Fano bilang dia mau ngajakin mamanya makan malam berdua. Aku senang dengarnya. Fano jarang habisin waktu bareng keluarga soalnya dia sibuk kerja.
Aku senang liat Fano senyum. Aku senang ketika tau dia baik-baik aja meski cuma lewat instastory. Aku senang pas Fano makan dengan baik. Aku senang kalau Fano ga sakit. Aku senang semesta sayang ke Fano.
Meski terasa dekat, tapi aku semakin jauh dari Fano. Fano ga nanyain lagi Irene Red Velvet ke aku, dia ga nanyain luka di jariku pas ketusuk duri mawar tanaman mamaku, Fano jadi jarang ajakin aku cari makan.
Aku lagi duduk di depan jendela, lihat jalanan di depan rumah sambil berharap ada mobil Fano yang berhenti terus dia teriak cuma buat dadah-dadah doang terus pergi.
Tapi, pernah ga kamu ingin menangis hanya dengan satu pesan singkat saja?
“Dasar Iyok, sukanya nyakitin diri sendiri,” bantinku usap mata yang mendadak perih.
📝06 Maret 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Iyok's Diary Imagine, pov | FaYok vers ✔
Fiksi Penggemar2022 Tulisan Iyok buat Fano, sahabatnya