✧✧Suasana di kelas sangat ricuh akibat jamkos, lagi-lagi Bu Retno tidak mengajar,tidak ada alasan yang jelas kenapa Bu Retno tidak masuk kelas XI MIPA 1, membuat Mella berpikir apakah semua guru zaman sekarang hanya memakan gaji buta?.
Mella memilih keluar kelas, ia duduk di kursi panjang depan kelasnya, mendengarkan lagu lewat hedset kesayanganya.
Baru saja Mella memejamkan mata,ponselnya tiba-tiba berdering.
Layar ponselnya menampilkan nama sang penelpon, Babi.Mella bergumam malas menekan tombol hijau di polsenya.
"Gue sibuk."kata Mella tak sabar.
Belum sempat lawan bicara Mella menjawab, Mella sudah mematikan ponselnya terlebih dahulu.
Dia Raka Brigdana --- kakak tiri Mella.
Mella melanjutkan aktivitasnya tadi yang sempat terganggu, belum ada satu menitseseorang memanggilnya.
"Ck, Apalagi sih?"
Mahen berdiri memperhatikan Mella yang meundukan kepala menata rambut yang sedikit berantakan.
Mahen mengulum senyum, memandang pemandangan yang ada didepannya ini.
"LO--"pekik Mella tidak percaya apa yang dilihatnya saat ini.
Mengapa Mahen ada disini? Sedang apa dia? Menjadi tukang kebun juga jelas bukan karena Mahen sekarang memakai seragam sekolah persis seperti miliknya.
"Iya, ini aku Mahen."jawab Mahen tersenyum.
Mella masih dengan tampang cueknya berdiri dari kursi lalu kakinya melangkah masuk ke dalam kelas.
Mahen melongo melihat sikap Mella itu, kenapa gadis itu terlihat kejam sekali pada Mahen,menganggap seolah Mahen makhluk ghaib.
Bagaimana pun juga Mella memang seperti itu dingin, Mella hanya akan bersikap manis kepada orang-orang tertentu.
"MBAK KOK SAYA DI TINGGAL?" Teriak Mahen sidikit frustasi.
Akhirnya, Mella mengahampiri Mahen dengan tangan bersedekap di dada.
"Lo masih berani panggil gue mbak?"tanya Mella dengan tampang sangat datar.
Mahen membuang muka, diam-diam Mahen salting ditatap Mella yang sangat intens itu.
Bukanya takut atau menyerah menghadapi cewe dingin yang ada di depanya ini, Mahen justru ingin membungkus Mella untuk di jadikan menantu untuk Bundanya di rumah.
"Kalo Sayang?"
"Hah?"
"Sayang?"
Saking kesalnya Mella mendaratkan tanganya ke perut Mahen.
Mahen mengaduh akibat cubitan maut dari Mella."katanya gak boleh panggil sayang."
"Siapa juga yang mau lo panggil sayang?"
Mahen tertawa kecil,"Jangan marah, baju kita samaan loh, couple. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Savage Girl Love (On Going)
HumorYang tak pernah bisa di hindari dari cinta ialah kehilangan Selalu ada yang hilang × -gadis_unta/♥