17

1.7K 228 40
                                    

"Mau ku antar pulang?"

Tawaran kecil dari Yibo membuat Xiao Zhan menghentikan langkahnya dan berbalik. Mereka masih berada di pintu toko dan merasa canggung karna baru pertama kali bertemu. Yibo terlihat murung dan Xiao Zhan memutuskan untuk menghampirinya sementara Haikuan pergi menyiapkan mobil.

"Kenapa sedih?" Tanya Xiao Zhan sambil menepuk bahu Yibo.

"Aku tidak bisa bebas menyayangi Gege disini, mau antar pulang saja rasanya berbahaya jika ada yang melihatnya," gerutu Yibo dengan suara kecil.

Xiao Zhan merasa gemas melihat Yibo menggerutu dan ia membuka tangannya lebar-lebar untuk memeluk tubuh yang lebih kekar darinya itu.

"Tidak apa, Gege bisa pulang sendiri, meskipun kurus aku ini kuat! Jadi jangan khawatir," Ucapnya menyemangati Yibo.

"Humph.." Yibo mendengus dan membalas pelukan itu erat.

Ia menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Xiao Zhan. Menikmati aroma manis yang menenangkannya. Xiao Zhan membiarkan Yibo dan mengelus kepalanya. Tidak ada rasa risih, pelukan itu membuatnya merasa aman dan nyaman.

"Ge.. maukah kau malam ini membereskan barangmu? Besok pagi ku jemput dan kita akan pindah ke desa. Tapi jika tidak setuju besok, aku bisa menunggu dan menentukan tanggal yang tepat.." Yibo kembali bersuara. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Xiao Zhan penuh harap.

"Tidak apa, aku sudah menyelesaikan kuliahku, kita bisa pindah besok," Xiao Zhan membalas tatapan Yibo dan tersenyum hangat.

"BENERAN GE?" Ekspresi Yibo yang tadinya murung menjadi sumringah kembali.

"Iya Bo-dii," Xiao Zhan terkekeh melihat Yibo tersenyum dan mencubit pipinya pelan. Menggemaskan!

"Yaampun! Aku sangat bahagiaaaa! Aw! Apa aku menginap saja di apartemen Gege malam ini?" Yibo tertawa senang dan memeluk Xiao Zhan lebih erat.

"Bersabarlah dan tunggu besok pagii Yiboo-ge,"

Muka Yibo bersemu merah ketika Xiao Zhan memanggilnya dengan sebutan 'gege'. Xiao Zhan ikut tersipu melihat wajah Yibo yang malu-malu dan mengibaskan tangannya.

"T-tidak salah bukan? Ahahahaa.." ia tertawa canggung. Kalau Xiao Zhan tidak salah perhitungan, seharusnya saat ini Yibo lebih tua darinya.

Yibo menyentuhkan keningnya pada kening Xiao Zhan. Kedua mata mereka menatap dalam satu sama lain. Jantung Xiao Zhan berdegup kencang, namun karna pelukan erat itu, ia tahu ia tidak deg-deg an sendirian. Ia dapat merasakan jantung Yibo sama cepatnya dengan detak jantungnya.

"Lagi," ucap Yibo.

"L-lagi apa..?" Xiao Zhan tergagap.

"Panggil aku gege,"

"Yibo-gege? Iboo-ge..?" Xiao Zhan memiringkan kepalanya dan mengatakan itu dengan bingung.

Cup

Sebuah kecupan singkat mendarat di bibirnya. Tentu saja Yibo yang menjadi pelakunya. Xiao Zhan mematung, hanya bisa memproses kejadian itu dengan lambat. Yibo tersenyum melihat Xiao Zhan yang non-responding itu lalu mengecupnya kembali sedikit lebih lama.

"Mmph.." kali ini Xiao Zhan sadar dan menepuk bahu Yibo karna ia kehabisan nafas. Yibo menciumnya terlalu lama!

Yibo melepaskannya dan Xiao Zhan langsung terengah-engah, menarik nafas sebanyak banyaknya. Yibo memeluk pinggang Xiao Zhan lebih erat dan berbisik pelan di telinga Xiao Zhan.

"Aku sangat merindukanmu," lirihnya.

Xiao Zhan hanya bisa terkikik geli karna hembusan nafas Yibo di telinganya dan ikut memeluk leher Yibo lebih erat.

Telepon, Aku, Dan Kamu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang