4.Makan malam

46 35 2
                                    


✧✧

"Jam 7 malam nanti ya sayang, kita makan malam sekeluarga di luar ada Mama Tanti juga."

"Oh iya, Papi udah suruh Kak Raka jemput adek."

Mella bernapas sebal, membaca pesan yang ada di layar ponselnya.

"Makan malam keluarga? Pembohong,"
Ucap Mella lirih.

Saat umur 6 tahun, orang tua Mella bercerai, Anang-- Papi kandung Mella menikah dengan Tanti, anak jenderal kaya raya.

Tidak seperti waktu ia masih kecil yang belum paham arti dari kata bercerai, kini saat sudah cukup dewasa Mella mulai mengerti alasan Papinya meninggalkan Ana---Mami tercintanya.

Papi nya itu lebih memilih Tanti yang lebih kaya raya daripada Ana, yang hanya menjabat direktur di rumah sakit.

"Adek? Udah ada kakak mu di luar."Ana sedikit berteriak di luar pintu kamar putrinya.

Mella pun segera membuka pintu kamarnya,"Adek gak punya kakak."kata Mella penuh dengan penekanan.

Ana tersenyum,"Maaf, Mami gak bisa kasih kamu seorang kakak, tapi--"Ana menghela napas berusaha tersenyum sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Mama Tanti bisa kasih kamu seorang kakak."

Mella diam-diam meremas kain rok nya, menahan agar ia tidak menangis di depan Ana, Mella bisa merasakan lewat setiap kalimat Ana tadi, seperti Ana harus terpaksa menerima kenyataan mantan suaminya yang dulu ia cintai dan rasa itu tidak pernah berubah hingga sekarang dan Ana terpaksa harus menelan pahit kenyataan mantan suaminya itu sudah mempunyai keluarga baru.

Mella memeluk Ana erat,"Adek sayang banget sama Mami lebih dari apapun di dunia ini, ingat itu ya Mi?"

Ana terkekeh, bersyukur mempunyai Putri semanis Mella,"Jangan galak-galak kamu di sana ya adek, love u."

Raka membukakan pintu mobilnya saat Mella mau masuk,

Mella melirik sinis Raka, tapi ia tetap mengucapkan terimakasih.

Mella bingung dengan sikap Raka, padahal Mella sering melontarkan kalimat pedas, namun Raka tetap bersikap baik layaknya seorang Kakak menyayangi adiknya.

Saat sudah di dalam mobil Mella memakai kacamata hitamnya, yang sengaja ia bawa.

Raka melirik Mella sambil memutar stir mobilnya,"Lo gak ngira kita mau ke pantai kan?"

Mella diam tidak merespon.

"Atau..lo sengaja bawa karena lo habis nangis?"dengan nada khawatir, Raka pun menoleh sepenuhnya ke arah Mella.

Mella yang semakin tidak nyaman, di perhatikan Raka, ia pun membalas,
"Gue bawa ini karena gue gak mau mata gue kontak langsung dengan lo--" Mella menunjuk Raka dengan jari telunjuknya.
"Dan Mama lo."

Raka sudah biasa mendengar ujaran kebencian dari Mella. Ia tidak marah ataupun kesal, Raka itu cowo peka dan sangat pengertian. Jadi ia paham dengan perasaan Mella.

Siapa sih yang tidak benci ketika seorang Ayah meninggalkan keluarga kecilnya dan menikah lagi, lalu memiliki keluarga baru yang lebih utuh dan kaya raya?

Savage Girl Love (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang