8

2.1K 217 17
                                    


.
.
.

Sunghoon berlutut di ruang luas itu, sendiri, di tengah. Pusat dari ruangan temaram biru itu dengan puluhan pasang mata tertuju padanya.

Para tetua itu, duduk mengelilinginya, persis seperti hakim di pengadilan, tapi mereka begitu banyak, dengan seorang hakim ketua di tengah mereka.

Baju kebangsawanan Sunghoon itu sama sekali tidak berlaku di ruangan ini. Jubahnya terjuntai menyentuh lantai dingin itu, terlihat tidak berharga.

Meski begitu iblis tampan ini masih mengangkat wajah tampannya angkuh, sejujurnya ia sama sekali tidak merasa bersalah apapun hingga berakhir disini.

“Prince, apa benar Anda membunuh ke enam manusia itu dengan tanganmu?”.  seorang tetua yang berkedudukan cukup tinggi sepertinya, bertanya tegas pada sang calon raja itu.

“dengan pedang jika kalian ingin tau tepatnya,” Sunghoon menatap netra tua yang memandangnya dari jauh. Sang kakek, salah satu tetua disana.

“and you brought someone back from the dead without ask permission the elders” Tanya seorang tetua lainnya.

“but you know in the end”

“Prince, jawab dengan tepat dan benar!” tegur salah seorang diantara nya.

Sunghoon menghela nafasnya. Ia harus menurunkan sedikit egonya
“ya”

“and you erased a human's memory”

“ya”

“Anda tau ikut campur dalam hidup dan mati manusia adalah pelanggaran berat, dan menghapus ingatan mereka? it's even heavier”

“but how come you can kill those 6 humans without thinking, but not this one human”

Sunghoon berdecih pelan, sangat lucu mereka menanyakan hal-hal ini ketika sebenarnya mereka sudah mengetahui alasannya.

“apa yang membuatmu meminta ijin kami untuk menghapus ingatannya? Sedangkan Anda dengan gegabah menghapus ingatan seorang manusia lain,.teman adikmu?”

“it's easier to kill him than to bother asking permission to erase his memory... it's very complicated... Anda bahkan meminta untuk tidak mencabut kekuasaanmu terhadapnya” ucap tetua lainnya.

Sunghoon masih mencoba meredam amarahnya. Pertanyaan-pertanyaan bodoh ini harus tetap ia jawab.

“…I love him” hanya satu kalimat ini yang Sunghoon pilih untuk menjawab deretan pertanyaan yang dilontarkan padanya.

Para tetua menertawakan alasan Sunghoon.

Sudah sejak 100 tahun lalu sejak mereka mendapat jawaban yang sama lucunya dengan jawaban pangeran tampan ini.

“why do you have to erase the memory? Sejujurnyah Hubungan kalian tidak melanggar apapun kecuali Pangeran meninggalkan kerajaan seperti Yang Mulia Raja terdahulu dan menolak menikah dengan yang tertakdir untukmu.”

“…”
Sunghoon sedikit terusik. Ini masalahnya, mengapa sang ayah harus diseret lagi?

Demi apapun, ia juga ingin bersikap egois, tapi Sunoo nya, setiap hari akan menangis sedih karena tidak bisa memilikinya seutuhnya, ia harus berbagi!

“and you two-“

“for fuck’s sake! just get my fucking punishment! you guys are too verbose, I don't know if you're old you fucking fussy bastards”

Para tetua terdiam begitu saja mendengar umpatan kasar si pangeran muda ini. Dia selalu terlihat tenang dan dingin.

Umpatan seperti ini hanya biasa mereka dengar dari Niki, dan sungguh itu sama sekali tidak menakutkan seperti ini.

Minefields (SungSun/Sunsun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang