Savage Girl Love (On Going)

8. Jagoan

ლ

Ting!

satu pesan dari nomor yang tidak kenal, Camella meraih hape nya.

•08978××××

|Assalamualaikum Camella.

Wa'alaikumsalam,sp?|

|Ini.. Mahen..

Knp chat gue?|

|Kita kan tetanggaan hehe.

|Gue ke rumah lo sekarang!

Read.

Camella membereskan buku pelajaran setelah selesai mengerjakan tugas, kali ini Camella ingin mandi lalu tidur siang.

Tok.. Tok..

Camella menaruh kembali handuknya, membuka pintu.

"Mami udah pulang kerja bi?"

Bi Mona menggeleng, "Ada teman nya non di bawah."

"Bi.."

Bi Mona menutup mulutnya, refleks memanggil non. Memang wajar jika asisten rumah tangga memanggil anak majikanya dengan non tapi masalahnya Camella tidak suka panggilan tersebut, ia lebih nyaman dengan namanya sendiri.

Banyak sisi baik Camella yang tidak terlihat di depan publik, semua orang di luar sana pasti mengira jika Camella adalah perempuan berwajah dingin dan terlihat angkuh.

"Ada te-men adek di bawah."

Camella menghela napas lalu berusiap turun ke bawah.

"Gapapa kan bibi panggil adek?" tanya Mona gugup takut anak majikanya tidak suka panggilan darinya.

"Gapapa bi," ujar Camella tersenyum.

Mahen menatap sekitar rumah Camella, ia tersenyum bernostalgia akan kejadian waktu ia menegur Camella dan teman-teman nya ketika sedang asik menyanyikan lagu dangdut.

Setelah sampai di bawah, pintu otomatis terbuka memperlihatkan Mahen yang sedang membawa buah-buahan.

"Lo beneran kesini?"

"Aku itu salah satu cowo yang pasti, kaya pasti mencintai mungkin?"

Camella mengerutkan keningnya, tidak paham, "Mencintai bibi gue, makanya lo kesini?"

Mahen membuang napas kasar, sangat sulit mengkode gadis ini, mungkin nanti ada saatnya Camella sadar.

"Ini rumah apa hotel ya Mel gede banget."

"Punya lo juga gede."

Wajah Mahen pucat mendengar kalimat ambigu dari Camella, sedangkan Camella hanya memasang wajah polos, muka gadis itu terlihat sangat liat tapi lihat Camella sama sekali tidak mengerti.

Mahen berdehem berusaha terlihat sebiasa mungkin,

"Mel?"