3

2K 283 65
                                    

"Hei...? Apa kau masih berada disana?"

Suara dari sebrang telfon membuat Xiao Zhan tersadar dari acara merutuknya dan ia dengan cepat menjawab. Tangannya gemetaran, ia gugup sekaligus senang masih ada kesempatan untuk mengetahui siapa orang di balik telepon ini.

"Masih! A-aku masih ada disini,"

Lelaki itu tertawa renyah mendengar suara Xiao Zhan. Tidak ada lagi nada ketakutan seperti saat pertama kali menelpon. Suara lelaki itu sangat hangat dan terdengar menyenangkan, "tenanglah, aku tidak akan pergi"

Xiao Zhan merutuk sekali lagi. Sial! Apakah suaranya menyiratkan bahwa ia takut orang itu akan pergi seperti sebelumnya? Memalukan! Xiao Zhan merasa seperti kehilangan muka saat ini.

"Ekhm! Awas saja kau pergi!" Xiao Xhan berdehem menekan rasa malunya.

"Tidakk, tidak pergi, jadi apa kau benar - benar dari masa depan? Tahun berapa disana?" Tanya orang itu tampak tidak sabar.

"Sebenarnya aku kebingungan dengan apa yang kau maksud 'dari masa depan' tapi disini tahun 2021," jawab Xiao Zhan sembari menyamankan duduknya di atas sofa.

"..kau tidak bohong kan? Tidak bercanda?"

"Tentu tidak!"

"Wah ini sangat keren! Seperti apa di masa depan? Apa ada motor terbang?"

Xiao Zhan tersedak.

"Tidak, tidak"

"Kau tinggal dimana?"

"Yunmeng, aku tinggal di apartemen"

"Astaga! Bangunan macam apa itu?"

Sebentar sebentar, kenapa jadi orang ini yang penasaran? Seharusnya Xiao Zhan yang penasaran dan menanyakan banyak hal! Kenapa jadi kebalik?

Tapi mendengar antusiasme orang itu membuat Xiao Zhan merasa senang. Ia hanyalah orang asing, mengapa orang di sebrang sana sangat bersemangat untuk berbicara dengannya? (Zhan , kamu juga gitu astaga :'v)

"Kau kelas berapa?"

"Mm kuliah , baru tahun kedua,"

"Wah! Aku lebih muda ternyata, aku masih SMA!"

"Aku akan memanggilmu Gege!"

"Gege suda makan malam?"

"Ya ya, kau bocah kecil nakal cerewet,"

"Aku bukan bocahh!!"😡😡😤😤

Gemes banget!

.
.
.
.

Hari semakin larut, Xiao Zhan mengganti baju seragamnya sambil menelpon. Ia juga membawa telepon itu ke kamarnya. Orang disana terus melontarkan pertanyaan - pertanyaan polos. Ia terdengar sangat penasaran dan Xiao Zhan dengan senang hati menjawabnya.

"By the way, ini sudah malam, mengapa kau masih bersemangat mengobrol dengan orang asing sepertiku?"

Sebenarnya hari ini Xiao Zhan agak lelah, apalagi ia sudah sekolah lalu mengitari Kota Yunmeng di sore hari bersama Ji Li. Itu lumayan menguras tenaganya. Apalagi semakin malam, ia merasa kantuk menyerang kelopak matanya. Tapi anak itu masih terdengar sama bersemangatnya seperti saat sore hari.

"Tentu saja aku sangat bersemangat.. aku sedang menelponmu,"

Xiao Zhan mulai merebahkan dirinya di kasur. Ia sangat mengantuk, "tapi mengapa?"

"Kau tahu? Jika kau menempelkan nomormu di telepon ini, kekasihmu dari masa depan akan menelponmu!"

"Jadi aku sangat bersemangat menelponmu, karna kau bukan orang asing, kau adalah masa depanku!"

..

.....

......HUH??

Mata Xiao Zhan yang tadinya 5 watt menjadi 20 watt, ia terkejut dan membelalakkan matanya.

"Aku bukan kekasihmu, sialan!"

Ia mengatakan itu dan reflex mengutuk. Mukanya bersemu merah hingga ke telinga. Ia merasakan jantungnya berpacu dan duduk bersandar di ranjang untuk menetralkan nya.

"Sekarang bukan, nanti iya"

"Percaya diri sekali kau bocah?"

"akan ku buat kau jatuh cinta padaku~"

"Tunggu 100 tahun lagi untuk membuatku mencintaimu, bodoh"

Kekasih? Masa depannya? Benar - benar konyol! Tidak ada hal yang seperti itu! Itu hanyalah mitos anak - anak. Bahkan percakapan di telepon ini pun mungkin hanyalah bualan.

"Aku akan menunggumu selama apapun itu,"

Xiao Zhan tertegun. Suara bocah di sebrang sana terdengar teduh dan sangat serius. Tidak ada lagi nada bercanda seperti tadi. Apa anak ini benar - benar serius?

"Jangan melakukan hal yang sia - sia bocah," Xiao Zhan menghela nafas. Bocah ini sangat polos, banyak hal yang harus dikejar untuk masa depannya, seperti prestasi atau pekerjaan, apapun, selain orang asing seperti dirinya.

"Mencintaimu bukanlah hal yang sia - sia,"

Xiao Zhan tersedak, entah sudah yang keberapa kalinya. Ia memutuskan untuk mengabaikan topik ini dan mengalihkan pembicaraan.

"Sudah malam, tidurlah, bocah sepertimu akan kesiangan untuk masuk sekolah besok," ucapnya. Ia juga takut kesiangan untuk kelas paginya besok.

Orang disana terdiam selama beberapa saat, "sayangnya aku tidak bersekolah"

Suaranya terdengar begitu rendah, dan juga dingin. Sangat kontras dengan nada suaranya yang sebelumnya. Xiao Zhan merasakan ada yang ganjil dan ingin menanyakannya, "Kena-"

"Mari tidur, bagaimana kalau kekasihku kesiangan esok hari? Aku pasti tidak akan memaafkan diriku"

Suaranya berubah kembali menjadi hangat dan jahil. Xiao Zhan mengatupkan bibirnya, menelan mentah - mentah kembali rasa penasarannya. Ia dapat merasakan bocah itu memang menyembunyikan sesuatu dan sangat tidak sopan jika Xiao Zhan tetap menanyakannya.

"Baiklah, tapi beritahu dulu namamu," ucap Xiao Zhan.

"Kau duluan,"

Xiao Zhan mengelus dadanya sabar. Sabar.. sabar.. kalo ngga sayang uda kena bacok, "Xiao Zhan, kau?"

"Nama yang sangat cantik," pujian itu tidak palsu. Terdengar nada kagum dan memuja dari bocah itu. Xiao Zhan kembali tersipu namun ia menantikan siapa identitas dari bocah ini.

"Namaku Yibo.. Wang Yibo"

"Mari bertemu lagi esok jam 05.20"

Dan dengan begitulah pembicaraan malam itu berakhir.

.
.
.
.
.
.
.

Hai~ seperti biasa up malam malam HAHAHAHHA (づ ̄ ³ ̄)づ

Aku ingin mencoba mengedit trailer untuk wp ini hmm bisa kaga ya :'v tapi kayanya menarik ~

Jangan lupa vote dan comment ya♡

Telepon, Aku, Dan Kamu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang