Aku ingin melindungimu dari orang-orang jahat. Jika tidak bisa aku akan melenyapkan mereka semua.
Itulah yang ia pikirkan. Itu tujuannya.
Lalu setelah 'melenyapkan mereka semua', apa?
Setelah itu apa?
Tujuannya akan terpenuhi dan ia pun tidak perlu hidup lagi. Peluru sudah ditembak ke langit. Garis start sudah terlewati. Tinggal sepetak jalan menuju garis finish. Ia akan tiba disana dan 'menang'
Setelah menang, semuanya akan berakhir di garis finish ini.
Setelah membunuh semua orang, ia akan mengakhiri hidupnya disini.
Ia akan berakhir. Ia akan mati.
Yibo menutup matanya dan terbayang sebuah jalan. Hanya beberapa langkah lagi ia akan mencapai bendera finish. Setelah garis finish itu tergantung sebuah tali dengan simpul yang indah.
Ia akan menang disana.
Mengeratkan genggamannya pada pisau. Ia kembali melangkah ke depan tanpa ragu. Mengabaikan teriakan beberapa orang yang melihatnya memegang senjata tajam. Mengabaikan orang-orang yang berlarian kesana kemari menghindarinya. Tidak perlu repot, kemanapun mereka lari, Yibo akan mengejarnya.
Ia menatap semua kekacauan di depannya dengan tatapan tajam. Tidak ada lagi rasa iba dalam tatapan menyakitkan itu. Semua orang tidak akan lepas dari cengkramannya!
"Yibo, maukah kau bahagia bersamaku?"
Bahagia...? Bersamamu?
Ia merasakan sebuah pelukan hangat menyelimutinya. Menghentikan langkah jenjangnya. Bahkan genggamannya pada gagang pisau seakan melunak. Semua orang tampak melototinya dengan teror di mata mereka, namun ia tidak memedulikannya.
Suara Xiao Zhan begitu jernih dan jelas. Selain masuk ke dalam telinganya, juga bersemayam di relung hatinya. Kepingan hati yang memudar mulai kembali menyatu. Secercah harapan menyentuh mata Yibo.
Bagaimana jika tujuanku berubah? Dari 'melenyapkan mereka' menjadi 'bahagia bersama Xiao Zhan' ?
Yibo menunduk, ia melihat jalan yang tadinya hanya sepetak, berubah menjadi sebuah garis start. Perjalanannya yang tadinya pendek berubah menjadi panjang dengan sedikit lika-liku. Di ujung sana, tentu sebuah bendera finish berkibar. Tidak ada lagi tali dengan simpul indah itu. Perjalanannya masih panjang.
"Bahagia.. bersamamu? Apakah itu seharusnya menjadi tujuan hidupku?"
Setelah sekian lama Yibo berdiam diri, akhirnya ia membalas ucapan Xiao Zhan. Gumamannya pelan, namun Xiao Zhan dapat mendengarnya dengan jelas. Xiao Zhan yang sedari tadi hanya diam dan menunggu balasan dari Yibo langsung tersentak mendengar suara Yibo kembali terdengar. Ia nyaris menangis karna sempat mengira Yibo akan meninggalkannya disana sendirian.
"Ya! Yibo! Iya! Bahagia lah bersamaku! Itulah tujuan kita hidup! Itulah tujuan kita dipertemukan! Bahagia bersama!" Xiao Zhan tanpa malu berteriak lantang.
Matahari semakin meninggi. Orang mulai berlalu-lalang diatas jembatan, memperhatikannya berteriak di sisi sungai. Xiao Zhan tidak peduli. Ia tetap meneriakkan itu dengan lantang. Ia meneriakkan itu dengan berani. Ia tidak boleh mundur!
Sekalipun ia hanya sendirian. Sekalipun ia hanya berdiri di tanah kosong tanpa siapapun yang mendukungnya, ia tahu Yibo ada disana. Berjuang di sisi lainnya. Berjuang untuk bersama. Ia menghapus air matanya.
Bahagia bersama Xiao Zhan?
Baiklah sudah ku putuskan.
Yibo membuka matanya dan tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Telepon, Aku, Dan Kamu [End]
FanfictionSore itu Xiao Zhan membeli sebuah telepon tua lalu menemukan nomor misterius. Tak ingin mati penasaran, ia mencoba menelpon dan tersambung ke masa lalu! "Kau tahu? Jika kau menempelkan nomormu di telepon ini, kekasihmu dari masa depan akan menelpon...