4

3.1K 251 14
                                    

.
.
.
.
.
.
"Sunoo.. sayang..."

"hm?"

Sunghoon menghela nafasnya dengan berat. Mau tidak mau ia sendiri yang harus mengatakan ini pada Sunoo. Semakin lama hanya akan menyakitinya semakin dalam.

"aku akan menikah"

Sunoo terdiam.

Matanya berusaha mencari kebohongan dari manik coklat sang kekasih.

Cukup lama.

Iblis tampan itu sama sekali tidak bergeming. Ia serius.

Sunoo mengalihkan pandangannya dengan cepat menatap lurus ke depan.
Pikirannya mendadak kosong. Senyuman indahnya menipis dengan perlahan menyisakan bibir plum yang mengatup rapat. Tentu saja ia kecewa dengan semua ini. Seingatnya pagi tadi Sunghoon masih berjanji untuk tetap bersamanya.

Sunoo menahan airmata yang siap meluncur kapanpun. Beberapa kali ia menghela nafas. Otaknya bekerja memilah kata dan meyakinkan dirinya sendiri untuk mengatakan yang ia inginkan.

"tidak apa Sunghoon... asal kau masih menemuiku,,," ucap Sunoo lirih. Ia pun tak yakin dengan apa yang ia katakan.

Sunghoon mengumpati dirinya berkali-kali melihat kekasihnya sedih seperti saat ini, ia benci dirinya sendiri saat tidak bisa menjaga kata-katanya.

Dan terlebih ia lah alasan pria cantik ini bersedih.

"sayang, ta-"

"Sunghoon,,," potong Sunoo cepat. Ia belum siap. Sejujurnya ini terlalu mendadak baginya. "aku mengantuk..."

Sunghoon mengurungkan niatnya membahas hal serius ini. Kekasih cantiknya ini pasti lelah, dan bodohnya ia mengatakan itu setelah mereka bercinta.

Brengsek. Tentu saja Sunghoon memaki dirinya sendiri.

Sunghoon beranjak berdiri disisi bathup. Tanpa bersusah ia telah berganti pakaian serba hitam. Kemeja hitam dan celana hitam, rambut legamnya juga sudah kering. Jangan lupakan bahwa ia adalah iblis.

Ditangannya sudah tersampir bathrob putih tanpa ia bergerak.

Sunghoon menarik perlahan Sunoo agar berdiri. Si manis hanya menurut tanpa berkata. Mungkin ia memng sudah sangat mengantuk.

Sunghoon mengeringkan tubuh basah Sunoo dengan bathrob yang ia pegang. Matanya berusaha menemukan arah pandangan Sunoo, tapi kekasihnya itu selalu memutus kontak mata dengannya

Setelah kering Sunghoon membuang handuk itu dan entah bagaimana sudah memakaikan bathrob baru ke tubuh Sunoo. Dengan lembut Sunghoon menggendong tubuh Sunoo.

Manik rubah Sunoo perlahan terangkat menatap Sunghoon.
Tidak lama, sungguh ia belum siap.

Ia tidak mau menangis saat ini, tidak didepan Sunghoon. Ia tak mau membuat Sunghoon berat dengan keputusannya, bagaimanapun dunia kegelapan yang akan Sunghoon hadapi jika ia goyah.

Sunghoon membawa Sunoo dan membaringkannya di tempat tidur bersama dengannya yang memeluk tubuh kecil Sunoo.

Ya malam inii ia berencana bermalam bersama kekasih cantiknya ini lagi.

Sunghoon menepuk pelan punggung Sunoo agar ia segera tertidur.
Sunoo memainkan jemarinya di kain yang membalut dada Sunghoon.

Matanya terasa panas. Apa ia harus membagi Sunghoon ?. Tunggu, apa bahkan ia punya hak mengklaim dia miliknya?

Tidak, perasaan yang Sunoo rasakan tetaplah cinta, siapapun Sunghoon sebenarnya, tidak peduli perbedaan yang mereka miliki, tapi cinta tetap saja cinta. Ia tidak ingin berbagi.

Minefields (SungSun/Sunsun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang