12

1.7K 191 20
                                    

.
.
.
.
.

Namwon's Columbarium
2.5 Tahun yang lalu

Sunoo tersenyum tipis meletakkan guci berisi abu jenazah milik sang nenek ke dalam loker kaca.

Iya, ia tersenyum. Tangisan nya karena kepergian sang nenek hanya beberapa jam saja.
Bahkan saat prosesi kremasi ia sudah berhenti menangis.

Sunoo mengambil sebuah foto dari dalam saku celananya lalu meletakkannya disamping foto sang nenek.

"Nenek tenang saja, aku akan hidup dengan bahagia... Sangat bahagia"
Perlahan ia menutup loker kaca itu dan menyimpan kuncinya.

Sunoo memberi peringatan terakhirnya sebelum ia keluar dari columbarium.

Benar. Ia akan hidup dengan bahagia dengan pria yang dicintainya itu.

Sunghoon berdiri di sisi pintu masuk dengan setelan khas berduka seperti milik Sunoo.

Sejak sang nenek pergi, Sunghoon berada disampingnya. Sunoo dan neneknya hanya tinggal berdua sejak sang nenek membawanya kabur.

Tidak ada sanak saudara. Hanya seorang pastor dan suster dari gereja tempat neneknya beribadah yang datang berdoa.

Sunoo berlari kecil kearah Sunghoon yang berdiri membelakanginya, menyelipkan tangannya memeluk lengan kanan pria tampan itu.

"Maaf, menunggu lama?"
Ucap Sunoo mendongak menatap Sunghoon dengan lengkungan senyum indahnya.

"It's okay sunshine," Sunghoon mengusak pelan rambut Sunoo

"Thankyou for this two days,"

"Anything for you..."
Sunghoon meluangkan waktunya untuk menemani Sunoo selama 2 hari full.

Kepergian nenek Sunoo begitu mendadak. Siang kemarin Sunoo dihubungi pihak rumah sakit, mengabarkan jika sang nenek menurun fungsi jantungnya.
Dan begitu Sunoo sampai, sang nenek sudah pergi.

Sunghoon yang tidak tega melihat sang kekasih menangis sepanjang malam menawarkan untuk bertemu sang nenek untuk terakhir kalinya.

Tidak sulit untuk Sunghoon lakukan. Dan saat itulah Sang nenek memberi pesan padanya untuk berbahagia dihidupnya.
Sunoo berjanji untuk itu.

"My prince, are you in a hurry?"

"No,"

"Then spend 1 more day with me, okay?"

Sunghoon tersenyum dan mengangguk.

Keduanya berjalan keluar dari area columbarium berdampingan. Sunoo menggenggam tangan Sunghoon, matanya tidak lepas dari itu.

Satu-satunya dukungan yang ia dapat saat sang nenek pergi. Sunghoon.

"Apa kalian sepasang kekasih?"

Sunoo menghentikan langkahnya saat seorang kakek menegurnya di pintu keluar columbarium.
Seorang pria paruh baya dengan beberapa barang jualan aneh,menurutnya.

Terlihat seperti barang antik atau bisa ia sebut sedikit menyeramkan.

Sunoo menoleh ke arah Sunghoon yang mengangguk pada si kakek itu.
Sebuah senyuman Sunoo sunggingkan diwajah cantiknya.

"Kalian terlihat serasi. Sangat serasi! Apa kalian mau ku ramalkan?"
Tanya si kakek antusias.
"Kalian pelanggan pertama hari ini,"

"Maaf tapi kami tidak punya wak-"

"Iya, kami mau!"
Sunoo memotong ucapan Sunghoon sambil memberi isyarat pada kekasihnya itu untuk menurut.

Sunghoon hanya menghela nafasnya kemudian tersenyum tipis sambil mengangguk.

Minefields (SungSun/Sunsun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang