5

2.2K 226 0
                                    

.
.
.
.
.
Sunoo terbangun tanpa Sunghoon di jangkauan matanya.

Setelah mengirimi Jungwon pesan singkat ia memilih untuk tidur dan baru terbangun di jam 7 ini.

Setitik airmata jatuh tanpa ia sadari.

Sesakit ini saat Sunghoon meninggalkannya. Padahal samar ia mendengar kekasihnya itu akan kembali besok.

Mungkin tidak akan terasa sesak seperti ini jika Sunghoon tidak akan menikah dalam waktu dekat.

Sunoo merasa Sunghoon akan bisa meninggalkannya secara tiba-tiba kapanpun, membuatnya menunggu tanpa kepastian. Akan lebih baik jika iblis tampan itu berpamitan terlebih dulu.

Setidaknya mereka bisa menghabiskan satu malam terakhir mereka dengan hebat sebelum Sunoo memutuskan untuk mati.

Rencana gila Sunoo.

Sunoo menghapus kasar jejak airmata di wajahnya.

Sunoo beranjak dengan malas dari tempat tidurnya, membawa tubuh lelahnya menuju kamar mandi.

15 menit.

Sunoo kembali dengan pakaian peach nya. Rambut setengah basah dan mata yang sedikit bengkak memerah.

Langkah nya berhenti di dapur minimalisnya. Ah, seharian Sunoo tidak memakan apapun. Kali ini ia berencana memasak ramyeon instan. Setidaknya jika Sunghoon datang ia akan tetap terlihat baik.

Bibir mungilnya mencoba menyesap makanan hangat dihadapannya, mencari rasa gurih yang biasa ia nikmati saat melahapnya.

Hambar.

Tangan lentiknya menyerah menyuapkan makanan itu.

Sunoo beralih memegang Hp nya yang ia mode flight.

Senyumnya terukir begitu saja melihat  isi galeri nya.

Penuh dengan fotonya dan Sunghoon. Terkadang ia juga memotret kekasihnya itu diam-diam. Terlalu sayang jika ia tidak mengabadikan ketampanan Sunghoon.

Sunoo mengusap lembut layar ponselnya. Deretan foto kencan pertamanya dengan Sunghoon di sebuah taman.

Hari itu Sunoo harus memelas meminta itu pada Sunghoon. Kekasih tampannya itu sangat menghindari menampakkan dirinya dihadapan mata biasa. Jadilah Sunoo harus memohon padanya.

Baru menginjakkan kaki di muka umum, Sunoo tau alasan Sunghoon enggan.

Semua mata tertuju padanya.

Maksudnya Sunghoon.

Terlalu tampan memang. Tubuh tinggi tegap. Rambut hitam legam, alis tebal, kulit seputih es.

Uh, penampilannya sangat mencolok, padahal pakainnya hanya kaos berwana abu dibalut dengan jaket denim putih.

Sunoo memutar bola matanya malas.
Demi apapun, itu terakhir kalinya Sunoo meminta Sunghoon terlihat di muka umum.

“aku tidak akan memintamu lagi untuk ini” Sunoo menvebikkan bibirnya kesal dibalik masker hitamnya. Walaupun ia belum terlalu terkenal,tapi tetap saja wajahnya sudah muncul di beberapa drama.

“you’re jealous” Sunghoon tersenyum meledek sang kekasih yang masih menekuk wajahnya.

Chup.

Sunoo membulatkan mata rubahnya lucu terkejut dengan tindakan Sunghoon. Bagaimana bisa pria sempurna ini menciumnya. Didepan umum.

Maksudnya adalah Sunoo tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu.

Menjadi berharga dan diakui oleh orang lain, sungguh Sunoo tidak pernah mendapat itu selain dari Nenek nya.

Minefields (SungSun/Sunsun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang