jadi sirna.

“Kenapa?”

Ini Fano lagi introgasi aku, ya? Aku harus jawab apa? Salah-salah nanti dia bisa cemburu kayak pas dia tau aku suka Irene.

“Ga tau,” jawabku ketus.

“Kasian dia, Yok. Dia suka banget sama kamu loh.”

“Kok kamu tau?” Aku tatap mata Fano dengan pandangan sinis, mungkin kalau di manga bakal ada efek sinar di ujung mata dan bunyi ‘cling’.

“Dia DM aku di Instagram.” Fano ngehela nafas. “Kalau kamu ga coba pacaran, kamu mau ngapain? Selama kita temenan, kamu ga pernah kenalin orang yang kamu suka ke aku loh, Yok. Aku mulu yang kenalin cewek-cewek ke kamu. Kenapa kamu ga terbuka sama aku?” Ada nada kecewa di sana.

Aku bingung, Fano. Kalau aku jujur siapa orang yang aku suka, bisa-bisa pertemanan kita terancam. Kalau ga jujur, kamu desak begini terus. Ini tuh ga sekali dua kalu Fano nyuruh aku pacaran sama orang lain. Fano ga salah sih, tapi nyakitin.

Aku jadi mikir, apa kapal yang masih mogok di dermaga ini ga bisa berlayar dan pada akhirnya emang akan jadi lapuk gitu aja?

Huh, kesal. Aku balikin aja beng-bengnya ke Fano terus lari ke luar kantor.

📝06 Maret 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📝06 Maret 2022

Iyok's Diary Imagine, pov | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang