Empat

61 9 0
                                    

"Mau ngeluh malu sama bocil."

Galang Anggara Putra

***

Galang, Guntur dan Rio berjalan dengan santai melewati koridor kelas sepuluh. Suasana yang tenang kini menjadi riuh akibat kedatangan ketiga most wanted pentolan sekolah.

Rio dengan rambut yang sedikit gondrong sengaja disisir kebelakang membuat ketampanannya terlihat natural.

Guntur lelaki kaya raya yang ramah senyum berjalan paling depan dengan satu tangan berada disaku celananya.

Tidak seperti Guntur dan Rio yang banyak tingkah, Galang lelaki batu es ini berjalan dengan tenang. Tatapan lurus tajam, rahang keras serta badan yang tegak membuat beberapa wanita terlihat ketakutan namun, ada juga yang masih mengejar-ngejar.

"Hai cantik," Rayu Rio pada adik kelas yang baru saja lewat berlawan arah dengannya.

Siapa sih yang nggak baper digodain sama pentolan sekolah? Apalagi ganteng banget!

"Gue nggak ada minatnya sama wanita," Ucap Guntur tanpa menoleh ke arah Rio.

Rio memukul tubuh bagian belakang Guntur pelan, "Lo nggak waras makanya nggak suka wanita."

Kali ini Guntur menghentikan langkahnya memilih untuk menghadap Rio, "Gue waras! Tapi, selera gue masih janda!"

"Ck! Bujang selera janda," Sindir Rio.

Guntur menghentikan langkahnya dan memilih menghadap kaca jendela. Menyisir rambutnya kebelakang, "Bukankah janda lebih menggoda dibandingkan perawan?"

"Sinting!" Ucap Rio dan Galang secara bersamaan.

***

"Lo pesan apa?" Tanya Zera yang tengah mengantri di stand nasi goreng.

Kali ini mereka berada di kantin sekolah kebetulan guru-guru tengah rapat jadi, jam pelajaran ditunda.

"Samain aja sama Zera."

"Oke."

Sementara itu, Galang, Rio dan Guntur telah sampai di kantin. Senyum Rio mengembang disaat maniknya mengarah pada gadis blonde yang tengah berdiri dengan tenang pada stand nasi goreng.

Rio menepuk pundak Galang membuat sang empu menoleh.

"Itu Thea. Deketin sana," Suruh Rio seraya menunjuk kearah Thea berdiri.

"Gue nggak ahli deketin cewek," balas Galang dingin.

Guntur yang tengah sibuk menata rambutnya tertarik dengan penuturan Galang.

"Mau gue bantu?" Tawar Guntur seraya menyeringai kecil.

"Gimana caranya?" Guntur tertawa kecil merasa lucu dengan sahabatnya itu. "Lo bayarin makanan dan minuman dia. Nanti juga dia ngerasa hutang budi sama Lo."

Galang terdiam mencoba mencerna omongan Guntur.

"Belajar pacaran jangan fokus sekolah mulu! Sekolah nggak menjamin Lo bahagia, Lang. Yang ada lo gila lama-lama," Ungkap Rio menepuk pundak Galang seolah memberi kekuatan.

Galang menghela nafasnya kemudian memilih menghampiri Thea dan Zera.

"Ngapain disini?" Tanya Galang basa-basi tanpa melirik kearah Thea.

GALANG ANGGARA PUTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang